Ada banyak pemeriksaan di awal kehamilan untuk memastikan kehamilan dan janin tetap sehat. Salah satunya pemeriksaan TORCH, yaitu tes yang dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi atau virus yang bisa menular pada janin. Lalu, kapan sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan?
Apa itu pemeriksaan TORCH?
Pemeriksaan TORCH adalah tes untuk mendeteksi adanya penyakit pada ibu hamil yang bisa berefek pada janin dan berakibat fatal.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan melakukan pemeriksaan ini untuk mencegah penyakit yang dialami Bumil tidak menginfeksi janin. Beberapa penyakit tertentu memang dapat menembus plasenta, ditambah lagi janin memang lebih peka terhadap infeksi, terutama saat usia kehamilan memasuki 3-4 bulan.
Jika dibiarkan, infeksi tersebut dapat menyebabkan permasalahan serius. Antara lain, gangguan otak dan sistem saraf, keterlambatan pertumbuhan dan cacat lahir.
Dampak lain yang bisa dialami bayi setelah lahir, adalah:
- Permasalahan jantung
- Masalah pendengaran
- Katarak
- Kejang
- Penyakit kuning
- Keterbelakangan intelektual
- Kadar platelet yang rendah
Lantas, apa saja golongan penyakit yang perlu diwaspadai?
Toksoplasmosis
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang dapat menginfeksi sistem saraf pusat dan mata. Ibu hamil yang menderita infeksi ini dapat menular melalui plasenta dan menyebabkan kelainan janin.
Umumnya, jenis parasit ini ditemukan pada kotoran hewan, konsumsi daging tidak matang dan telur mentah. Bunda sebaiknya waspada, karena bayi yang terinfeksi dalam rahim biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu selama beberapa tahun.
Rubella
Merupakan virus yang menyebabkan campak Jerman. Infeksi ini menjadi yang paling berbahaya terhadap janin karena dapat menyebabkan kelainan jantung, tuli, gangguan penglihatan, infeksi paru-paru, kelainan darah bahkan memicu keguguran dan bayi lahir mati.
Untuk itu, pemeriksaan dan vaksinasi rubella sangat penting dilakukan sebelum menikah atau saat sedang merencanakan kehamilan. Pemberian vaksin sebaiknya dilakukan satu bulan sebelum positif hamil.
Bila Bunda belum pernah atau tidak yakin pernah melakukannya, maka dokter akan menganjurkan vaksin ini untuk mencegah penyakit berbahaya.
Cytomegalovirus (CMV)
Virus CMV umumnya mendera orang dewasa dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan serius, namun berbeda jika ibu hamil yang mengalaminya. Virus ini dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, gangguan penglihatan, pneuminia, kejang dan kelainan mental pada janin yang sedang berkembang.
Herpes Simpleks
Virus herpes biasanya menular pada janin melalui jalan lahir bayi, apalagi jika ibu menderita herpes genital. Infeksi ini sebaiknya tak dianggap remeh karena dapat menyebabkan masalah serius seperti kerusakan otak, masalah pernapasan dan kejang, Gejala biasanya muncul saat bayi berusia dua minggu.
Infeksi lainnya
Kategori berikut mencakup beberapa jenis infeksi yang dapat mengakibatkan komplikasi pada janin yaitu sifilis, Varicella-zoster (cacar air), campak, HIV, dan virus zika.
Pemeriksaan TORCH, seperti apa prosesnya?
Tes ini sebenarnya sangat sederhana. Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk mendeteksi antibodi penyakit tersebut secara spesifik. Pemeriksaan dilakukan satu paket, namun pemeriksaan antibodi sendiri dapat dilakukan secara terpisah.
Kulit di bagian lengan akan dibersihkan hingga steril, lalu darah akan diambil melalui pembuluh vena dengan tabung steril tersedia untuk mengumpulkan sampel.
Setelah dirasa cukup, tes pun selesai dan sampel darah akan dibawa ke laboratorium untuk dicek bagaimana antibodi spesifik terhadap mikroba penyebab penyakit TORCH. Antibodi yang dicek umumnya adalah IgG dan IgM.
Hasil Pemeriksaan TORCH
Hasil pemeriksaan akan menjelaskan apakah Anda sedang terindikasi mengalami penyakit menular atau tidak. Sebagian tes biasanya dilakukan terpisah, baik sebelum kehamilan maupun masa awal kehamilan.
Jika hasilnya negatif maka janin baik-baik saja dan tidak memiliki riwayat infeksi apapun.
Namun, hasil yang menunjukkan positif harus dipastikan lagi apakah infeksi pada tubuh sedang aktif yang ditandai dengan adanya antibodi IgM dan antibodi IgG menandakan infeksi yang pernah Anda derita sebelumnya.
Namun, terdapat metode diagnosis lain yang dapat dilakukan untuk memamstikan hasil yang akurat yakni sebagai berikut:
- Tes pungsi lumbal untuk mendeteksi adanya infeksi toksoplasmosis, rubella dan herpes simplex
- Pemeriksaan kultur lesi kulit untuk mencaritahu penyebaran virus herpes simplex
- Tes kultur urine untuk deteksi dini Cytomegalovirus
Pasien biasanya juga membutuhkan pemeriksaan darah lanjutan untuk memastikan apakah sedang mengalami infeksi TORCH. Jika diagnosis sudah ditentukan, dokter kemudian akan membicarakan pengobatan terbaik untuk diberikan pada pasien.
Pemeriksaan TORCH memang sederhana dan minim risiko, namun umumnya akan ada reaksi tertentu pada kulit, misalnya kemerahan di lokasi pengambilan darah, nyeri, infeksi dan lebam.
Perempuan yang berisiko terkena virus TORCH
Virus TORCH rentan mengenai wanita yang sedang hamil, namun ada beberapa golongan orang yang memiliki risiko lebih tinggi:
Perempuan seperti apa yang berisiko terkena virus TORCH?
- Bagi gemar mengonsumsi sayuran mentah seperti salad atau karedok
- Suka mengonsumsi daging kurang matang dalam intensitas sering
- Perempuan yang memelihara hewan namun tidak memerhatikan kebersihan hewan
Kesehatan jabang bayi sebaiknya harus Parents perhatikan. Dteksi dini dengan pemeriksaan kehamilan pada fase awal menjadi hal krusial dilakukan agar komplikasi fatal pada janin bisa dihindari.
Referensi : Healthline, WebMD
Baca juga :
Pemeriksaan Kehamilan Pertama Kali yang Wajib Dijalani Ibu Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.