Pediatric Abdominal Trauma menjadi salah satu cedera yang cukup fatal pada anak. Bahkan, bila tidak ditangani dengan serius bisa menyebabkan kematian. Sebab, cedera perut pada anak seringkali tidak dikenali gejala awalnya. Untuk itu berikut penjelasan tentang trauma abdominal pada anak dari gejala serta penanganannya.
Definisi
Sumber: freepik
Abdominal trauma disebut juga sebagai cedera di perut. Rongga perut terletak di bawah tulang rusuk dan di atas rongga panggul. Cedera apa pun dapat menyebabkan kerusakan serius pada beberapa organ perut, termasuk hati, limpa, atau perut.
Pediatric Abdominal Trauma bisa dikatakan sebagai cedera perut yang dialami oleh anak-anak. Menurut National Library of Medicine, trauma abdomen terjadi pada sekitar 25% pasien anak dengan trauma mayor. Hal tersebut juga merupakan penyebab paling umum dari cedera fatal yang tidak diketahui pada anak-anak. Trauma abdomen anak biasanya bersifat tumpul dengan limpa menjadi organ yang paling sering cedera.
Sementara itu, melansir Emedicine, perut menjadi daerah anatomi ketiga yang paling sering mengalami cedera pada anak-anak, setelah kepala dan ekstremitas. Trauma abdomen dapat dikaitkan dengan morbiditas (kondisi tidak sehat) yang signifikan dan mungkin memiliki mortalitas setinggi 8,5%. Perut adalah tempat paling umum dari cedera fatal yang tidak dikenali gejalanya pada anak-anak.
Artikel Terkait: Sakit Perut pada Anak, Pertanda Apakah?
Gejala
Sumber: freepik
Mengutip situs Hato Hone St John, beberapa gejala cedera perut pada anak meliputi tanda berikut ini. Namun, gejala berikut mungkin tidak semua dialami oleh anak.
- Riwayat cedera pada area perut
- luka berdarah atau luka lain yang terlihat jelas, mungkin dengan usus yang terlihat
- sakit parah dan kemungkinan kejang otot di dinding perut
- mual atau muntah
- memar pada kulit
- pasien tidak dapat berdiri dan memegang daerah yang terluka untuk menghilangkan rasa sakit
- pasien menunjukkan indikasi lain dari perdarahan internal.
Artikel Terkait: Kaki Datar pada Balita: Jenis, Penyebab, hingga Cara Pencegahan
Jenis Trauma Abdomen dan Penyebabnya
Mengidentifikasi cedera pada perut memang cukup menyulitkan karena terkadang terdistraksi oleh cedera lainnya. Seperti dikutip dari Patient, ada dua jenis trauma perut:
1. Pediatric Abdominal Trauma, Salah Satunya Trauma Tumpul abdomen
Trauma tumpul abdomen dapat diakibatkan oleh kompresi (sekunder akibat pukulan langsung atau terhadap objek eksternal yang tetap – misalnya, sabuk pengaman), atau dari gaya deselerasi. Hati dan limpa adalah organ yang paling sering mengalami kerusakan. Cedera ini dapat diidentifikasi dengan CT scan
2. Trauma Tajam Abdomen
Merupakan luka pada perut yang disebabkan oleh benda tajam, termasuk luka tembak, pecahan peluru, dan luka tusuk yang memasuki rongga perut.
- Luka tembak merupakan cedera intra-abdomen sulit diprediksi. Jalur peluru yang tidak dapat diprediksi dan pecahan tulang atau pecahan peluru dapat menimbulkan cedera lainnya.
- Luka tusuk dapat disebabkan oleh banyak benda selain pisau, antara lain jarum rajut, garpu taman, kawat, railing pagar, pipa dan pensil. Cedera ini biasanya lebih dapat diprediksi sehubungan dengan organ yang terluka.
Artikel Terkait: Buah Hati Parents Suka Menggertakan Gigi saat Tidur, Apa Penyebabnya?
Diagnosis
Selanjutnya, pemeriksaan perut dilakukan melalui beberapa tahap, yakni:
- Pemeriksaan awal: setelah survei primer yang tepat dan inisiasi resusitasi, fokuskan perhatian pada survei sekunder perut.
- Untuk cedera yang mengancam jiwa yang membutuhkan pembedahan darurat, survei sekunder komprehensif harus ditunda hingga pasien stabil.
- Korban trauma tumpul harus melakukan serangkaian pemeriksaan bersamaan dengan studi diagnostik yang sesuai, seperti CT scan perut dan ultrasonografi
Seperti dijelaskan dalam NCBI, Computed Tomography (CT) merupakan standar dalam identifikasi cedera intra-abdominal. Kemudian, The Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST) atau ultrasonografi terfokus dapat mendeteksi adanya cairan bebas yang menunjukkan cedera intra-abdomen. Pada anak-anak, kegunaan FAST terbatas karena kurang dari separuh pasien anak dengan cedera perut memiliki cairan bebas. Perforasi usus dan cedera pankreas mungkin tidak terlihat pada CT scan perut awal.
Cara Mengatasinya
Sumber: freepik
Sebagian besar trauma perut harus ditangani di rumah sakit. Menurut St.John, ada beberapa langkah pertolongan yang bisa dilakukan.
1. Posisikan Pasien dengan Aman dan Nyaman
Bantu pasien untuk berbaring dalam posisi yang paling nyaman, biasanya terlentang atau di sisi yang tidak cedera, dengan kedua lutut ditekuk untuk meredakan nyeri. Longgarkan semua pakaian ketat, terutama di bagian pinggang dan leher. Berikan bantal dan selimut untuk kenyamanan, sesuai kebutuhan.
2. Mengontrol Pendarahan dan Menutup Luka
Tekan luka dengan kuat untuk mengontrol pendarahan. Jika usus terlihat, jangan menyentuh atau mencoba menggesernya. Tutupi luka yang menganga dengan pembalut steril yang dibasahi air hangat atau cling film untuk menghindari kerusakan organ. Jangan biarkan pasien makan, minum atau merokok.
3. Amati Pasien
Amati pasien dengan cermat untuk setiap perubahan kondisi. Segera segera hubungi ambulans atau bawa pasien ke unit gawat darurat, jika kesakitan parah atau mengalami luka terbuka.
Pertanyaan Populer Terkait Pediatric Abdominal Trauma
1. Apa saja 3 tanda fisik pendarahan internal pada anak?
Melansir Webmd, beberapa tanda pendarahan internal, antara lain sakit perut dan/atau pembengkakan, area kulit yang sangat ungu (disebut ekimosis), merasakan sesak napas.
2. Apa cedera perut yang paling umum dialami anak-anak?
Mengutip eMedicine, Lebih dari 80% cedera perut traumatis pada anak-anak disebabkan oleh mekanisme tumpul; paling umum, mereka terkait dengan kecelakaan kendaraan bermotor. Cedera perut juga dapat terjadi akibat jatuh atau pukulan langsung ke dinding perut
3. Organ apa yang paling sering terluka/mengalami cedera pada pasien anak?
Daerah anatomi tubuh yang paling sering mengalami cedera pada anak-anak adalah kepala, ekstremitas (anggota gerak), dan perut menjadi daerah anatomi ketiga.
Cedera perut pada anak tidak bisa dianggap remeh, bila ada gejala trauma yang parah segera bawa anak ke unit gawat darurat.
Baca Juga:
Radang Tenggorokan pada Bayi: Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya
Obat Panas Dalam untuk Bayi yang Aman, Bunda Wajib Tahu
Muncul Ruam Setelah Demam pada Bayi dan Anak, Bahayakah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.