Radang tenggorokan pada bayi sering tidak ditangani dengan cepat, karena orangtua kurang memahami gejalanya. Padahal bayi akan lebih sering menangis dan menjadi rewel, karena tidak tahu apa yang menimpa mereka, dan mengapa merasa sakit di tenggorokannya.
Karena itu, Parents perlu memerhatikan gejala-gejalanya dengan seksama. Bayi juga bisa memberikan tanda jika mereka sedang mengalami sakit radang tenggorokan.
Penyebab radang tenggorokan pada bayi
1. Virus flu
Infeksi virus seperti influenza adalah penyebab umum bayi dan balita mengalami radang tenggorokan. Hidung meler akan membuat bayi mengalami tenggorokan kering dan teriritasi.
TJ Gold, seorang dokter anak di New York menyatakan, lendir di saluran pernapasan akan menjadi bersifat asam ketika bayi terkena flu. Ketika lendir tersebut menetes, bisa membuat tenggorokan terinfeksi dan terasa sakit.
Selain itu, pilek akan membuat hidung bayi tersumbat. Kondisi ini membuat bayi cenderung bernapas lewat mulut. Ini juga bisa memicu iritasi dan tenggorokan kering. Virus flu juga bisa menginfeksi selaput lendir. Sehingga memicu infeksi di saluran pernapasan, hingga menyebabkan radang tenggorokan.
2. Herpangina
Virus penyakit herpangina juga bisa menyebabkan radang di tenggorokan. Gejalanya adalah sebagai berikut:
- Titik putih dan abu-abu muncul di sekitar mulut bayi
- Demam tinggi
- Diare
- Nafsu makan menurun
Artikel terkait: Herpangina, penyakit pada bayi dan anak yang membuatnya sulit makan
3. Alergi debu
Tubuh bayi terutama yang baru lahir sangatlah sensitif, sehingga debu juga bisa membuatnya alergi, batuk dan mengalami sakit tenggorokan. Alergi debu juga umum menjadi penyebab radang tenggorokan pada bayi.
Gejala radang tenggorokan pada bayi
1. Bayi menangis berlebihan dan sulit tidur
Bayi mudah marah dan lebih sering menangis adalah salah satu gejala radang tenggorokan pada bayi dan balita. Nafsu makannya juga cenderung menurun, karena tenggorokannya terlalu sakit untuk menelan. Bahkan menelan ludahnya sendiri pun membuat bayi kesakitan karena radang di tenggorokannya.
Bayi bisa merasa kelaparan karena sulit menelan air susu maupun makanan. Sakit dan lapar membuatnya lebih sering menangis. Rasa sakit ini juga membuatnya susah untuk tidur nyenyak.
2. Amandel bengkak dan bau mulut tidak sedap
Gejala lain dari radang tenggorokan pada bayi adalah amandel yang bengkak. Anda bisa melihat sisi leher bayi, atau menyentuh bagian amandelnya. Semakin bengkak amandelnya, semakin parah radang yang diderita bayi. Anda harus segera membawanya ke dokter jika ini terjadi.
Menumpuknya lendir di tenggorokan bayi, dan asupan makanan yang tidak rutin membuat bayi mengeluarkan bau mulut tidak sedap. Kondisi ini disebabkan asam lambungnya yang naik ke tenggorokan, karena tidak ada makanan atau minuman yang masuk seperti biasanya.
3. Demam dan batuk
Radang tenggorokan selalu disertai demam baik pada bayi maupun orang dewasa. Waspadai demam tinggi pada bayi dan disertai batuk yang membuatnya tampak kesakitan.
Salah satu gejala radang tenggorokan pada bayi adalah demam.
4. Diare dan muntah-muntah
Gejala ini paling sering terjadi pada bayi dibandingkan orang dewasa. Daya tahan tubuh yang masih lemah pada bayi, membuat radang tenggorokan yang ia alami disertai komplikasi diare dan muntah-muntah. Asupan makanan dan minuman yang tidak rutin selama mengalami infeksi peradangan menjadi penyebabnya.
Kapan harus waspada?
Radang tenggorokan pada bayi biasanya akan sembuh dalam waktu seminggu. Namun, jika gejalanya diikuti dengan ruam, susah bernapas dan menelan. Serta terus menerus muntah dan diare, ini tanda bahwa infeksinya lebih serius. Sebaiknya segera dibawa ke dokter ya, Bun.
Menangani radang tenggorokan pada bayi dan balita
- Pastikan bayi selalu menerima asupan cairan yang cukup. Usia di bawah 6 bulan, berikan ASI atau sufor sebanyak mungkin. Di atas 6 bulan, Anda bisa memberinya minum air putih hangat.
- Jauhkan benda-benda yang membuat bayi alergi.
- Hindari memberikan bayi minuman atau makanan dingin. Terutama jika radang tenggorokan yang ia alami disebabkan oleh flu.
- Berikan obat pengurang rasa sakit sesuai resep dokter
- Bila bayi berusia lebih dari 1 tahun, Anda bisa memberikannya madu murni untuk mengurangi peradangan.
- Sup hangat yang mengandung lebih banyak kuah dibanding isi
- Biarkan bayi mendapat istirahat yang cukup saat dia kelelahan setelah menangis
- Anda juga bisa mencoba penguapan untuk membantu mengurangi rasa sakit, juga membuka hidung tersumbat pada bayi.
- Jauhkan bayi dari lingkungan ramai yang bisa membuatnya tertular infeksi atau alergi lain.
- Jaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekeliling bayi.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Gingivostomatitis – Penyakit mulut akibat virus seperti sariawan bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.