Sakit perut pada anak bermacam-macam penyebabnya. Kenali gejalanya dan segera ke dokter bila perlu.
Tingkat rasa sakit perut pada anak bisa sangat bervariasi. Mulai dari rasa sakit yang melilit, menusuk-nusuk perut bahkan disertai dengan muntah atau diare.
Rasa sakit perut pada anak dapat digolongkan ke dalam dua kategori; yaitu sakit perut akut dan sakit perut kronik.
Rasa sakit perut pada anak kategori akut
Rasa sakit perut akut biasanya ditandai dengan nyeri mendadak kurang dari 3 jam dan hanya berlangsung beberapa hari saja. Bisa diikuti dengan demam, muntah, diare dan berat badan yang tidak naik-naik.
Sakit perut akut dapat menjadi tanda beberapa penyakit organ disekitar perut; seperti Volvulus, Intersusepsi/ Invaginitas dan Apendictis
1. Volvulus
Penyakit ini sering disebut dengan usus terpuntir. Ini bisa terjadi karena adanya malrotasi usus (usus salah letak).
Akibatnya, sisa makanan, kotoran, cairan dan gas hingga pembuluh darah yang melalui usus bisa tersumbat. Jika pembuluh darah yang tersumbat, jaringan usus dan disekitarnya bisa mati.
Penyakit ini paling banyak menyerang bayi dan anak-anak.
Gejala Volvulus:
- Rasa sakit perut tiba-tiba yang sangat (terjadi karena tersumbatnya makanan)
- Mual dan muntah (muntahan biasanya berupa cairan berwarna hijau)
- Perut terlihat membesar
- Terdapat darah pada kotoran;
- Atau malah terjadi konstipasi (kesulitan buang air besar)
Pengobatan:
Operasi merupakan jalan satu-satunya untuk memperbaiki usus yang terpuntir. Tujuannya adalah membuka sumbatan usus dan pembuluh darah. Bila jaringan usus terlanjur mati, maka dokter akan memotong bagian usus tersebut.
2. Intususepsi/ invaginitas
Intususepsi/ invaginitas merupakan istilah medis untuk usus (biasanya usus kecil) yang masuk atau terselip ke bagian lain dari usus. Kejadian ini dapat mengakibatkan terbendungnya usus dan tersumbatnya makanan atau cairan lain yang seharusnya melewati usus. Akibatnya, usus bisa membengkak, meradang, hingga berkurangnya aliran darah.
Paling banyak terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun terutama pada usia 5-10 bulan, dengan kejadian lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.
Pada anak-anak, penyebab utamanya adalah infeksi virus, pertumbuhan tumor non kanker pada usus,
Gejala penyakit:
- Nyeri pada perut yang datang datang dan pergi dengan interval 15-20 menit
- Konstipasi dan jika mampu BAB maka feses yang keluar bisa bercampur lendir dan darah
- Susah buang angin, akibatnya perut menjadi bengkak (buncit)
- Mual yang disertai muntah dengan sekresi cairan yang berwarna hijau
Jika terjadi pada bayi, biasanya ia akan langsung menangis keras disebabkan rasa sakit yang dideritanya.
Pengobatan:
Jika mendapati gejala seperti di atas maka segera bawa si Kecil ke dokter. Dan sebagai pertolongan pertama, berilah cairan sebanyak-banyaknya guna mencegah dehidrasi berat dan shock serta mencegah infeksi apabila sebagian jaringan usus yang tersumbat kemudian mati karena kekurangan darah.
Pengobatan:
Penanganan pertama yang akan dokter lakukan adalah memastikan adanya kasus intusupsi/ invaginitas. Dan kemudian memulihkan kondisi si Kecil.
Menyuntikkan cairan melalui dubur untuk memberi tekanan pada usus agar bagian yang terselip keluar. Dan cara yang kedua adalah dengan pembedahan.
3. Apendictis/ Usus buntu
Kami memiliki artikel tersendiri tentang ini. Silahkan klik tautan berikut : Usus Buntu pada Anak.
Rasa sakit perut pada anak kategori kronik
Rasa sakit perut pada anak jenis ini merupakan rasa sakit yang terus berulang. Gejala biasanya akan berlangsung selama 4 minggu, kemudian hilang dan muncul lagi pada bulan berikutnya atau di lain waktu.
Anak-anak umur 4 tahun bisanya sudah bisa merasakan gejala penyakit ini meski merka belum mampu secara spesifik mnyebutkan bagian mana yang terasa sakit.
Beberapa penyakit yang ditermasuk kategori kronik adalah:
1. Gastrirtis
Kita biasanya mengenal sakit perut ini dengan penyakit mag. Terjadi karena adanya peningkatan asam lambung akibat dari pola makan yang salah, atau adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori.
Gejala penyakit:
Rasa melilit, mual, perut kembung, kehilangan nafsu makan, dan rasa tidak nyaman di ulu hati yang bisa membaik setelah makan atau malah justru memburuk.
Pengobatan:
Langkah pertama dokter akan memastikan adanya infeksi bakteri Helicobacter atau tidak. Obat yang diberikan adalah dari jenis antasida yang berguna untuk menekan jumlah asam lambung. Berpantang makanan seperti soda, kopi, teh, maknana pedas dan mie instan sangat diperlukan selama masa pengobatan.
2. Kolik infatil
Seperti namanya sakit perut ini paling banyak terjadi pada bayi di bawah umur 6 bulan. Sakit perut terjadi dengan sangat mendadak. Penyebabnya belum diketahui namun umumnya terkait dengan sistem perncernaan bayi yang belum sempurna.
Gejala:
Bayi menangis melengking dengan tiba-tiba hingga nyaris seperti kejang.
Pengobatan:
Penyakit ini dapat hilang dengan sendrinya. Yang perlu kita lakukan adalah menenangkan si Kecil dengan menggendongnya dalam posisi yang bisa menekan perutnya.
Tepuk-tepuk punggungnya agar bayi bersendawa.
Jika mampu gendong bayi dengan posisi tengkurap. Studi juga menunjukkan konflik infatil dapat sembuh dengan terapi musik.
3. Abdominal migraine
Sakit perut pada anak yang satu ini merupakan satu-satunya penyakit yang diturunkan dari orang tua yang sering mengalami migraine. Biasa terjadi pada anak usia 5-9 tahun.
Gejala:
Rasa sakit yang muncul tiba-tiba. Frekuensi terjadinya tidak terlalu sering namun setidaknya terjadi dalam 6 bulan sekali.
Pengobatan:
Segera bawa ke dokter jika sakit perut terjadi.
4. Psikomatik
Sakit perut pada anak ini terjadi karena gangguan psikologis. Rasa takut karena situasi tertentu seperti bullying, demam panggung, atau stres karena ada ulangan bisa menjadi salah satu alasannya. Untuk itu perlu pengamatan akan penyebab atau pemicunya.
Artikel terkait: Bagaimana mengurangi stres anak saat menghadapi ulangan.
Gejala:
Seperti terkena gastritis, perut merasa melilit , pada beberapa anak bisa sampai mual dan muntah.
Pengobatan:
Umumnya dokter akan memberikan obat seperti pada terapi gastritis. Bila Parents mengamati gejala penyakit ini berulang pada waktu-waktu tertentu sebaiknya sampaikan juga pada dokter. Dokter nantinya dapat melakukan tes dan kemudian merekomendasikan rujukan kepada psikolog untuk penganan lebih lanjut bila diperlukan.
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.