“Perasaanku hancur sehancurnya saat tahu orang tua cerai. Aku merasa seperti tidak punya harapan untuk masa depan. Aku sedih, kesepian, apalagi aku anak satu-satunya di keluarga. Parahnya, karena merasa sangat hancur, aku sampai masuk ke dunia ‘gelap’ saat aku remaja. Ya, orang tua aku cerai ketika aku masih SMP,” kisah seorang teman kepada penulis.
Perceraian orang tua kerap menjadi hal berat bagi anak. Setiap hari tinggal bersama ayah dan ibu, berbagi tawa bersama, tetapi karena kondisi tertentu, semuanya berubah begitu saja. Bahkan adakalanya, seorang anak sampai tidak bisa lagi bertemu dengan ayah atau ibu setiap hari.
Artikel terkait: Sudah Cerai, 5 Pasangan Artis Ini Tetap Akur Dalam Mengasuh Anak
“Waktu itu aku melihat hubungan orang tua baik-baik saja, hm kalau di depanku, ya. Sampai aku bingung, kok, bisa bapak dan ibu pisah? Aku sempat tanya, sih, apa alasannya. Cuma yang aku ingat, bapakku bilang, memang sudah tidak bisa satu rumah lagi, tapi kalau di luar, kami masih bisa berhubungan baik,” sambungnya berkisah.
Perceraian adalah pengalaman yang sangat menegangkan dan emosional bagi semua pihak yang terlibat, termasuk anak-anak. Anak bisa merasa seluruh dunia mereka seakan terbalik saat tahu orang tuanya berpisah.
Pada usia berapa pun, menyaksikan perceraian orang tua dapat menyisakan rasa traumatis dalam diri anak. Anak akan kaget, tidak percaya, marah, bahkan ada beberapa yang sampai merasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri.
Artikel terkait: 7 Pasangan Artis Ini Cerai Setelah Puluhan Tahun Menikah, Apa Penyebabnya?
Tetap Beri Perhatian agar Anak Tidak Jadi Korban Perceraian
Walau demikian, orang tua yang bercerai dapat mengurangi rasa ‘sakit’ yang dialami anak-anak dengan tetap menjadikan kesejahteraan mereka sebagai prioritas utama. Melansir dari Helpguide.org, kesabaran, kepastian, dan telinga orang tua yang siap mendengarkan anak dapat mengurangi emosi negatifnya saat sedang beradaptasi dengan keadaan yang baru.
Dengan selalu ada di samping anak ketika ia membutuhkan, hal itu bisa membuatnya tetap mendapat perhatian dari orang tua. Selain itu, menjaga hubungan baik dengan mantan pasangan pun mampu membantu anak mengurangi stres karena terlalu memikirkan konflik orang tuanya.
Tetap diberikannya dukungan dari kedua orang tua mampu membuat anak melewati masa meresahkan tersebut, Bahkan bisa juga memunculkan kembali perasaan dicintai, percaya diri, dan kuat, yang dahulu perlahan hilang saat orang tua cerai.
Artikel terkait: Enggan Dipoligami, 7 Artis Ini Pernah Memilih Cerai Daripada Dimadu
Apa yang Diinginkan Anak saat Orang Tua Cerai?
“Pada saat itu cuma minta ke bapakku tolong weekend dia hanya untukku. Soalnya memang setiap hari aku tinggal sama ibu, jadi waktu bersama bapak memang kurang,” kata seorang narasumber yang enggan disebutkan identitasnya.
Mengutip dari Helpguide.org, setidaknya ada 6 hal yang kerap diinginkan anak ketika kedua orang tuanya bercerai, yaitu:
- Anak butuh kedua orang tua untuk tetap terlibat dalam hidupnya. Anak dengan senang hati akan memberi sambutan baik jika orang tua menghubunginya, entah itu lewat telepon, pesan singkat, atau media sosial. Ketika orang tua jarang menghubungi anak, bahkan tidak bertanya kabar, anak bisa merasa dirinya tidak penting bagi orang tua dan tidak benar-benar merasa dicintai.
- Berhenti berkelahi dan memilih damai serta berhubungan baik satu sama lain. Cobalah untuk menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan anak. Ketika orang tua bertengkar tentang anak, justru itu membuatnya merasa bersalah dan berpikir telah melakukan sesuatu yang salah.
- Anak ingin mencintai kedua orang tuanya dan menikmati waktu yang dimiliki dengan orang tua. Apabila ada salah satu orang tua yang jarang menyempatkan waktu untuk beraktivitas bersama anak, jangan salahkan jika mungkin saja anak akan memihak bahkan hanya mencintai salah satu orang tuanya.
- Meski telah bercerai, orang tua diharapkan bisa berkomunikasi langsung satu sama lain sehingga anak tidak perlu mengirim pesan bolak-balik kepada kedua orang tuanya.
- Anak tidak ingin salah satu orang tuanya, misalnya ibu, menjatuhkan atau membicarakan hal-hal buruk tentang sang ayah, atau sebaliknya.
- Harap ingat bahwa anak ingin kedua orang tua selalu ada dalam hidupnya. Anak sangat mengandalkan orang tua dalam masa tumbuh kembangnya, mengajari hal-hal yang dibutuhkan, dan membantu ketika memiliki masalah. Oleh karena itu, meski orang tua sudah cerai, tetaplah dampingi anak.
Baca juga:
Cerai Saat Hamil, Sahkah di Mata Hukum Indonesia dan Hukum Islam?
Cerai via online makin marak dilakukan, apakah sah menurut hukum Islam?
Biaya Cerai Tanpa Sidang, Benarkah Menguras Kantong?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.