Antibiotik merupakan obat utama untuk mengatasi infeksi bakteri. Kelompok obat ini memiliki banyak golongan, yang masing-masing memiliki cara tersendiri untuk mematikan bakteri penyebab penyakit. Salah satu antibiotik yang kerap digunakan yakni golongan cephalosporin, di mana salah satu jenis obatnya adalah cefadroxil. Ada pun antibiotik jenis ini dapat mengatasi berbagai jenis bakteri, serta tidak banyak menimbulkan efek samping.
Hingga kini, cephalosporin telah memiliki lima generasi antibiotik yang dikelompokkan berdasarkan spektrum cakupan bakteri apakah tergolong Gram positif atau Gram negatif.
Perbedaan utama kedua spektrum bakteri ini terletak pada struktur dinding selnya. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang lebih tebal, tetapi mudah ditembus. Analoginya seperti sweater rajut tebal dengan jahitan yang longgar.
Sedangkan bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis tapi sulit ditembus. Analoginya seperti baju zirah yang terbuat dari cincin-cincin logam tipis. Ini membuat bakteri Gram negatif lebih kebal terhadap antibiotik tertentu.
Cefadroxil sendiri termasuk salah satu jenis antibiotik generasi pertama dari golongan cephalosporin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Tanpa adanya dinding sel, maka bakteri akan mati. Secara khusus, cefadroxil dan cephalosporin generasi pertama lainnya sangat efektif untuk mengatasi infeksi bakteri Gram positif, tetapi kurang untuk bakteri Gram negatif.
Manfaat Obat Cefadroxil
Cefadroxil digunakan untuk mengatasi berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif, seperti:
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
- Infeksi saluran kemih (ISK)
- Jenis Infeksi tenggorokan (strep throat)
- Infeksi telinga
- Pneumonia atau infeksi paru
Obat ini aman dikonsumsi oleh orang dewasa, anak-anak, dan ibu hamil. Namun, perlu diingat bahwa sebagian individu yang alergi terhadap antibiotik golongan penicillin tidak dapat mengonsumsi cefadroxil. Ini karena bisa terjadi reaksi alergi pada cefadroxil yang terjadi akibat kemiripan bentuk kedua golongan antibiotik.
Cefadroxil tidak bermanfaat untuk mengatasi pilek (common cold), flu, maupun infeksi virus lainnya. Menggunakan antibiotik tidak sesuai indikasinya akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik di kemudian hari. Artinya, ketika antibiotik ini betul-betul diperlukan, sudah tidak lagi efektif untuk mematikan bakteri sasaran.
Peringatan Penting Sebelum Mengonsumsi
Hindari cefadroxil bila Anda alergi terhadap obat ini maupun antibiotik cephalosporin lainnya. Beritahukan dokter bila Anda pernah mengalami alergi terhadap obat apa pun (khususnya antibiotik golongan penicillin), mengalami gangguan usus seperti kolitis, atau penyakit ginjal.
Cefadroxil dalam bentuk cairan dapat mengandung sukrosa, salah satu jenis gula. Sebaiknya, diskusikan terlebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan bentuk sediaan cefadroxil yang seperti ini bila mengalami diabetes. Demikian pula bila Anda sedang hamil atau menyusui.
Dosis Obat
Cefadroxil termasuk obat keras dan untuk mendapatkannya memerlukan resep dokter.
Bentuk sediaan yang tersedia di pasaran yakni:
- Kapsul/tablet: 250 mg dan 500 mg
- Sirup kering: 125 mg/5mL dan 250 mg/5 mL
Dosis yang dianjurkan dokter biasanya disesuaikan dengan jenis infeksi yang dialami. Pada anak, dosis disesuaikan dengan berat badan. Secara umum, dosis cefadroxil sesuai kelompok usia adalah sebagai berikut:
Untuk berbagai infeksi seperti infeksi tenggorokan (faringitis dan tonsilitis), infeksi kulit dan jaringan sekitarnya, dan infeksi saluran kemih menggunakan dosis 30 mg per kilogram berat badan per hari dalam dosis tunggal (1 kali minum) atau dosis terbagi setiap 12 jam (2 kali minum).
- Dosis dewasa
Untuk infeksi pada umumnya menggunakan dosis 1000 mg per hari dalam dosis tunggal (1 kali minum) atau dosis terbagi setiap 12 jam (2 kali minum). Durasi pengobatan 5-10 hari tergantung jenis infeksi dan anjuran dokter.
Cefadroxil dapat dikonsumsi bersamaan dengan atau tanpa makanan. Namun, untuk mengurangi gangguan lambung, lebih baik dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau setelah makan.
Untuk efek terbaik dan memastikan Anda tidak terlupa, minum antibiotik ini pada waktu yang sama setiap harinya. Dan jangan lupa untuk menghabiskan obat ini sesuai anjuran dokter meski gejala hilang setelah beberapa hari menggunakan antibiotik. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menyebabkan kekambuhan infeksi.
Interaksi obat
Sebelum mengonsumsi cefadroxil, sangat penting bagi dokter untuk mengetahui bila Anda menggunakan obat-obatan yang tercantum di bawah ini—meski tidak mencakup semua:
- Vaksin kolera (vaksin hidup)
- Hormon sintetik (desogestrel, estradiol, ethinyl estradiol, levonorgestrel, mestranol, nomegestrol, norethindrone, norgestimate, norgestrel)
- Pengencer darah warfarin
Pasalnya, interaksi cefadroxil dengan obat-obatan ini cukup signifikan. Konsekuensinya dapat berupa meningkatnya efek samping salah satu obat atau membuat kerja salah satu obat menjadi kurang efektif.
Pada sebagian kasus, penggunaan cefadroxil bersamaan dengan salah satu obat di atas tidak dapat dihindari. Bila demikian, dokter mungkin akan mengubah dosis atau frekuensi minum salah satu atau kedua obat tersebut.
Efek Samping Obat Cefadroxil
Efek samping yang umum akibat penggunaan cefadroxil yakni:
- Gangguan lambung
- Mual dan muntah
- Diare
- Infeksi jamur pada vagina atau mulut
- Rasa melayang
Sedangkan efek samping yang lebih serius yakni infeksi Clostridium difficile pada usus. Bakteri ini sebenarnya merupakan flora normal usus. Namun, penggunaan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan flora normal usus sehingga koloni bakteri ini tumbuh berlebihan dan menyebabkan infeksi.
Ada pun infeksi biasanya muncul setelah penggunaan antibiotik dalam waktu lama dan berpotensi mengancam jiwa. Berikut adalah gejala-gejala infeksi Clostridium difficile yang perlu diwaspadai:
- Diare berair
- Nyeri perut
- Demam
- Mual
- Menurunnya nafsu makan
Selama menggunakan cefadroxil, gangguan pencernaan dapat dicegah dengan cara:
- Mengonsumsi probiotik untuk menambah koloni bakteri baik ke dalam usus.
- Mengikuti instruksi penggunaan obat. Sebagian antibiotik harus dikonsumsi bersamaan dengan makanan, di mana sebagian lainnya harus dikonsumsi saat perut kosong.
- Hindari makanan yang menyebabkan gangguan lambung, seperti makanan pedas atau berminyak.
Segera hubungi unit gawat darurat bila mengalami tanda-tanda reaksi alergi seperti biduran, sulit bernapas, bengkak pada wajah, bibir, lidah atau tenggorok. Dan, segera kunjungi dokter bila mengalami efek samping serius dari cefadroxil, seperti:
- Nyeri ulu hati berat, diare berair atau berdarah meski terjadi berbulan-bulan setelah pengobatan selesai
- Demam, menggigil, tubuh ngilu, gejala seperti flu
- Kulit pucat, mudah memar, perdarahan yang tidak biasa
- Kejang
- Demam, tubuh terasa lemah
- Urin berwarna gelap, kulit kuning (jaundice)
- Gangguan ginjal seperti buang air kecil sedikit atau tidak ada, bengkak pada kaki atau pergelangan kaki, rasa lelah atau sesak napas
Itulah penjelasan mengenai obat cefradroxil mencangkum manfaat, efek samping, dan dosis yang perlu diperhatikan. Ingat, ini termasuk ke dalam jenis obat keras sehingga penggunaannya perlu resep dokter terlebih dulu. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Garam Himalaya untuk MPASI Bayi, Benarkah Lebih Sehat?
Perbandingan Jenis Vaksin COVID-19, Manakah yang Terbaik?
Penyakit Bau Mulut – Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.