Wabah virus corona masih menghantui sebagian besar masyarakat di dunia. Namun, kini muncul lagi wabah baru bernama norovirus yang menginfeksi puluhan mahasiswa di Taiyuan, ibu kota Provinsi Shanxi, Cina.
Temuan ini membuat masyarakat sekitar waspada. Pasalnya, wabah tersebut dikhawatirkan akan menjadi pandemi baru menyusul Covid-19. Lalu, seperti apa perkembangan wabah tersebut? Simak laporan lengkapnya berikut ini.
Norovirus, Wabah yang Membuat Puluhan Mahasiswa di Cina Mengalami Diare
Ilustrasi nyeri pada perut (Sumber: Shutterstock)
Belum lama ini, sebanyak 70 mahasiswa di sebuah universitas di Taiyuan, ibu kota Provinsi Shanxi, Cina dikabarkan mengalami diare dan muntah-muntah. Departemen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Taiyuan kemudian mengambil sampel 28 kasus mahasiswa tersebut untuk melakukan tes norovirus.
Tes ini dilakukan menyusul dengan adanya temuan 11 pasien yang dinyatakan positif terjangkit norovirus atau flu perut. Hingga Minggu (11/10/2020), sebanyak 22 orang bahkan masih dirawat secara intensif di rumah sakit akibat diare dan muntah-muntah.
Lalu, apa sebetulnya norovirus itu? Apa yang membedakan dengan virus corona? Apakah virus ini juga sama berbahayanya dengan virus corona dan mudah menular?
Norovirus Pertama Kali Ditemukan pada Tahun 1972
Sumber: Shutterstock
Norovirus ternyata bukan tergolong wabah baru. Mengutip situs WebMD.com, virus ini pertama kali dikonfirmasi pada tahun 1972. Norovirus umumnya menyebabkan pasien yang terjangkit mengalami gangguan gastroenteritis akut yaitu diare dan muntah.
Mengutip Kompas.com, rata-rata norovirus menyebabkan 19 juta-21 juta kasus di AS per tahun. Penyebaran virus ini juga biasanya terjadi saat musim dingin. Tak heran apabila nama lain dari virus ini adalah “infeksi muntah musim dingin”.
Virus ini bertahan hingga 8 minggu dalam tubuh seseorang atau pada permukaan makanan dan dapat menular. Namun, biasanya orang yang terjangkit virus ini bisa kembali beraktivitas setelah bebas dari gejala selama kurang lebih 48 jam.
Gejala Norovirus dan Resiko Komplikasi
Ilustrasi diare (Sumber: Shutterstock)
Mengutip Mayoclinic.org, para penderita virus ini biasanya akan mengalami gejala seperti, mual, muntah, kram perut, diare, demam, hingga nyeri otot. Gejala ini biasanya akan muncul setelah 12-48 jam sejak pasien terinfeksi virus dan berlangsung selama 1-3 hari.
Namun, pada sebagian pasien yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan, diare bisa berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Ini yang dikhawatirkan oleh banyak orang karena dapat membuat pasien dehidrasi parah dan mengancam nyawanya.
Gejala seseorang yang mengalami dehidrasi parah biasanya yaitu, kelelahan, mulut dan tenggorokan kering, lesu, pusing, dan kualitas kencing menurun. Selebihnya, virus ini dianggap tidak mengancam nyawa karena akan hilang selepas beberapa hari.
Penyebab dan Faktor yang Beresiko Membuat Seseorang Tertular
Sumber: Shutterstock
Penyebaran virus ini biasanya terjadi lewat kotoran manusia atau hewan yang sudah terkontaminasi. Namun, selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, tangan menyentuh mulut setelah sebelumnya memegang benda atau makanan dan minuman yang telah terkontaminasi, atau kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi.
Perlu diketahui pula bahwa virus ini susah untuk dimusnahkan karena tahan terhadap suhu panas dan dingin bahkan dengan cairan disinfektan.
Selain dapat menyebar melalui medium yang telah disebutkan di atas, ada pula beberapa faktor yang beresiko membuat seseorang tertular virus ini, seperti, makan di tempat yang kotor atau tinggal di hotel, resor, kapal pesiar, atau tempat dengan banyak orang dalam jarak dekat.
Cara Pencegahan agar Tidak Tertular
Cuci tangan bisa mencegah tertular norovirus (Sumber: Shutterstock)
Meskipun penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat hilang setelah beberapa hari, namun virus ini tergolong sangat mudah menular. Untuk mencegah agar tidak tertular, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:
- Mencuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir terutama setelah BAB atau mengganti popok.
- Hindari makanan yang beresiko terkontaminasi. Masak makanan sendiri apabila memungkinkan.
- Selalu cuci buah dan sayur sebelum dimakan.
- Masak seafood hingga benar-benar matang. Pastikan sebelumnya dicuci dengan bersih.
- Buang muntahan dan kotoran dengan hati-hati.
- Lakukan desinfeksi pada permukaan benda yang beresiko terkontaminasi.
- Tetap berada di rumah apabila tertular. Hindari bepergian kecuali jika gejala telah benar-benar hilang.
Terkadang musibah memang datang bertubi-tubi. Belum selesai penyebaran virus corona, sudah datang lagi norovirus yang juga sama beresiko terhadap keselamatan jiwa seseorang. Jaga kesehatan, jaga kebersihan, dan tetap waspada ya Parents!
****
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Coba konsumsi 4 buah ini saat diare, catat ya Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.