Sebelum melaksanakan ibadah puasa, sudah sewajibnya Parents membaca niat terlebih dahulu. Biasanya niat dibaca pada malam hari sebelum puasa dilakukan. Namun, bagaimana jika membaca niat puasa setelah subuh?
Apakah tetap sah puasa yang dijalankan?
Membaca Niat Puasa Setelah Subuh, Bagaimana Hukumnya?
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju,” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dari hadis di atas, dijelaskan bahwa niat adalah hal utama dalam memulai ibadah. Bagaimana kualitas ibadah seseorang tergantung niatnya, begitu pun dengan niat berpuasa. Maka dari itu, ada pendapat ulama yang merujuk kepada beberapa hadis mengenai hukum niat puasa setelah subuh.
Hukum Niat Puasa Wajib Setelah Subuh
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang tidak berniat sebelum fajar (Shubuh) maka puasanya tidak sah,” (HR.Abu Daud, Tirmidzi, dan An Nasa’i).
Merujuk pada hadis di atas, tentunya niat berpuasa harus dilakukan sebelum fajar atau sebelum melakukan puasa. Jika demikian, maka puasanya tidak sah atau tidak bernilai ibadah. Para ulama menjelaskan bahwa penjelasan dalam hadis tersebut berlaku bagi puasa wajib saja.
Ketika Parents memiliki niat untuk berpuasa wajib, baiknya memang membaca niat puasa sebelum terbit fajar atau sebelum waktu subuh. Tujuannya agar ibadah puasanya dianggap sah dan bernilai ibadah.
Oleh karena itu, hukum melakukan niat puasa wajib setelah subuh tidak diperbolehkan. Beberapa jenis puasa wajib yang perlu diperhatikan waktunya adalah puasa Ramadan, puasa qada, dan puasa nazar.
Bahkan sebagai langkah kewaspadaan, biasanya jika sudah memiliki niat berpuasa wajib tersebut, maka niat boleh dibaca pada malam hari sebelum tidur atau setelah shalat tarawih untuk puasa Ramadan.
Hukum Niat Puasa Sunah Setelah Subuh
Sebaliknya, jika Anda memiliki niat untuk berpuasa sunah, maka diperbolehkan niat setelah subuh. Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Aisyah ra pernah menuturkan: “Pada suatu hari, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menemuiku dan bertanya, ‘Apakah kamu mempunyai makanan?’ Kami menjawab, ‘Tidak ada.’ Beliau berkata, ‘Kalau begitu, saya akan berpuasa.’ Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kurma, samin dan keju).’ Maka beliau pun berkata, ‘Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi aku berpuasa’.”
Imam Nawawi menjelaskan bahwa dalil tersebut disepakati oleh mayoritas ulama sebagai dalil untuk bolehnya berniat puasa sunah di siang hari sebelum waktu zawal (ketika matahari bergeser ke barat).
Batasan Waktu Niat Puasa Sunah
Mengenai batasan waktu puasa sunah, ada dua pendapat dari para ulama:
- Pertama, tidak boleh berniat setelah pertengahan siang. Pendapat ini diungkapkan oleh Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya.
- Kedua, boleh berniat sebelum atau sesudah zawal (tergelincir matahari ke barat), karena tidak disebutkan batasan mengenai hal tersebut. Pendapat itu merupakan pendapat terbaru dari Imam Syafi’i dan menjadi pegangan Imam Ahmad.
Niat untuk Puasa Sunnah, Tidak Diwajibkan Berniat di Malam Hari Sebelumnya
Menurut para ulama, dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah ra tersebut menandakan bahwa saat memiliki niat untuk menjalankan puasa sunah tidak disyaratkan berniat di malam hari (tabyiytun niat). Ketentuan tersebut berlaku untuk puasa sunnah mutlak.
Akan tetapi, ada pengecualian untuk puasa sunah yang memiliki waktu tetap. Maka niat berpuasa harus dilakukan pada malam hari atau sebelum waktu subuh. Misalnya puasa sunah Ayyamul Bidh yang dilakukan setiap tanggal 13, 14, 15 bulan Hijriyah.
Niat Puasa Sunah di Pagi Hari
Niat puasa sunah tidak selalu diperbolehkan untuk dilakukan pagi hari. Ada ketentuan yang harus diperhatikan, misal saja belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh.
Hukum Niat Puasa Ramadan Setelah Subuh karena Kesiangan
Ada tiga ulama yang memberikan pendapat mengenai niat puasa Ramadan setelah subuh yang disebabkan karena kesiangan sehingga terlewat sahur dan belum sempat berniat pada malam harinya. Inilah pendapat dari para ulama.
1. Menurut Imam Hanafi
Orang yang memang kelupaan berniat puasa di malam harinya, lalu kesiangan dan tidak makan sahur, tetap diperbolehkan langsung berpuasa Ramadan. Puasanya dinilai tetap sah dan tidak perlu mengqada di luar bulan Ramadan.
2. Pendapat Imam Malik
Pendapat selanjutnya dikemukan oleh Imam Malik. Bahwa diperbolehkan berniat puasa Ramadan setelah terbit fajar jika seseorang benar-benar tidak sengaja dan bangun kesiangan.
3. Menurut Imam Syafi’i
Pendapat ulama terakhir dari Imam Syafi’i, bahwa niat harus dilakukan di malam hari. Jadi, jika seseorang bangun kesiangan, lalu dia lupa berniat puasa Ramadan, maka ia tetap wajib tidak makan dan minum di siang harinya serta wajib mengqada puasanya.
Parents, itulah penjelasan bagaimana jika niat puasa setelah subuh. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca juga:
5 Sunah Sahur Ala Rasulullah SAW, Umat Muslim Patut Menirunya
id.theasianparent.com/waktu-tidur-yang-dilarang
Doa dan 3 Adab Berbuka Puasa Ramadan, Yuk Mulai Ajarkan pada Si Kecil!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.