Perbedaan Muntah Normal dengan Abnormal yang Dialami Bayi, Parents Sudah Tahu?
Kapan sebaiknya membawa bayi ke dokter?
Muntah adalah reaksi normal pada bayi karena sistem pencernaannya belum beradaptasi dengan sempurna terhadap makanannya. Namun, kadang muntah juga bisa menjadi tanda si kecil mengalami masalah kesehatan tertentu. Lalu, bagaimanakah cara membedakan muntah normal dan abnormal yang dialami bayi?
Cara Membedakan Muntah Normal dan Abnormal Bayi
Wajar bagi bayi untuk muntah dalam satu atau dua hari. Muntah yang normal biasanya akan membaik dengan sendirinya tanpa membutuhkan penanganan serius.
Lain halnya dengan muntah yang disebabkan oleh masalah kesehatan atau keracunan makanan. Muntah terus-menerus pada bayi juga dapat berakibat fatal karena mengalami dehidrasi. Kondisi tersebut membutuhkan penanganan cepat agar tidak membawa dampak buruk baginya.
Penting bagi Parents untuk dapat membedakan muntah yang normal dan abnormal pada bayi. Berikut ini kami berikan ulasan bagaimana membedakan muntah yang biasa dialami bayi dan tanda jika muntah sudah berbahaya.
Artikel terkait: 6 Perbedaan mual tanda kehamilan dan GERD, jangan sampai terkecoh!
Muntah yang Normal
Pada usia beberapa minggu wajar jika bayi mengalami muntah sesekali. Bayi masih menyesuaikan sistem pencernaannya yang belum benar-benar sempurna dengan makanannya. Muntah yang wajar biasanya dikenal dengan istilah gumoh.
Muntah atau gumoh yang normal biasanya terjadi setelah bayi minum susu atau merasa kenyang. Pada saluran pencernaan, terdapat katup di antara lambung dan kerongkongan yang berfungsi untuk menjaga agar makanan dari lambung tidak naik lagi ke kerongkongan.
Pada bayi yang mengalami muntah atau gumoh, biasanya katup ini belum menutup dengan sempurna, sehingga air susu kembali keluar dari lambung dan naik ke kerongkongan. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai refluks.
Bayi memiliki ukuran lambung yang masih kecil dan hanya mampu menampung sedikit makanannya. Ukuran lambung yang kecil ditambah dengan belum sempurnanya kerja katup di lambung tersebut membuat bayi rentan mengalami refluks atau muntah. Hampir setengah dari seluruh bayi di dunia pernah mengalami refluks, dan kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.
Selain itu, penyebab lain muntah yang normal pada bayi yaitu ketika menangis dalam waktu lama. Ternyata menangis terlalu lama dapat membuat gag reflex pada tenggorokan bayi menjadi aktif dan ia dapat batuk dengan keras sehingga memicu muntah.
Berikut ini beberapa tanda ketika si kecil mengalami muntah yang normal:
- Muntah tidak disertai demam tinggi
- Muntah tidak menyembur
- Bayi masih responsif
- Bayi masih mau menyusu
- Tidak rewel berlebihan
- Tidak ada darah atau cairan berwarna kehijauan (cairan empedu) pada muntahan bayi
- Gejala dan efek muntah mereda setelah 6-24 jam
Artikel terkait: Mual saat Menyusui, Apa Saja Penyebabnya dan Bagaimana Tips Mengatasinya?
Muntah yang Abnormal
Muntah juga bisa menjadi tanda si kecil mengalami masalah kesehatan tertentu. Selain itu, keluarnya makanan dan cairan terus menerus dapat mengakibatkan anak mengalami dehidrasi.
Beberapa masalah kesehatan yang ditandai dengan gejala muntah di antaranya:
- Infeksi virus atau bakteri
- Keracunan makanan
- Alergi terhadap makanannya (atau makanan yang dikonsumsi Bunda jika Bunda memberikan ASI)
- Mengalami infeksi telinga
- Infeksi saluran pernapasan
- Infeksi saluran kencing
- Stenosis pilorus atau pembengkakan pada otot antar lambung dan usus sehingga makanan tidak dapat lewat
- Pneumonia atau radang paru-paru
- Meningitis atau radang selaput otak
- Radang usus buntu
Beberapa masalah kesehatan tersebut dapat menyebabkan bayi mengalami muntah. Selain itu, muntah pada bayi dikatakan tidak wajar jika menunjukkan gejala seperti:
- Bayi terlihat kesakitan dan rewel.
- Muntah disertai demam tinggi.
- Bayi menjadi lemas dan tidak responsif.
- Napas bayi menjadi pendek-pendek.
- Bayi tidak mau menyusu.
- Muntah lebih dari tiga kali dalam 24 jam dan berlangsung selama lebih dari tiga hari.
- Muntah diiringi dengan pembengkakan di perut.
- Bayi menunjukkan tanda dehidrasi seperti mulut kering, menangis tanpa mengeluarkan air mata, dan buang air kecil lebih jarang.
- Muntah berwarna kuning kehijauan. Biasanya kondisi ini menandakan bayi mengalami gangguan pada usus.
- Terdapat darah pada muntahan. Jika sedikit, Parents tidak perlu khawatir karena masih tergolong normal. Namun Parents perlu waspada jika terdapat darah lebih banyak atau terus menerus pada muntahan bayi.
- Muntah lebih dari sekali setelah mengalami cedera, karena bisa menandakan bayi mengalami gegar otak.
- Muntah disertai dengan kulit dan mata bayi menguning, karena menandakan bayi mengalami jaundice atau sakit kuning.
Bila si kecil muntah disertai dengan gejala tersebut, sebaiknya Parents segera memeriksakannya ke dokter.
Artikel terkait: Normalkah jika bayi baru lahir sering muntah? ini penjelasannya
Itulah perbedaan antara muntah normal dan abnormal yang dialami bayi. Parents jangan sampai salah membedakannya, ya!
***
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Tahap Pembukaan 1-10 dalam Proses Melahirkan, Ini yang Terjadi pada Tubuh Ibu
Bayi Muntah Kuning Bisa Berbahaya, Perhatikan Gejalanya Berikut