Saat sedang sedih atau kecewa, tidak sedikit orangtua yang berusaha keras menyembunyikan perasaan dan air mata dari hadapan si kecil. Alasannya tentu saja agar ia tak ikut sedih, stres, atau frustrasi dengan apa dihadapi. Apakah Parents termasuk orang yang tidak mau menangis di depan anak?
Namun, para ahli mengatakan hal ini justru sebaiknya tidak dilakukan. Penting bagi anak melihat orangtuanya mengalami emosi sedih atay kecewa. Meskipun begitu, ada 9 hal yang perlu dilakukan jika Parents menangis di depan anak:
9 Hal yang Perlu Dilakukan Jika Bunda Menangis di Depan Anak
-
Ada banyak makna tangisan
Apa makna tangisan Anda? Menangis tak selalu identik dengan kesedihan, loh. Air mata yang keluar dari mata seseorang bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya pengalaman buruk, ketakutan, atau rasa sakit, dan bisa juga karena mengalami hal yang bahagia, mengingat kenangan baik, atau perasaan haru saat melihat sebuah tayangan di televisi.
Jadi menangis, apapun perasaan, merupakan suatu cara terbaik untuk menangani situasi atau meluapkan perasaan menjadi lebih baik atau lega.
-
Bunda menangis di depan anak? Itu normal!
Menangis adalah ekspresi emosi manusia yang sangat normal. Nancy S. Buck, Ph.D, psikolog perkembangan dan pendiri Peaceful Parenting Inc., menjelaskan, “Apakah masuk akal bagi orangtua untuk menyembunyikan tawa mereka dari anak-anak mereka?”. “Jawaban yang sama juga berlaku untuk tangisan,” tambahnya lagi.
Jadi, “Jika seorang anak melihat orangtua menangis sebagai tanggapan terhadap peristiwa atau situasi tertentu, itu bagus karena memungkinkan anak untuk melihat bahwa tak apa-apa mengekspresikan perasaannya,” kata penasihat profesional berlisensi Tammy Lewis Wilborn dikutip dari HuffPost.
-
Beri penjelasan yang benar sebelum anak memiliki persepsi yang salah
Jika ada momen Parents menangis di depan anak, segera jelaskan kepadanya apa alasannya. Beth Proudfoot, LMFT, terapis perkawinan dan keluarga asal California, AS, dan rekan penulis buku audio The Magic of Positive Parenting, mengatakan, ditakutkan jika tidak segera dijelaskan alasannya, mereka menarik kesimpulan yang salah.
Jadi, segera beri penjelasan kepada si kecil sebelum ia menarik kesimpulan sendiri atas tangisan Anda, ya.
-
Jelaskan kejadian yang sesungguhnya
Bagian terpenting dari proses ini adalah menjelaskan pada tingkat yang bisa dipahami anak sesuai dengan usianya, kata Psikiatri Jessica S. Campbell, LCSW. “Beri tahu mereka apa yang terjadi, lalu peluk!” Tapi tak perlu juga menjelaskan terlalu detail, karena mungkin hal itu terlalu rumit dan sulit untuk ia mengerti.
Ketika Bunda berbagi cerita tentang pengalaman emosional dan menunjukkan bagaimana cara mengatasinya, secara tidak langsung itu mengajari anak keterampilan hidup, juga memberi izin untuk mereka membicarakan pengalamannya suatu saat nanti dengan cara yang sehat,” jelas psikolog anak Jillian Roberts. “Percakapan ini membuka peluang untuk memperkuat ikatan orangtua-anak.”
-
Yakinkan anak mengerti dan baik-baik saja
Jelaskan pada anak alasan Bunda menangis di depan anak. Ini cara agar ia tak memberikan persepsi yang salah.
Coba lihat bagaimana responnya setelah ia melihat Anda menangis di depannya? Sedih, bingung, takut, atau biasa saja. Bandingkan responnya setelah menjelaskan alasan Anda menangis. Apakah ia mengerti dengan penjelasan Anda?
Yakinkan ia bahwa semuanya juga baik-baik saja, dan ia tidak mengkhawatirkan Anda. Dengan demikian anak merasa percaya bahwa Anda mampu melewati semua masalah. Ini juga tanda baginya bahwa orangtuanya akan mampu menjaga dan membuat mereka merasa aman meski sedang bersedih.
-
Cek perasaannya
Usai memberi penjelasan, tanyakan kepada anak tentang perasaan mereka. “Bagaimana perasaanmu melihat Ayah/Bunda menangis?” Akan sangat baik jika Bunda memberinya kesempatan untuk mengeluarkan perasaan dan emosinya. Dengan menanyakan perasaannya, menunjukkan Anda peduli kepadanya.
-
Jangan terlalu sering menangis
Usahakan tidak terlalu sering menangis di depan anak. Kalau kemarin Anda berhasil membuatnya mengerti alasan Anda menangis, kali ini belum tentu. Itu hanya akan mengirim pesan kepadanya bahwa ada yang salah dengan Anda. Selanjutnya, ia menjadi tak merasa nyaman dan aman lagi saat berada di dekat Anda.
Sikap Anda hanya akan membebani anak kemudian. Menurut para ahli, anak akan berusaha melakukan sesuatu untuk membantu mengatasi kesedihan Anda. “Tapi mereka tidak mengerti caranya karena sadar mereka hanya anak-anak. ‘Apa yang harus kulakukan? Bagaimana caranya agar Bunda tak lagi menangis? Sebenarnya apa yang akan terjadi pada orangtuaku? Apa yang akan terjadi padaku kemudian?”
-
Jangan harapkan penghiburan dari anak
Beth menjabarkan, kalau orangtua sebaiknya tak mengharapkan penghiburan dari buah hatinya. “Ini tak adil, karena ini bukan pekerjaan anak. Jika Anda sedang sedih, misalnya ibu Anda meninggal, Anda boleh saja menangis sebanyak-banyaknya. Setelah itu, biarkan anak-anak tahu bahwa Anda akan baik-baik saja.”
-
Bagian dari pengasuhan
Menangis atau mengekpresikan berbagai perasaan merupakan bagian penting dari mengembangkan emosional anak. Mereka tidak memiliki banyak pengalaman hidup, dan pengalaman Anda bisa dijadikannya petunjuk juga pedoman.
Saat mereka mengalami kesedihan, misalnya, ternyata ada loh beberapa anak yang memiliki pertanyaan dalam hatinya, “Apakah aku boleh menangis?” Dan saat mereka melihat orangtuanya menangis di hari kematian kakek atau nenek, ini membantu mereka untuk sadar bahwa “Menangis itu sesuatu yang wajar di kala sedih.”
Setelah membaca penjelasan di atas, sudah tak perlu ragu dan tahu batasannya jika dihadapkan pada situasi yang membuat Parents ingin menangis di depan anak.
Baca juga:
Inilah 5 Penyebab Utama Ibu Tidak Merasa Bahagia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.