Bayi Muntah Kuning Bisa Berbahaya, Perhatikan Gejalanya Berikut

Muntah bayi berwarna kuning tidak boleh disepelekan. Kisah ibu ini menjadi peringatan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bayi muntah kuning adalah kondisi berbahaya yang harus diwaspadai orangtua. Muntah bayi biasanya berwarna putih yang disebut gumoh, karena kekenyangan ASI atau lainnya. Namun jika muntahannya berwarna kuning, Bunda harus segera membawa si kecil ke dokter.

Parents perlu mengetahui apa saja gejala, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini.

Gejala Bayi Muntah Kuning yang Harus Diwaspadai

Usus terlilit atau tersimpul pada bayi adalah kelainan yang disebut intestinal malrotation. Dan sering berubah menjadi komplikasi volvulus pada tahun pertama setelah kelahiran bayi.

Gejala yang harus diwaspadai orangtua:

  • Bayi muntah warna kuning atau hijau
  • Sakit di bagian perut
  • Sembelit atau susah buang air besar
  • Kotoran bayi bernoda merah seperti darah
  • Bayi mudah tersentak atau terkejut

Apabila bayi Anda mengalami gejala di atas, segeralah membawanya ke dokter. Jangan tunggu sampai bayi lemas dan tidak menangis lagi. Penanganan dini meningkatkan peluang bayi untuk selamat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyebab Muntah Kuning

Secara umum muntah bukanlah suatu kondisi medis. Muntah adalah gejala yang menyertai berbagai kondisi, mulai dari infeksi hingga penyakit kronis. 

Muntah yang hanya berlangsung 1 atau 2 hari biasanya tidak dianggap serius. Ini mungkin hanya reaksi dari tubuh terhadap iritasi di usus atau cara tubuh untuk membuang hal-hal berbahaya. 

Biasanya muntah akan berwarna putih atau kecoklatan, atau tergantung dengan apa yang dikonsumsi sebelum muntah.

Namun, mengapa muntah bisa berubah warna? Seringkali, warna muntah akan berubah saat tubuh berkembang melalui setiap tahap kondisi yang mendasarinya. Misalnya, muntah akibat flu perut bisa dimulai dengan warna hijau atau kuning dan berubah menjadi oren.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara lebih spesifik, muntah hijau atau kuning mungkin menandakan bahwa si kecil mengeluarkan cairan yang disebut empedu. Cairan ini dibuat oleh hati dan disimpan di kantong empedu.

Namun cairan empedu ini juga tidak selalu membahayakan. Misalnya saat perut si kecil kosong atau belum menyusui dan makan apapun, sehingga muntah yang keluar adalah cairan empedu.

Penyebab lain muntah berwarna hijau atau kuning termasuk:

  • refluks empedu
  • keracunan makanan
  • muntah saat perut kosong
  • obstruksi usus atau penyumbatan usus

Apakah Bayi Muntah Kuning Normal?

Normal atau tidaknya bayi muntah kuning dapat dilihat dari penyebab yang mendasarinya. Bila penyebabnya adalah perut kosong atau muntah setelah makan makanan berwarna kuning, mungkin tidak akan menimbulkan kondisi yang lebih berbahaya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, muntah kuning pada bayi yang dialami terus-menerus, dengan munculnya gejala lain seperti yang disebutkan di atas, ini adalah tanda bahwa muntah bayi tidak normal. Si kecil harus segera mendapatkan penanganan dokter untuk mencari tahu penyebabnya. 

Karena itu Parents perlu memerhatikan tanda bahaya ketika si kecil mengalami muntah berwarna kuning. Kemudian segera periksakan diri ke dokter. Berikut ini yang perlu Parents perhatikan:

1. Muntah (proyektil) yang sering dan kuat

Terutama jika si kecil masih berusia di bawah dua bulan. Ini bisa menjadi tanda bahwa saluran antara perut dan ususnya menjadi terlalu sempit (stenosis pilorus), yang berarti dia tidak mendapatkan nutrisi yang dia butuhkan.

2. Muntah berwarna hijau atau kuning kehijauan yang terus menerus

Ini bisa menjadi tanda penyumbatan di usus bayi.

3. Darah dalam muntahan bayi 

Meskipun ini bisa sangat mengkhawatirkan untuk dilihat, kondisi ini tidak selalu menjadi pertanda bahwa bayi sakit. Misalnya, jika Bunda menyusui dan memiliki puting yang pecah-pecah dan berdarah, si kecil mungkin bisa menelan sedikit darah. Tapi terkadang itu bisa menjadi pertanda masalah serius, jadi Anda harus selalu memeriksakannya, untuk berjaga-jaga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Darah di popok bayi

Darah dalam feses bayi terkadang bisa menjadi tanda infeksi atau alergi.

5. Muntah kuning disertai tanda-tanda dehidrasi

Bayi dapat mengalami dehidrasi jauh lebih cepat daripada orang dewasa, terutama jika mereka sering muntah. 

Cari saran medis segera jika bayi memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti popok basah yang lebih sedikit, mulut kering, menangis tanpa air mata, kantuk yang tidak biasa, pernapasan cepat, atau titik lunak cekung (fontanelle) di kepalanya.

6. Menolak untuk memberi makan

Jika bayi menolak semua makanan atau minuman selama lebih dari beberapa jam, atau tidak dapat menahan cairan apa pun, ia berisiko mengalami dehidrasi.

7. Muntah yang lebih dari dua hari

Muntah yang berlangsung lebih dari satu atau dua hari bisa menjadi tanda adanya infeksi atau penyakit lain yang memerlukan perawatan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

8. Gejala lain yang lebih mengkhawatirkan

Gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti jika bayi demam, atau tampaknya mengalami sakit perut yang parah. Bunda yang paling mengenal si kecil, jadi jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesejahteraannya, selalu lebih baik untuk memercayai insting dan mencari bantuan.

Haruskah Bayi Muntah Kuning Diatasi?

Sebagian besar bayi dan anak-anak mudah muntah dan biasanya akan sembuh dengan cepat. Setelah muntah, si kecil mungkin akan merasa lapar dan haus. Berikan banyak minum agar mereka tidak mengalami dehidrasi. 

Jika si kecil terus muntah dan terlihat tidak sehat, jangan tunggu lama untuk menemui dokter anak. Jangan menggunakan obat untuk menghentikan muntah tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bila Parents mendapati gejala yang membahayakan dan terlihat mengkhawatirkan, tentu saja bayi muntah kuning perlu diatasi dengan berbagai perawatan dokter. Dokter pun akan menyesuaikan perawatan si kecil sesuai dengan penyebab muntah kuningnya.

Bisakah Dicegah?

Secara umum muntah bisa dicegah dengan beberapa cara. Misalnya dengan mengubah posisi yang berbeda untuk menyusui. Bunda dapat membantu mengurangi kemungkinan bayi muntah dengan beberapa cara ini:

  • Beri makan bayi dalam posisi tegak.
  • Sangga bayi setelah menyusu.
  • Baringkan bayi di sisi kiri.
  • Hindari menggoyangkan atau mengajak bayi main setelah menyusui.

Untuk membantu mengatasi refluks ringan, Bunda bisa mengentalkan makanan bayi dengan tepung maizena atau pengental makanan bayi. 

Jika si kecil merasa tidak nyaman setelah muntah atau tidak mau tenang, coba berikan ASI. Ini akan mencuci asam apa pun kembali ke perut. 

Beberapa bayi mengalami mulas, yang merupakan sensasi terbakar di dada. Mereka mungkin gelisah setelah makan atau saat berbaring. Dokter mungkin dapat menyarankan antasid untuk meredakan mulas.

Cerita Seorang Ibu yang Anaknya Mengalami Muntah Kuning

Seorang ibu membagikan pengalamannya menangani muntah bayi kuning, saat usia anaknya 10 hari. Hal tersebut hampir saja merenggut nyawa buah hatinya. Hingga dia pun ingin memberi peringatan pada orangtua lainnya, agar tidak meremehkan gejala muntah bayi kuning.

Pada usia 10 hari, bayiku dilarikan ke rumah sakit anak Sydney dengan ambulans. Itu adalah hari terburuk dalam hidupku. Di usianya yang baru 10 hari, putraku jarang sekali menangis. Dia tenang saat menyusui, dipeluk dan tidur. 

Tiba-tiba saja dia memuntahkan cairan berwarna putih kekuningan. Seperti warna highlighter kuning. Saat itu kami hendak pergi tidur, dan terakhir kali dia menyusui adalah beberapa jam lalu. Jadi kami sangat kaget melihatnya. 

Aku segera menghubungi kontak kesehatan darurat. Iya, aku tahu seharusnya aku segera membawa bayiku ke UGD, tapi aku tidak melakukannya.  Perawat yang menerima teleponku tidak memberi kesempatan padaku untuk menjelaskan lebih jauh. Dia langsung menyuruhku membawa si kecil ke UGD secepatnya, karena muntah bayi kuning adalah hal serius. Aku meninggalkan suamiku bersama anak kami yang masih balita, dan membawa bayiku ke UGD terdekat. Namun, tidak lama setelah diperiksa di sana, bayiku segera dirujuk ke RS Anak Sydney. Semuanya tampak tidak nyata bagiku. Sesampainya di rumah sakit, bayiku segera dipasangi berbagai alat untuk memantau kondisinya. Tetapi, mereka tidak bisa menemukan pembuluh darah di tubuh kecilnya untuk memasang infus.  Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya infus dipasang di kepala bayiku. Ini seperti mimpi buruk bagiku. Aku tak bisa menyentuhnya, jadi aku hanya bisa mencoba menenangkannya dengan suaraku.  Dia menangis dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku mencoba untuk tetap tegar demi bayiku, meskipun itu sulit sekali.  Kemudian perawat membawakanku pompa ASI. Saat aku sedang memompas ASI sambil menangis, perawat itu duduk bersamaku dan menghapus airmataku dengan tisu.  Dia mengatakan padaku dengan suara pelan, bahwa warna kuning pada muntahan bayiku bisa disebabkan oleh kondisi ususnya yang terlilit. Mereka akan melakukan serangkaian tes untuk memastikannya. Dan jika ususnya sudah parah, bayiku harus dioperasi. Kalau tidak dia bisa meninggal seketika. Tammydz / Pixabay

Aku tidak apa saja yang terjadi saat itu, kecuali kamar gelap tempat mereka melakukan pemeriksaan sinar X pada perut bayiku. Menunggu hasil tesnya adalah penantian terpanjang dalam hidupku.  Bayiku terbaring di sana, dengan berbagai mesin yang menempel di tubuhnya. Dan aku tidak bisa menyentuhnya sama sekali.  Dan 24 jam kemudian hasil tesnya keluar. Ususnya baik-baik saja. Aku sungguh lega. Begitu semua alat yang dipasang di tubuh bayiku dilepas, aku memeluknya dengan erat seolah tak mau melepaskannya lagi. Beberapa bulan kemudian, aku menerima telepon dari ibuku. Seorang anak dari teman keluarga kami, bayinya yang bernama Alexander  juga mengalami muntah kuning. Mereka menjalani apa yang kami lewati sebelumnya.  Sayangnya, usus bayi Alexander tersimpul. Dia sangat kesakitan dan namun akhirnya meninggal.  Sampai saat ini, kami tidak tahu mengapa bayi kami muntah kuning. Tapi sejujurnya aku tidak peduli. Selama aku masih bisa memeluk bayiku setiap hari, aku tetap bersyukur. Sesuatu yang tidak akan pernah bisa dilakukan lagi oleh ibu bayi Alexander.  Aku berharap, dengan membagikan kisah ini, orangtua bisa mengenali gejala muntah bayi kuning. Agar bisa menyelamatkan anak mereka tepat pada waktunya.

Semoga bermanfaat.

***

Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah

Vomiting in babies: what’s normal and what’s not
https://www.babycentre.co.uk/a536689/vomiting-in-babies-whats-normal-and-whats-not 

Green, Yellow, Brown, and More: What Does the Color of My Vomit Mean?
https://www.healthline.com/health/green-vomit 

Children and vomiting
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/children-and-vomiting#treatment-for-vomiting 

What You Need to Know About Throwing Up Bile
https://www.healthline.com/health/throwing-up-bile 

 

Baca juga:

Berbagai Penyebab Bayi Muntah

Penulis

Fitriyani