Istilah hybrid learning belakangan menjadi sering dibicarakan, setelah kebijakan pembelajaran jarak jauh diberlakukan sebagai imbas pandemi COVID-19. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan hybrid learning itu?
Secara umum, hybrid learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan atau mengkombinasikan antara pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka (PTM). Metode ini juga disebut sebagai blended learning alias model pembelajaran campuran.
Mengenal Metode Belajar Hybrid atau Blended Learning
Dalam pelaksanaan blended learning, ada kalanya peserta didik dan tenaga pendidik bertatap muka langsung di kelas, tetapi ada kalanya pula melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Jadi misalnya, dalam rentang waktu seminggu, dua hari dilakukan sekolah tatap muka, sedangkan tiga hari berikutnya belajar dari rumah.
Dalam blended learning, jadwal kapan siswa harus masuk ke sekolah dan kapan harus belajar di rumah, diatur oleh tenaga pengajar. Pada beberapa sekolah, bisa jadi orang tua juga dilibatkan terkait penjadwalan ini.
Tujuan dilakukan blended learning sendiri, diharapkan bisa mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring. Misalnya, menjaga agar siswa tidak bosan atau stres karena hanya belajar dari rumah, mengakomodir kebutuhan siswa untuk berinteraksi sosial dengan teman dan guru di sekolah, dan sebagainya.
Artikel terkait: Mengenal 11 Jenis Hewan Endemik Indonesia, Sebagian Terancam Punah
Hybrid learning juga menjadi alternatif pembelajaran ketika sekolah-sekolah belum memungkinkan untuk secara total menerapkan pembelajaran tatap muka, lantaran situasi pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya kondusif.
Penerapan hydrid learning di Indonesia, bisa terlihat dari kebijakan PTM terbatas. Di sini, jumlah siswa di kelas dibatasi hanya 50 persen, dan kemudian ada kewajiban untuk melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
Selain itu, ditetapkan pula PTM bisa dihentikan jika terjadi kasus positif di sekolah atau kampus yang bersangkutan. Perlu dicatat pula, PTM terbatas baru bisa dilaksanakan di wilayah dengan PPKM level 1-3 saja.
Kelebihan Hybrid Learning
Mengutip dari laman Dunia Dosen, adanya kebijakan untuk menerapkan hybrid learning kemudian mendapatkan sambutan yang beragam, ada yang pro dan kontra. Hal ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh model pembelajaran campuran tersebut.
Dilihat dari sisi kelebihan, blended learning punya beberapa poin berikut ini:
1. Membuka Kesempatan Bersosialisasi
Kelebihan pertama dari metode pembelajaran campuran ini adalah bisa membuka kesempatan untuk bersosialisasi. Misalnya, pada Sekolah Dasar rata-rata masuk sekolah sekali seminggu.
Saat masuk ke kelas dan bertemu dosen atau guru secara langsung, maka akan membuka kesempatan untuk bersosialisasi. Bersosialisasi mengasah keterampilan hidup bersosial dan bagus untuk kesehatan mental.
Artikel terkait: 5 Hewan Tercepat di Dunia, Ada yang Kalahkan Kecepatan Mobil Sport
2. Pemahaman Materi Lebih Baik
Pembelajaran daring memang tetap membuka kesempatan untuk bisa memahami materi pembelajaran. Namun, tidak seefektif saat mengalami pembelajaran tatap muka. Sehingga, dengan hybrid learning peserta didik memiliki kesempatan untuk memahami materi pembelajaran dengan lebih baik.
3. Tetap Memanfaatkan Teknologi
Blended learning tetap memanfaatkan teknologi, dimana Indonesia sendiri memang masih ketinggalan dengan negara lain dalam pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan. Namun, sejak pandemi pemanfaatan teknologi semakin mudah dan terlaksana dengan baik. Blended learning kemudian tidak menutup pemanfaatan tersebut.
4. Memberi Penyegaran
Setelah nyaris 2 tahun penuh menjalani pembelajaran daring, siswa maupun tenaga didik bisa saja merasa jenuh. Blended learning bisa memberikan penyegaran di tengah-tengah kebosanan terhadap rutinitas ‘belajar dengan layar gadget’ terus-menerus.
Kekurangan Hybrid Learning
Selain memiliki sederet kelebihan, hybrid learning juga punya sejumlah kekurangan atau kelemahan. Seperti:
1. Mengalami Kesulitan dalam Mengatur Jadwal Belajar Harian
Kegiatan pembelajaran campuran bisa menciptakan kesulitan dalam mengatur jadwal belajar harian. Sehingga perlu disiplin tinggi dan fokus yang tinggi juga agar bisa mengatur jadwal belajar dengan baik.
Artikel terkait: Apa Itu Kalimat Efektif? Ini Pengertian, Ciri, dan Contohnya
2. Masih Bergantung Perangkat dan Jaringan Internet
Saat belajar di sekolah atau kampus, maka tidak perlu bergantung pada kondisi perangkat seperti komputer dan jaringan internet. Namun, jika sudah waktunya belajar dari rumah maka masih sangat bergantung dengan dua aspek tersebut.
Maka ada kalanya pembelajaran menjadi kurang efektif dan bahkan susah diakses, terutama oleh peserta didik yang jaringan internetnya masih sangat buruk.
3. Kesulitan Menyusun Metode Pembelajaran
Kekurangan lainnya dialami oleh tenaga pendidik, yang tentu mengalami kesulitan dalam menyusun metode pembelajaran. Supaya materi bisa disampaikan dengan baik, menarik, dan bisa diakses secara merata oleh seluruh peserta didik. Sehingga menuntut semua pihak untuk bisa beradaptasi dengan baik lewat metode pembelajaran baru ini.
Nah, Parents itu tadi informasi tentang hybrid learning beserta kelebihan dan kekurangannya. Kalau pengalaman Parents sendiri, apa tantangannya dalam mendampingi si kecil dalam mendampingi ia belajar dengan metode blended learning ini?
***
Baca juga:
6 Jenis Metode Pembelajaran untuk Anak di Sekolah, Kelebihan dan Kekurangannya
Suaka Margasatwa, Apa Bedanya dengan Cagar Alam dan Taman Nasional?
Fotosintesis adalah Proses Pemanfaatan Energi Matahari oleh Tumbuhan, Ini Penjelasan Rincinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.