Tentu Parents sangat familiar dengan istilah “Sarapan adalah makan terpenting dalam sehari”, bukan? Oleh karena itu, Anda perlu memastikan bahwa menu sarapan yang Anda pilih sesuai dengan usia anggota keluarga Anda, lo! Kok bisa?
Pentingnya Memilih Sarapan yang Tepat
Sumber: Unsplash
Bukan rahasia lagi bila menu sarapan yang tepat akan membantu energi Anda menjadi lebih bertenaga sepanjang hari. Apalagi bila menu sarapan tersebut sesuai dengan usia Anda.
Hal ini dikarenakan setiap usia membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda sehingga bisa difokuskan pada menu-menu tertentu yang menunjang.
Contohnya adalah anak-anak yang membutuhkan asupan protein serta omega-3 yang tinggi.
Sayangnya, beberapa orang tua justru mengabaikan hal ini. Contohlah mungkin anak-anak yang lebih menyukai sereal manis dibandingkan makanan berprotein.
Lalu bagaimana penerapannya yang benar? Berikut adalah saran menu sarapan sesuai usia berdasarkan ahli gizi dikutip dari Huffington Post.
Menu Sarapan Sesuai Usia Keluarga
Usia 2-6 Tahun
Pada usia yang bisa disebut balita hingga lebih tua sedikit, umumnya rentan dengan keluhan konstipasi. Keluhan ini bahkan mencapai 30%, lo.
Kuncinya, menu sarapan untuk usia ini adalah penuh dengan serat.
Eits, tapi Anda pasti memahami bahwa usia ini rentan dengan memilih makanan, bukan?
Sehingga Anda perlu kreatif dalam memasukkan serat ke dalam makanan yang familiar dan tidak membuat anak enggan.
Saran lainnya adalah membuat makanan menjadi bite-sized atau porsi kecil yang bisa segera dilahap.
Hal ini membuat anak-anak menjadi lebih mudah menikmatinya sebagai snack, tapi dengan gizi yang lebih baik.
Contohnya adalah telur dan alpukat yang sangat bermanfaat untuk perkembangan otak anak.
Usia Sekolah (6-12)
Pada usia ini, anak-anak diharapkan memiliki kalsium dan vitamin D yang cukup untuk pertumbuhan tulang dan gigi mereka.
Sayangnya, kenyataan justru menunjukkan sebaliknya. Banyak anak-anak yang tidak mendapat nutrisi ini sehingga rentan mengalami pengeroposan tulang di masa dewasa.
Bagaimana cara Parents memastikan asupan vitamin ini tersedia?
Salah satu caranya adalah membuat smoothie atau jus!
Campurkan buah, kacang-kacangan, dan susu atau yogurt. Anda sudah bisa mendapatkan karbohidrat, protein, dan kalsium sekaligus!
Bila Anda mau, Anda bisa memasukkan beberapa sayuran beku yang tidak akan terasa di lidah mereka.
Kalau sudah begini, Anda bisa menyisipkan sayur-sayuran bagi mereka yang enggan, lo!
Artikel Terkait: Ikuti 11 Tips Supaya Sarapan Tidak Mual Saat Hamil
Remaja (13-17 tahun)
Sumber: Unsplash
Pada usia ini, Parents harus mulai menyadari betapa sibuknya jadwal mereka!
Sudah pasti, kecil kemungkinan remaja Anda akan menikmati sarapan berat di meja makan.
Tentunya ini bukan alasan bagi mereka agar tidak makan. Menu yang berat namun mudah dikonsumsi seperti telur, sosis, dan juga roti panggang bisa mengenyangkan dan membuat mereka bertenaga sepanjang hari.
Khusus remaja perempuan, pastikan asupan zat besi yang cukup karena mereka akan mengalami menstruasi. Adapun protein bisa membantu mereka untuk mengembangkan otot tubuh mereka.
Menu yang bisa Anda coba adalah kacang-kacangan dan protein yang dicampurkan ke dalam roti isi. Yummy!
Dewasa Awal (18-30 tahun)
Akui saja, Anda di usia ini pasti pernah mengalami masa-masa begitu malas dalam menyiapkan sarapan, bukan? Ya, jadwal yang padat menyebabkan usia dewasa awal begitu sulit untuk membangun menu sarapan yang sehat.
Pada usia ini, para ahli gizi meyakinkan bahwa makan apapun lebih baik daripada tidak sama sekali.
Prioritasnya adalah membangun konsistensi untuk sarapan meski dengan menu yang lebih sederhana daripada usia sebelumnya.
Bila Anda benar-benar kesulitan dalam menyiapkan makanan, Anda bisa mencoba instant oatmeal atau smoothies.
Namun bila Anda ingin fokus pada nutrisi, fokuskan pada karbohidrat ringan seperti sereal atau roti, buah, yogurt atau susu, dan telur.
Hal ini dikarenakan kalsium menjadi salah satu sumber penting untuk menyokong tubuh dan kelenjar endokrin.
Bila Anda tidak menyukai susu sapi, cobalah yogurt atau keju!
Artikel Terkait: 10 Ide Overnight Oats: Praktis, Sehat, dan Cocok untuk Sarapan
Dewasa Tengah (40 – 60 tahun)
Kenyataannya, usia ini tidak mendapatkan serat yang cukup sehingga Anda bisa fokus pada serat di gandum atau roti, buah, dan sayuran.
Contoh sarapan yang mudah adalah omelet dengan sayur, nasi atau oatmeal, dan protein!
Mudah sekali, bukan?
Lansia (60 ke atas)
Sumber: Unsplash
Berbeda dengan asumsi bahwa lansia tidak membutuhkan protein, justru gizi tersebut menjadi krusial pada usia ini!
Hal ini dikarenakan otot akan berkurang seiring perkembangan usia, khususnya pada lanjut usia.
Telur dan smoothie bisa menjadi pilihan yang tepat untuk membangun otot yang mulai melemah. Tentunya hal ini bisa membangun kesehatan tubuh lebih baik.
Apalagi lansia perlu memastikan otak terus berjalan baik, sehingga omega-3 menjadi pilihan yang tepat seperti ikan ataupun buah-buahan yang mudah dikonsumsi.
Artikel Terkait: 6 Resep Sajian Sedap Roti Tawar untuk Bekal dan Sarapan
Sepenting Apa Sarapan Bagi Keluarga?
Tidak perlu didebatkan lagi, sarapan menjadi king of food sehari-hari yang tidak boleh dilewatkan!
Hal ini dikarenakan sarapan seolah menjadi makanan penting setelah ‘puasa’ semalaman saat tidur.
Makanan saat sarapan bisa membantu meningkatkan energi dan kinerja otak, sehingga menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan seharian.
Apalagi riset menunjukkan bahwa sarapan bernutrisi yang rutin bisa mengurangi kolestrol buruk, lo!
Sudah siap menyiapkan sarapan?
***
Baca Juga:
5 Resep Kaserol Nikmat, Cocok untuk Menu Sarapan Keluarga
Menyiapkan Sarapan Anti Ribet untuk Keluarga, Tak Perlu Bantuan ART
Cocok untuk Sarapan dan Camilan, Coba Resep Bakpao Daging yang Lezat Ini Yuk!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.