“Kak, cobalah mengalah sama adik. Adik kan masih kecil. Bla..bla..bla…” sering kali orangtua mengatakan kalimat seperti itu saat mendidik anak.
Kalimat seperti di atas seringkali kita ucapkan. Baik kita sadari ataupun tidak, kita kerap menyuruh kakak untuk selalu mengalah pada adik. Mendidik anak dengan cara seperti ini tentunya akan berdampak pada perkembangan kepribadian anak selanjutnya.
Selain memberi dampak positif, ternyata sikap mengharuskan kakak untuk selalu mengalah pada adik juga bisa memiliki dampak buruk. Apa sajakah di antaranya?
Dampak negatif mendidik anak untuk selalu mengalah
Tips mendidik anak, carilah waktu yang tepat bagi anak untuk belajar mengalah.
Dalam buku parenting “Nyebur Ke Dunia Anak”, psikolog Endah Kurniadarmi, Direktur Pusat Pengembangan Anak Indonesia menjelaskan bahwa mendidik anak agar selalu bersikap mengalah tidaklah sehat bagi perkembangan seorang anak. Begitu pula sebaliknya.
Kakak yang selalu mengalah pada adik cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki rasa percaya diri dan sikap optimisme. Si Kakak pun seringkali dihinggapi sikap ragu dan takut mengecewakan orang lain.
Mungkin Si Kakak harus mengalah sekali waktu, namun ia perlu memahami mengapa ia harus mengalah. Ketika ia mempertahankan miliknya, ia pun harus mengerti mengapa ia bertahan. Dan tahukah Parents, rumah adalah tempat pertama bagi anak untuk menemukan jawaban-jawaban pertanyaan tersebut.
Dalam mendidik anak, kita perlu menciptakan kondisi yang paling nyaman bagi seorang anak. Yaitu jika anak mampu belajar kapan ia harus mengalah dan kapan ia harus bersikeras. Dan semua proses ini sebaiknya dijalani dalam lingkungan keluarga.
Di sinilah peran orangtua menjadi demikian penting untuk mendampingi proses tumbuh kembang anak-anaknya. Orangtua, biasanya ibu, harus menjadi penengah saat terjadi keributan antara kakak dan adik.
Tak apa jika kakak mempertahankan egonya
Ada baiknya kita membiarkan si Kakak sesekali mempertahankan mainan kesukaannya dan mengalihkan perhatian si Adik terhadap mainan tersebut. Namun, menjadi kewajiban kita pula untuk mengajarkan si Kakak untuk sesekali mengalah pada adiknya.
Tentu kita maklum bahwa sebelum hadirnya si Adik, Kakak merasa mendapatkan keistimewaan dalam keluarga karena mendapat kasih sayang dan waktu yang sangat besar dari orangtuanya. Namun ketika ia memiliki seorang adik, ia terpaksa harus berbagi.
Sementara seorang adik terlahir dalam kondisi terbiasa menerima perhatian dari seluruh anggota keluarga, termasuk perhatian dari si Kakak. Begitu pula dengan mainan, adikpun sering mendapatkan pengalihan dari bekas milik kakak.
Sudah barang tentu dalam proses mendidik anak, hal ini tidak selalu mudah. Selalu ada rasa cemburu dalam diri kakak, dan membuat ia sulit mengalah pada adiknya.
Untuk mengatasi kecemburuan ini, seorang anak perlu diarahkan untuk merasa bangga dan nyaman apapun peran dan statusnya dalam keluarga.
Dengan menyadari posisinya sebagai adik ataupun kakak, diharapkan anak mampu menjalani proses pembembentukan kepribadiannya sehingga kelak menjadi pribadi-pribadi yang penuh percaya diri dan bertanggung jawab serta menjadi sosok yang menyenangkan di mana pun ia berada.
Selain itu, Parents, carilah waktu yang tepat untuk mengajarkan anak agar mau mengalah. Baik kepada adik, kakak maupun teman-teman mainnya.
Tips mencegah kecemburuan antara kakak dan adik
Adapun cara-cara yang bisa orangtua lakukan agar kakak dan adik tidak saling cemburu dan tetap akur, di antaranya yaitu:
1. Berikan perhatian khusus pada setiap anak
Apabila kakak dan adik selalu bersama setiap hari, maka sediakan waktu agar mereka bisa bermain sendiri-sendiri. Contohnya, bermain dengan tetangga yang seusianya. Selain itu, orangtua juga perlu meluangkan waktu untuk bersama dengan setiap anak.
2. Tidak mengistimewakan salah satu anak
Hindari mengistimewakan salah satu anak, entah itu kakak maupun adiknya. Selain itu, hindari juga penggunaan kalimat yang bisa menjurus jika Parents hanya membanggakan salah satu anak.
3. Terapkan peraturan yang sama
Tetapkan peraturan yang berlaku sama untuk kakak dan adik. Lalu, jika sang kakak harus bisa berbagi dengan adiknya, maka begitu juga sebaliknya, adik juga harus bisa berbagi dengan kakak.
***
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat, ya.
Baca juga :
Big Sibling Blues: Bantu Anak Menjadi Kakak dengan 13 Cara Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.