Bunda, asupan nutrisi merupakan salah satu hal penting untuk dukung kecerdasan anak. Bahkan, menentukan asupan nutrisi yang baik untuk si Kecil harus sudah mulai diperhatikan sejak 1000 hari pertamanya.
Mengapa demikian? Hal ini karena pemenuhan kebutuhan nutrisi di 1000 hari pertama kehidupan anak memegang peranan penting untuk mendukung kecerdasan sekaligus tumbuh kembang si Kecil.
Lantas, apa saja jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung kecerdasan dan tumbuh kembang si Kecil? Baca penjelasan lengkapnya di sini, yuk!
Asupan Nutrisi yang Dibutuhkan untuk Meningkatkan Kecerdasan Anak
Pada dasarnya, semua jenis nutrisi bagus untuk si Kecil, Bun. Namun, beberapa jenis nutrisi di bawah ini sangat dibutuhkan untuk mendukung kecerdasan dan perkembangan otak anak, yakni:
- Zat Besi
- DHA dari Minyak Ikan
- Omega 3
- Omega 6
- Protein
Nah, berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
1. Zat Besi
Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang memegang peranan penting dalam perkembangan otak anak. Kekurangan zat besi dapat menghambat perkembangan otak si Kecil, sehingga membuat anak sulit fokus dan berkonsentrasi yang berdampak pada kemampuan belajarnya.
Agar dampak tersebut tidak terjadi, Bunda bisa mencukupi kebutuhan zat besi harian dengan memberikan si Kecil makanan yang menjadi sumber zat besi.
Berapa banyak kebutuhan zat besi si Kecil? Berikut adalah jumlah kebutuhan zat besi harian untuk anak sesuai usianya berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):
- Anak usia 1-3 tahun: 7 mg per hari.
- Anak usia 4-8 tahun:10 mg per hari.
Kebutuhan zat besi tersebut setara dengan konsumsi ½ kilogram daging ayam atau 6 liter susu kotak cair lho, Bunda. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian tersebut, berikut adalah makanan sumber zat besi yang dapat Bunda berikan kepada si Kecil:
- Susu pertumbuhan dengan kombinasi unik zat besi & vitamin C, minimal 2 gelas/sehari
- 85 gram hati sapi: mengandung 5-9 mg zat besi
- 85 gram daging merah: mengandung 2-3 mg zat besi
- 30 gram kacang-kacangan: mengandung 1,5-2,5 mg zat besi
- 100 gram sayuran hijau: mengandung 0,7-1,5 mg zat besi
- 100 gram biji-bijian: mengandung 1,5-2 mg zat besi
- 30 gram buah-buahan kering: mengandung 0,8-1,5 mg zat besi
2. DHA dari Minyak Ikan
Minyak ikan yang memiliki kandungan DHA yang dapat menjaga kesehatan fungsi kognitif anak.
Asupan DHA (Dokosaheksaenoat) yang dianjurkan untuk anak bervariasi tergantung usia. The Food and Agricultural Organisation of the United Nations (FAO) merekomendasikan asupan 100-150 mg DHA per harinya untuk anak usia 2-4 tahun.
Meski begitu, Bunda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menentukan asupan DHA yang tepat untuk si Kecil. Pasalnya, selain usia, kebutuhan DHA pada setiap anak bisa saja berbeda tergantung berbagai faktor seperti aktivitas fisik dan kondisi kesehatan individu.
Bunda bisa memberikan makanan sumber DHA berkualitas seperti ikan laut berlemak (salmon, tuna, dan sarden) pada si Kecil. Setiap 100 gram dari masing-masing jenis ikan laut berlemak mengandung 1-3 gram minyak ikan.
Selain itu, Bunda juga bisa memberikan susu pertumbuhan terfortifikasi DHA berkualitas dari Minyak Ikan Tuna. Faktanya, Minyak Ikan Tuna lebih baik dari Minyak Ikan lainnya, lho! Minyak Ikan Tuna diketahui memiliki kandungan DHA yang lebih tinggi dibanding Minyak Ikan Cod dan Minyak Ikan Sarden. DHA ini dibutuhkan untuk mendukung perkembangan kognitif si Kecil.
3. Omega 3
Kandungan asam lemak Omega-3 memiliki manfaat krusial untuk perkembangan fungsi otak anak, mendukung si Kecil agar mudah berkonsentrasi dan meningkatkan fungsi motoriknya.
Menurut rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Indonesia, kecukupan asupan omega 3 yang direkomendasikan untuk anak-anak berdasarkan usia adalah sebagai berikut:
- Anak 1-3 tahun: 700 mg per hari
- Anak usia 4-6 tahun: 900 mg per hari
Sumber makanan yang kaya akan omega 3 antara lain:
- 100 gram salmon segar: sekitar 2,3 gram omega-3
- 100 gram tuna kaleng: sekitar 0,8 gram omega-3
- 100 gram sarden kaleng: sekitar 2,2 gram omega-3
- 100 makerel segar: sekitar 2,5 gram omega-3
- 100 gram kacang almond: sekitar 0,13 gram omega-3
- 100 gram kacang mete: sekitar 0,03 gram omega-3
- 100 gram kacang hijau: sekitar 0,1 gram omega-3
- 100 gram kacang merah: sekitar 0,1 gram omega-3
- 100 gram chia seed: sekitar 17 gram omega-3
- 100 gram flaxseed: sekitar 22 gram omega-3
- 100 gram biji bunga matahari: sekitar 0,1 gram omega-3
- 100 gram quinoa: sekitar 0,1 gram omega-3
- 100 gram minyak kedelai: sekitar 7 gram omega-3
- 100 gram minyak canola: sekitar 9 gram omega-3
Jika sulit untuk mendapatkan asupan omega 3 dari makanan, maka suplemen omega 3 juga dapat menjadi pilihan. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan suplemen omega 3 pada anak ya, Bunda.
4. Omega-6
Selain omega-3, asam lemak omega-6 juga dapat membantu menguatkan fungsi otak agar dapat lebih mudah berkonsentrasi dan meningkatkan kemampuan motorik anak.
Kebutuhan omega 6 berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan keadaan kesehatan. Berikut adalah rekomendasi kecukupan gizi omega 3 harian dari Kemenkes berdasarkan usia:
- Anak 1-3 tahun: 7 g per hari
- Anak usia 4-6 tahun: 10 g per hari
Berikut adalah makanan sumber omega-6 yang bisa Bunda berikan:
- 100 gram minyak jagung : sekitar 49 gram omega-6
- 100 gram minyak kedelai: sekitar 50 gram omega-6
- 100 gram minyak bunga matahari: sekitar 40 gram omega-6
- 100 gram minyak kacang tanah: sekitar 32 gram omega-6
- 100 gram daging sapi: 1,8 gram omega-6
- 100 gram daging babi: 3,1 gram omega-6
- 100 gram ikan salmon: 0,5 gram omega-6
- 100 gram daging ayam: 1,6 gram omega-6
- 100 gram telur: sekitar 1,2 gram omega-6
- 100 gram susu sapi: sekitar 0,1 gram omega-6
- 100 gram keju cheddar: sekitar 0,8 gram omega-6
- 100 gram yoghurt: sekitar 0,2 gram omega-6.
Berikan asupan omega-6 pada anak secara seimbang dan sesuai kebutuhan ya, Bunda. Meski omega-6 termasuk asam lemak esensial yang diperlukan tubuh, tetapi memberikan jenis nutrisi ini dalam jumlah berlebih juga tidak baik karena bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi untuk berdiskusi terkait asupan omega-6 yang tepat sesuai kebutuhan si Kecil.
5. Protein
Selanjutnya, ada protein sebagai nutrisi yang berperan penting untuk mendukung kecerdasan anak. Protein berperan dalam pembentukan struktur sel, termasuk sel otak.
Agar sistem saraf pusat dapat berfungsi secara optimal, dibutuhkan sejumlah asam amino yang terdapat dalam makanan berprotein. Asam amino seperti triptofan, tirosin, histidin, dan arginin digunakan oleh otak untuk proses sintesis berbagai neurotransmitter dan neuromodulator yang terdapat pada otak.
Oleh karena itu, dengan asupan protein yang mencukupi, otak anak bisa berkembang dan tumbuh dengan lebih optimal.
Angka kecukupan gizi protein yang direkomendasikan untuk anak tergantung pada usia dan berat badannya. Berikut adalah rekomendasi kecukupan gizi protein harian untuk anak sebagaimana dikutip dari Kemenkes:
- Anak 1-3 tahun: 20 gram protein
- Anak usia 4-6 tahun: 25 gram protein
Meski demikian, angka kecukupan gizi protein ini hanyalah rekomendasi ya, Bunda.
Perlu diingat, kebutuhan gizi tiap anak bisa berbeda-beda tergantung dari aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan pertumbuhan mereka. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan gizi yang tepat untuk anak Anda.
Berikut adalah Jenis makanan yang kaya protein dan kadar protein per 100 gram bahan makanan yang bisa Bunda berikan:
- Telur: 10,9-16,76 gram protein
- Susu sapi segar: 3,2 gram protein
- Keju cheddar: 24,9 gram protein
- Yoghurt tawar: 5,3 gram protein
- Kefir: 3 gram protein
- Tahu: 8 gram protein
- Tempe: 18,5 gram protein
- Ayam: 25,8 gram protein
- Sapi: 26 gram protein
- Kambing: 20,6 gram protein
- Babi: 19,3 gram protein
- Salmon: 20 gram protein
- Kerang: 11 gram protein
- Cumi-cumi: 15,6 gram protein
- Udang: 24 gram protein
- Lobster: 19 gram protein
- Kepiting: 18 gram protein
- Sosis: 12 gram protein
- Ham: 18 gram protein
- Daging asap: 29 gram protein
- Kacang almond: 21 gram protein
- Kacang mete: 18 gram protein
- Kacang tanah: 25 gram protein
- Kacang hijau: 9 gram protein
- Kacang merah: 8 gram protein
- Oatmeal: 3,3 gram protein
- Quinoa: 4,4 gram protein
Susu sebagai Sumber Nutrisi untuk Dukung Tumbuh Kembang dan Daya Pikirnya
Selain sumber makanan di atas, Bunda juga bisa memberikan susu pertumbuhan yang sudah terfortifikasi nutrisi penting untuk si Kecil.
Bunda bisa memberikan SGM Eksplor 1+ yang dilengkapi berbagai nutrisi untuk seperti DHA 100% berkualitas dari minyak ikan tuna yang lebih baik dari minyak ikan lainnya, Omega 3 & 6. SGM Eksplor merupakan satu-satunya susu pertumbuhan dengan dengan IronC™* untuk dukung penyerapan Zat Besi hingga 2x lipat.
Terbukti, bantu lengkapi 100% kebutuhan zat besi si Kecil, dengan minimal konsumsi 2 gelas SGM Eksplor setiap harinya. Dukung daya pikir si Kecil jadi Generasi Maju yang Berpikir Cepat.***
SGM Eksplor 1+ juga tinggi protein, vitamin D, dan kalsium untuk dukung pertumbuhan fisik, sumber serat pangan, juga tinggi zinc dan Vitamin C untuk dukung daya tahan tubuh si Kecil.
Untuk info lebih lanjut mengenai SGM Eksplor dengan IronC™, Bunda bisa klik link di sini.
Itulah informasi tentang nutrisi penting untuk kecerdasan anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda!
***
* Kombinasi unik Iron & VitC dengan Molar Ratio 1:2 Meningkatkan Penyerapan Zat Besi (WHO, FAO 2006)
**Dengan memberikan nutrisi yang seimbang & stimulasi yang tepat
***Bersama dengan makanan bergizi seimbang, untuk memenuhi 100% AKG zat besi harian anak Indonesia usia 1-3 tahun yang dianjurkan.
***Chandra DN, et al (2023) Iron intake adequacy improves linear growth in 1-3 years old children. Online Oral Presentation at ICHWB 2023 on 6 December 2023
Baca label sebelum membeli. Baca peringatan pada label.
Baca Juga:
Waspada Bahaya Kekurangan Protein pada Anak, Kenali 5 Tandanya Berikut Ini
12 Tanda Anak Kurang Gizi, Parents Wajib Waspada Nih!
Anak pintar dan cerdas bisa terwujud bila orangtua rajin lakukan 10 hal ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.