Sebuah laporan yang diterbitkan tahun 2014 menyatakan, jumlah penderita kanker payudara di Indonesia saat ini telah mencapai 12.014 orang dan diperkirakan akan terus bertambah.
WHO memprediksi jumlah ini akan semakin meningkat tujuh kali lipat pada tahun 2030 di Indonesia. Mereka dipastikan akan menempati posisi teratas.
Fakta ini pun cukup mengejutkan kita semua. Ilmu kedokteran yang telah modern pun tak mampu menyembuhkan penderita kanker payudara akut pada kondisi semula.
Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan untuk mencegah penyakit ini menjangkiti tubuh kita atau anggota keluarga kita?
Pencegahan kanker payudara sejak usia remaja
Sebuah studi yang dilakukan Graham Colditz, M.D, seorang ahli kesehatan dari Breastcancer.org Professional Advisory Board, menghasilkan kesimpulan bahwa upaya pencegahan akan lebih efektif jika dilakukan sejak usia remaja.
Kesimpulan ini dibuat berdasarkan data 25% penderita kanker payudara di negara-negara berkembang ternyata berusia kurang dari 50 tahun.
“Saat yang tepat untuk melakukan pencegahan perlu kita pertimbangkan, karena 22% kasus kanker ini dialami oleh wanita premenopausal (belum menopause) yang lebih ganas daripada pada wanita postmenopausal (telah menopause),” jelas Dr. Colditz.
Kaum remaja lebih rentan
Para peneliti mengungkapkan, para gadis remaja yang banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi, rendah nutrisi dan jarang atau tidak pernah berolahraga berpeluang mendapatkan menstruasi lebih awal (kurang dari 13 tahun).
Tubuh mereka akan memproduksi hormon estrogen lebih awal, sehingga mereka pun akan ‘terkontaminasi’ estrogen lebih lama di sepanjang kehidupannya.
Sedangkan estrogen sendiri adalah salah satu penyebab mengapa penyakit mematikan ini bisa tumbuh dan menjalar dalam tubuh seorang wanita.
Penelitian juga menemukan bahwa gadis ABG yang banyak makan sayuran, buah-buahan dan whole grains mendapatkan menstruasi pertama lebih lambat.
Mereka pun memiliki risiko kanker yang lebih kecil karena tubuh mereka lebih sedikit ‘terkontaminasi’ hormon estrogen selama kehidupannya.
Semua pihak harus terlibat
Colditz menghimbau agar masyarakat, pemerintah, kalangan pendidik dan para orangtua memberikan pengertian tentang penyakit yang sering dialami kaum perempuan ini dan mengetahui bagaimana cara mencegahnya kepada para gadis remaja.
Mereka perlu membuat para remaja putri memahami mengapa mereka harus mempunyai gaya hidup yang sehat dengan berolahraga secara teratur, menjaga berat badan, makan makanan bergizi dan menjauhi alkohol. Semua dilakukan agar mereka tidak menderita kanker ini di masa mendatang.
“Jika kita memberikan penjelasan kepada para remaja perempuan tentang pentingnya mengurangi kebiasaan yang kurang baik, maka kita dapat mengurangi jumlah penderita kanker jenis ini sekarang dan di masa mendatang,” pungkas Dr. Colditz.
Mengenal lebih jauh tentang kanker payudara
Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di sel-sel payudara. Sel-sel ini membelah lebih cepat daripada sel-sel sehat lainnya dan terus menumpuk hingga membentuk benjolan atau massa.
Kanker jenis ini biasanya terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus) atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Namun kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.
Bila tidak segera diatasi, sel-sel kanker ini dapat menyebar atau bermetastasis dari payudara ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, deteksi dini sangat diperlukan untuk menghindari dan menghambat penyebaran.
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut tanda dan gejala yang perlu diwaspadai:
- Adanya benjolan atau penebalan pada payudara yang terasa berbeda dengan jaringan di sekitarnya
- Berubahnya ukuran, bentuk, atau penampilan payudara
- Perubahan pada kulit di atas payudara, seperti lesung pipit
- Bentuk puting terlihat tidak normal
- Kulit di sekitar payudara mengelupas atau berkerak
- Terdapat kemerahan atau bintik-bintik tidak normal di kulit payudara
- Kulit payudara seperti kulit jeruk
Hingga sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi ini. Namun sejumlah peneliti menemukan bahwa faktor hormonal, gaya hidup, dan lingkungan dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Untuk itu, lakukan pemeriksaan secara rutin bila Anda risiko lebih mengalami masalah kesehatan ini. Selain itu, jangan lupa pula untuk menjaga gaya hidup yang sehat dan berolahraga secara rutin untuk menghindarinya.
13 Hal Yang Bisa Menyebabkan Kanker Payudara
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.