Memulihkan mental ibu yang baru saja kehilangan anak yang sangat penting untuk dilakukan. Tujuannya, tentu saja agar bisa kembali menjalani hari-hari dengan pikiran yang positif. Meski tak mudah, langkah in bisa bisa dilakukan dengan dukungkan keluarga dan lingkungan terdekat.
Tahun ini theAsianparent menjalankan campaign Sidekick yang bertujuan untuk memberikan informasi terkait dengan stillbirth. Agar semua calon orangtua lebih wasapada dan mencegah bayi lahir mati. Perlu digarisbawahi juga bahwa, bayi lahir mati berbeda dengan keguguran.
Faktanya, pengalaman stillbirth ini banyak dialami. Setidaknya hal ini terlihat dari para calon ibu yang bercerita lewat Instagram live “Upaya Memulihkan Mental Usai Kehilangan Bayi” yang digagas theAsianparent bersama Rumah Sakit Pondok Indah beberapa waktu lalu. dr. Zulvia Oktanida Syarif Sp.KJ selaku narasumber memaparkan hal apa saja yang perlu dilakukan jika harus melewati masa sulit seperti ini.
Data Stillbirth di Asia Tenggara yang Masih Tinggi
Angka stillbirth atau kelahiran mati di negara Asia Tenggara masih cukup tinggi. Tercatat pada tahun 2015, terdapat setidaknya ada 105.000 kematian bayi karena lahir mati, di mana sepertiga kasusnya sebenarnya masih bisa dicegah.
Keguguran dan lahir mati adalah sebuah mimpi buruk bagi orangtua yang mengalami. Emosi negatif yang diakibatkan dari kehilangan buah hati memiliki dampak yang sangat kuat bagi fisik maupun mental Ibu dan keluarga yang mengalami.
Oleh karena itu, penting bagi perenang untuk bisa mengenali jenis emosi negatif yang diakibatkan dari kehilangan buah hati untuk memulihkan mental menjadi kuat kembali.
Batas Wajar Emosi Negatif saat Kehilangan Buah Hati
Rasa sedih marah, kecewa, dan cemas merupakan emosi yang wajar terjadi saat Parents kehilangan buah hati. Akan tetapi, jika emosi negatif seperti ini dirasakan di luar batas kewajaran tentunya bisa menimbulkan beberapa dampak yang buruk bagi ibu yang mengalami.
Berikut ini adalah beberapa penjabaran tentang batas wajar emosi negatif saat Bunda kehilangan buah hati.
1. Durasi Emosi yang Tidak Terlalu Lama
Emosi negatif yang dirasakan dalam waktu yang terlalu lama tentu bisa mengganggu kesehatan, aktivitas sehari-hari, dan kehidupan bersosial.
2. Intensitas Emosi yang Dirasakan Tidak dalam Kadar yang terlalu dalam
Perasaan seperti kecewa sedih dan marah yang dirasakan terlalu dalam oleh ibu yang kehilangan buah hatinya tentu bisa membuat mentalnya menjadi lebih down. Ibu yang mengalami emosi seperti ini rentan untuk terkena depresi karena sedih yang terlalu dalam.
3. Tidak Mengganggu Fungsinya dalam Keluarga, Pekerjaan, dan aktivitas lainnya
Perasaan negatif yang akhirnya bisa memengaruhi pola makan, pola tidur, dan aktivitas menandakan ketidakwajaran dan mesti ditangani dengan serius agar tidak menjadi lebih parah.
Keluarga sebagai support system bagi ibu yang mengalami kehilangan buah hati mesti segera menyadari jika adanya ciri-ciri kesedihan yang melampaui batas kewajaran seperti ini.
Tahap Kesedihan yang Dialami oleh Ibu yang Kehilangan Buah Hati
Dalam menghadapi kondisi berduka, setidaknya ada 5 tahapan yang akan dialami oleh seseorang tersebut.
1. Denial
Denial atau penyangkalan adalah tahap pertama yang akan dialami orang yang mengalami kondisi berduka. Pertanyaan-pertanyaan di dalam benaknya seperti “Masa sih ih aku sudah kehilangan buah hatiku?”, “Masa sih semua ini beneran terjadi?”akan merongrong pikiran orang tersebut
2. Anger
Anger atau marah ada tahapan keduanya akan dialami oleh seseorang yang sedang berduka. Pertanyaan-pertanyaan di dalam hatinya seperti, “Kenapa saya yang harus mengalami kejadian seperti ini?” menjadi salah satu bentuk kemarahan yang umumnya akan digunakan untuk menyalahkan orang lain atau diri sendiri.
3. Bargaining
Bargaining atau menimbang-nimbang situasi menjadi tahapan ketiga dari seseorang yang mengalami kondisi berduka. Di kondisi ini, ibu akan mulai menimbang situasi dan kondisi kalau pelan-pelan menyadari kenyataan yang terjadi di depan matanya.
4. Depression
Depression atau depresi adalah tahapan yang paling susah atau fase terberat yang akan dialami ibu saat kehilangan buah hatinya. Dalam tahapan ke-4 ini ibu akan mengalami emosi negatif yang sangat bergejolak seperti kecewa, sedih, atau bahkan sampai ke tahap emosi tidak ingin melakukan apa-apa.
5. Accepted
Accepted tahapan penerimaan kondisi terakhir dimana ibu yang berduka saat kehilangan anaknya mulai menerima kondisi ini. Ini adalah tahapan terakhir dari proses berduka dan biasanya ibu mulai bangkit setelah melewati tahapan penerimaan ini.
Pada umumnya setiap orang memiliki proses yang berbeda untuk melewati lima tahapan proses berduka yang sudah disebutkan di atas.
Dampak dari Mengalami Kesedihan Berlarut-larut bagi Ibu yang Kehilangan Buah Hati
Tentunya ada begitu banyak dampak negatif dari kesedihan berlarut-larut yang dialami oleh ibu yang kehilangan anaknya. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
1. Dampak Negatif terhadap Fisik
Kesedihan yang berlarut-larut terjadi pada ibu yang kehilangan anaknya akan membuat pola tidur yang terganggu. Hal ini juga bisa membuat nafsu makan turun secara drastis sehingga menimbulkan begitu banyak keluhan secara fisik.
Selain itu, hormon kortisol yang menyebabkan tubuh mengalami stres akan meningkat tajam sehingga risiko inflamasi di dalam tubuh menjadi meningkat dan kadar gula darah juga meningkat.
2. Dampak Negatif terhadap Mental
Kelebihan berlarut-larut yang dialami ibu bisa menimbulkan beberapa gangguan mental seperti cemas, depresi, mengalami perasaan putus asa, sampai akhirnya tidak mau melakukan kegiatan apapun.
Cara Mengatasi Perasaan Bersalah saat Kehilangan Buah Hati
Perasaan bersalah adalah salah satu emosi negatif yang paling sering terjadi. Perasaan seperti ini tentunya wajar terjadi tetapi tetap perlu diatasi agar tidak berlarut-larut. Berikut ini adalah beberapa tips untuk memulihkan mental dan mengatasi perasaan bersalah pada ibu yang kehilangan buah hati.
1. Fokus pada Momen saat ini
Ibu yang kehilangan buah hati perlu mengingat bahwasanya masa lalu tidak dapat diubah sehingga yang bisa dilakukan adalah meneruskan hidup dan fokus pada momen saat ini.
2. Melakukan Refleksi Diri
Hal kedua yang penting untuk dilakukan setelah kehilangan buah hati adalah melakukan intropeksi dan refleksi diri untuk bisa melihat apa kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu. Setelah mengetahui kesalahan yang telah dilakukan, Parents bisa mempersiapkan rencana untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
3. Bangkit dan Melakukan Usaha
Bangkit dan kembali bersemangat menjadi salah satu kunci untuk mengatasi perasaan bersalah saat kehilangan buah hati. Pastikan untuk memaksimalkan apa yang dimiliki saat ini daripada meratapi apa yang sudah tidak ada di dalam genggaman tangan.
4. Mengikuti Supportive Grup atau Komunitas Pendukung
Komunitas yang saling mendukung bisa menjadi salah satu cara untuk orangtua cepat meluapkan emosi negatif secara baik.
Demikianlah informasi seputar tips dan cara untuk memulihkan mental ibu yang baru saja kehilangan anaknya. Peluk erat untuk semua orangtua yang mengalaminya. Meski tak mudah, percayalah jika ada masanya fase ini bisa diterima dengan hati yang lapang.
Baca juga:
5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental saat Hamil yang Membahayakan Ibu dan Janin
Ibu Hamil tidak boleh stres sebelum melahirkan! Ini 3 Tips dan Alasannya
id.theasianparent.com/peran-suami
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.