Memberi lebih baik daripada menerima, ungkapan tersebut kerap kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orangtua hendaknya ingin mengajarkannya pada si kecil agar ia tumbuh menjadi sosok yang memiliki kasih sayang terhadap sesama.
Kita ingin mengajarkan bahwasanya semua orang berhak untuk hidup sejahtera di seluruh penjuru bumi ini. Sayangnya, ada beberapa hal yang mengakibatkan kesejahteraan dan hidup berkecukupan tidak dapat dirasakan oleh beberapa kalangan.
Entah itu karena bencana alam, perang, atau kondisi finansial masing-masing. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti akan terketuk hatinya untuk memberi pertolongan. Jika telah mapan, tidak ada salahnya kita tulus kepada orang yang membutuhkan.
“Anak-anak secara alami punya naluri untuk membantu orang lain. Yang diperlukan hanyalah memberi mereka kesempatan untuk melatih kebiasaan amal mereka sehingga mereka bisa tumbuh menjadi anak yang suka membantu sesama,” kata Deborah Spaide, pendiri Kids Care Clubs, sebuah organisasi sosial di New Canaan.
Dengan demikian, pastinya Anda tak akan sulit untuk mengajarkan pada anak tentang apa dan mengapa harus memberi, sehingga ia dapat menjadi orang yang murah hati ketika dewasa.
Lalu bagaimana harus memulainya? Simaklah tips kami berikut ini.
Artikel Terkait : Perkembangan anak 4 tahun 11 bulan, anak mulai bisa ceritakan pengalamannya sendiri
Tips mengajarkan konsep memberi lebih baik daripada menerima
Ada beberapa tips yang bisa dipraktikkan orangtua agar anak memiliki kesadaran untuk membantu sesama.
Parents, lakukan beberapa hal berikut ini agar si kecil memiliki kesadaran membantu sesama.
1. Perkenalan dengan dunia nyata
Anak bungsu saya bertanya mengapa beberapa baju kesayangannya tidak ada di lemari. Saya jawab, “Mama memberi baju Adek buat korban Gunung Kelud.”
Saat itu kami berinisiatif memberi bantuan berupa pakaian yang pantas, termasuk pakaian anak-anak, untuk penduduk korban erupsi Gunung Kelud.
Adek masih bertanya lagi tentang mengapa kami harus memberi bantuan padahal kan kami tidak kenal siapa mereka. Saya jawab, “Adek tidak sendirian dan hidup bersama banyak orang lain. Memberi sesuatu untuk orang lain pasti membuat dia senang.
Dan membuat hati orang lain senang itu rasanya enak daripada membuat hati orang merasa tidak senang. Coba gimana perasaan Adek kalo dimarahi, pasti nggak enak ‘kan?”
Artikel Terkait : Perkembangan sosial anak jauh lebih penting ketimbang nilai A, ini alasannya!
2. Bukan hanya uang
Ajarkanlah bahwa uang bukanlah segalanya sejak anak masih belia.
Tanamkan pengertian pada anak-anak, bahwa memberi sesuatu pada orang lain atau bersedekah tidak harus berupa uang. Hal ini agar mereka tidak bertumpu pada pemikiran bahwa mereka harus punya banyak uang untuk bisa memberi bantuan.
Mereka dapat memberi bantuan dalam bentuk barang, misalnya pakaian, mainan, sepatu atau buku-buku. Jangan lupa menetapkan syarat barang yang hendak diberikan harus dalam kondisi baik. Karena memberikan suatu barang yang sudah tidak layak sama artinya dengan tidak menghargai perasaan orang yang akan dibantu.
3. Jangan memaksa
Mungkin anak Anda tidak dapat menerima penjelasan Anda dan bersikukuh mempertahankan mainannya. Ia menolak untuk memberikannya kepada saudara sepupunya yang masih balita karena merasa bahwa mainan itu adalah kepunyaannya.
Jika hal ini terjadi, jangan memaksanya. Tunggu hingga beberapa hari dan kembali sentuh hatinya untuk memberi dengan menunjukkan foto-foto anak-anak korban perang yang ada di koran atau internet. Lihatlah apakah reaksinya masih sama atau tidak.
Artikel Terkait : Sejauh mana faktor keturunan pengaruhi perkembangan anak? Ini penjelasan para ahli
4. Menjadi contoh
Orangtua hendaknya menjadi suri tauladan bagi si kecil dalam melakukan dan menyikapi berbagai hal.
Anda tidak suka memamerkan pada orang lain, termasuk keluarga tentang perbuatan baik atau sedekah yang pernah Anda lakukan. Tapi ada baiknya Anda menujukkan hal itu kepada anak agar ia tergerak untuk memberi.
Misalnya, Anda mengajaknya pergi membeli banyak kue dan memberikannya sebagai bingkisan Lebaran untuk salah seorang tetangga. Usahakan untuk melakukan kebiasaan ini dengan teratur agar anak dapat mengingatnya hingga ia dewasa.
Nah, Parents selamat menjadi dan mendidik si kecil menjadi orang dermawan!
Baca Juga :
Tumbuh Kembang Anak : 8 Konsep Diri Untuk Membangun Karakter Positif Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.