Pernahkah Bunda bertanya-tanya apa faktor yang pengaruhi perkembangan anak? Bagaimana kaitannya dengan genetika atau faktor keturunan terhadap tumbuh kembang anak, termasuk kaitannya dengan kesehatan anak saat mereka dewasa nanti?
Ada ratusan hingga ribuan artikel yang menuliskan soal faktor yang pengaruhi perkembangan anak. Termasuk kaitannya dengan genetika.
Contohnya, sebuah penelitian menyebutkan kalau kepintaran anak dipengaruhi oleh genetika yang menurun dari ibunya. Pun yang terkait dengan beragam penyakit yang didapatkan dari faktor keturunan.
Namun di balik itu semua, saat ini juga banyak contoh kasus yang memperlihatkan bahwa seseorang bisa menderita suatu penyakit yang selama ini dipercaya disebabkan karena faktor genetik, namun setelah ditelaah lebih lanjut ternyata bukan karena faktor keturunan.
Tidak hanya itu, kasus lain bisa dilihat dengan adanya kondisi anak yang lahir dari orangtua cerdas serta berpendidikan tinggi, dengan kecerdasan emosi yang baik, nyatanya kondisi justru tidak ditemukan pada anaknya.
Dari sini tentu bisa menimbulkan pertanyaan apa saja faktor yang pengaruhi perkembangan anak dilihat dari segala aspek? Sejauh mana peran faktor genetika?
Sejauh mana faktor genetik membuat anak cerdas?
Dijelaskan oleh Dra. Ratih Ibrahim selaku psikolog dan DR. Rita Ramayulis sebagai ahli nutrisi bahwa potensi genetika bisa diartikan sebagai potensi yang sudah dimiliki seorang anak sejak lahir, terbentuk sejak masih dalam kandungan.
Namun potensi genetika ini tidak akan bisa menjadi maksimal dan dicapai, tanpa ada faktor lain yang ikut memengaruhi.
“Kalau dari segi kesehatan, bisa diartikan kalau potensi genetika ini tidak selalu berkembang dan menjadi maksimal jika nutrisinya tidak sesuai, atau stimulasinya tidak ada, termasuk tidak ada bentuk kasih sayang dan cinta dari orangtua dan lingkungannya. Bila tidak ada dukungan, maka potensi genetika ini bisa jadi tidak berkembang,” ujar DR. Rita.
Ratih Ibrahim yang juga ditemui di acara Dancow Inspiring Mom 2018 juga memberikan penjelasan, sebaliknya apabila seseorang yang tidak punya potensi genetika tapi bila didukung penuh dari orangtua dan lingkungan, bukan tidak mungkin potensi tersebut akan berkembang secara optimal.
Lebih lanjut Dr. Rita memberikan gambaran, “Saya berikan contoh saja, ya. Saya ingat ada foto Sutan Sjahrir dengan pejuang Jepang, dalam foto tersebut, saat zaman penjajahan terlihat kalau Sutan Sjahrir itu lebih tinggi dibandingkan dengan pejuang Jepang itu. Kita pun melihatnya masih seperti itu, bahwa orang Jepang cenderung badannya kecil. Tapi coba lihat sekarang saat ini badan orang Jepang sudah tinggi besar,” paparnya.
Baca juga : Ahli Genetika: Anak Laki-laki Mewarisi Gen Kecerdasan Dari Ibu
Apa saja faktor yang pengaruhi perkembangan anak ?
Dari sini, bisa dibuktikan kalau potensi genetika bisa diubah oleh beragam faktor. “Bisa dilihat bahwa orang Jepang memang punya potensi tingginya lebih rendah dari kita orang Indonesia. Tapi kenapa mereka saat ini malah bisa jauh lebih tinggi dari kita?
Karena potensi yang mereka miliki, meskipun sedikit, kemudian terus dimaksimalkan oleh faktor lingkungan termasuk diberikannya nutrisi sehingga akan terus berkembang dan jadi optimal,” tegas DR. Rita.
Contoh lainnya yang bisa memperlihatkan bahwa faktor genetik atau keturunan tidak selamanya menjadi faktor yang pengaruhi perkembangan anak dilihat dari kacamata kesehatan. Saat ini tidak sedikit orang yang menderita kanker, namun sebenarnya tidak ada genetik kanker dalam keluarga.
Hal ini dikarenakan potensi tersebut justru terbentuk karena faktor lingkungan dan kebiasaan yang tidak sesuai.
Seperti yang terangkan oleh DR. Rita, belum lama ini ada sebuah penelitian dari Universitas Gajah Mada yang menuliskan, untuk semua aspek, sebenarnya faktor genetik hanya punya pengaruh sebesar 10 % saja.
Baik tinggi badan seorang anak, potensi penyakit, kecerdasan, serta perkembangan lainnya, sebenarnya hanya bisa berpengaruh sedikit saja.
“Oleh karena itulah potensi genetik sebenarnya bisa diotak atik dengan adanya faktor lingkungan, termasuk bagaimana orangtua memberikan stimulasi yang baik” tambah Ratih Ibrahim selaku psikolog.
Semoga bermanfaat.
Baca juga :
10 Warisan Genetik Orangtua Kepada Anak yang Perlu Kita Sadari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.