Bunda tentu pernah mendengar mengenai larangan melahirkan normal dengan mata minus dan silinder. Apakah larangan itu benar? Bagaimana penjelasannya? Berikut ini jawabannya.
Mata minus dan silinder
Mata minus atau miopi disebabkan oleh jarak bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu besar. Kelainan mata ini membuat fokus cahaya jatuh di titik depan retina, sehingga eseorang dengan mata minus kurang bisa melihat objek yang jauh tetapi bisa dengan jelas melihat objek yang dekat.
Adapun mata silinder, silindris, astigmatisme atau adalah kelainan refraksi pada kornea atau lensa mata. Hal ini disebabkan karena kelengkungan kornea atau lensa mata tidak seragam.
Hingga sampai saat ini, penyebab mata silinder belum diketahui secara pasti. Namun banyak yang menyebutkan bahwa silinder adalah penyakit genetik.
Pandangan dokter mengenai melahirkan normal dengan mata minus dan silinder
Ada begitu banyak perdebatan mengenai boleh tidaknya melahirkan normal dengan mata minus dan silinder. Terlebih bila minus dan silinder tersebut cukup tinggi.
Sebab, proses melahirkan normal mewajibkan ibu hamil untuk mengejan. Ketika mengejan, ibu hamil membutuhkan banyak tenaga dan meningkatkan tekanan pada otot-otot perut, dada, dan mata. Hal ini lah yang dianggap berbahaya dan berisiko kebutaan untuk ibu hamil dengan mata minus dan silinder.
Lebih lanjut Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K) mengatakan, seseorang yang memiliki minus mata tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami perobekan retina mata.
“Banyak ditemui dalam klinis, ternyata (pada) retinanya sudah ada robekan kecil atau rengat (retak bergaris) pada orang dengan minus mata tinggi,” kata Iwan sebagaimana yang dilansir dari Kompas.com.
Kondisi ini akan sangat berbahaya bila seseorang harus mengejan dalam waktu yang cukup lama. Sebab jika dia telah memiliki robekan kecil di retina, saat mengejan robekan tersebut bisa semakin melebar.
Bila robekan semakin lebar maka retina bisa terlepas dari jaringan penopangnya. Kondisi ini disebut ablasio retina.
Sejalan dengan hal itu, dr. Nelani Samsudin dan dr. Widi Asrining Putri pun mengungkapkan penjelasan yang sama. Menurut keduanya, mata minus memiliki syaraf mata yang lebih tipis sehingga berisiko mengalami ablasio retina yang mengakibatkan kebutaan.
Belum terbukti secara medis
Sayangnya, anggapan bahwa ibu hamil yang memiliki mata minus dan silinder tidak boleh melahirkan normal belum pernah terbukti secara medis. Tidak ada cukup bukti ilmiah yang mampu membuktikan bahwa tekanan kuat yang terjadi saat mengejan bisa merusak retina mata.
Dilansir dari Hello Sehat, sebuah penelitian dari jurnal Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology tidak menemukan adanya masalah pada retina mata yang muncul ketika ibu hamil dengan mata minus melahirkan secara normal. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati 10 wanita yang mengalami penurunan gangguan penglihatan tertentu sampai yang memang memiliki riwayat ablasio retina.
Boleh atau tidak melahirkan normal dengan mata minus dan silinder?
Terlepas dari perdebatan tersebut, dr. Widi menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada batasan tegas pada minus berapa seorang ibu hamil masih dibolehkan untuk melahirkan normal.
Namun untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, ia merekomendasikan ibu hamil dengan minus 5 atau lebih untuk melakukan operasi caesar. Hal ini dengan pertimbangan adanya resiko terjadi ablasio retina yang lebih besar pada kondisi mata minus 5 atau lebih.
Selain itu, dr. Widi juga mengungkapkan bahwa ada beberapa penelitian baru yang menyebutkan seorang ibu hamil dengan minus mata -4,5 hingga – 15 masih dapat melahirkan secara normal dan tidak mengalami komplikasi selama kehamilan.
“Tentu sebelum memutuskan cara persalinan akan dilakukan konsultasi dulu dengan dokter spesialis mata untuk menilai kondisi mata dan resiko komplikasinya jika melahirkan secara normal,” jelasnya.
Senada dengan penjelasan itu, Dr. Iwan merekomendasikan ibu hamil dengan mata minus 6 atau lebih untuk melakukan pemeriksaan retina. “Pada waktu dia (wanita) sudah hamil antara tujuh atau delapan bulan, kita lakukan pemeriksaan retinanya. Kita akan lihat apakah retinanya tipis atau ada kerobekan. Jika semuanya bagus, kita perbolehkan lahir normal,” tutupnya.
Baca juga
Persiapan Sebelum Melahirkan, Lakukan 8 Hal Terpenting Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.