X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Ramadan MomTAP
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Kisah Pilu Ibu Melahirkan di Afghanistan, Tak Ada Obat dan Hanya Pakai Senter

Bacaan 4 menit
Kisah Pilu Ibu Melahirkan di Afghanistan, Tak Ada Obat dan Hanya Pakai SenterKisah Pilu Ibu Melahirkan di Afghanistan, Tak Ada Obat dan Hanya Pakai Senter

Wanita Afghanistan meninggal saat melahirkan setiap dua jam.

Kondisi Afghanistan pascakembali dikuasai Taliban masih jauh dari kata stabil. Berbagai fasilitas publik, termasuk rumah sakit, lumpuh dan tak bisa beroperasi sebagaimana mestinya. Hal ini tentunya berpengaruh besar terhadap pelayanan bagi pasien ibu bersalin. Lalu, seperti apa pengalaman yang dilalui para ibu melahirkan di bawah rezim Taliban?

Rumah Sakit Lumpuh

melahirkan di bawah rezim Taliban

Gambar: BBC

Seorang ibu bernama Rabia menggendong bayinya yang baru lahir, hanya beberapa hari setelah melahirkan di sebuah rumah sakit kecil di Provinsi Nangarhar di timur Afghanistan.

“Ini adalah anak ketiga saya, tetapi pengalamannya benar-benar berbeda. Itu mengerikan,” katanya, mengutip dari laman BBC.

Suhu di rumah sakit juga luar biasa panas, yakni di atas 43°C (109°F). Tak cuma sampai di situ, bahkan listrik telah terputus dan tidak ada bahan bakar untuk menghidupkan generator.

melahirkan di bawah rezim Taliban

“Kami berkeringat seperti sedang mandi,” kata Abida, bidan yang menangani Rabia.

Kendati demikian, bidan Abida tetap bekerja tanpa lelah. Ia membantu pasien dalam kegelapan untuk melahirkan bayi hanya dengan bantuan lampu ponsel.

“Itu adalah salah satu pengalaman terburuk yang pernah saya alami dalam pekerjaan saya. Itu terlalu menyakitkan,” ujarnya.

Artikel terkait: Taliban Bicara soal Hak Perempuan di Afghanistan, Bagaimana Reaksi Masyarakat?

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Afghanistan Terburuk di Dunia

melahirkan di bawah rezim taliban

Selamat dari persalinan, itu artinya Rabia adalah salah satu yang beruntung. Pasalnya, Afghanistan disebut memiliki tingkat kematian ibu dan bayi terburuk di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 638 wanita meninggal per 100.000 kelahiran hidup.

United Nations Populations Fund (UNFPA) memperkirakan, tanpa bantuan segera untuk perempuan dan anak perempuan keadaan di Afghanistan bakal semakin memburuk. Akan ada 51.000 kematian ibu tambahan, 4,8 juta kehamilan yang tidak diinginkan, dan dua kali lebih banyak orang yang tidak akan dapat mengakses klinik keluarga berencana antara sekarang dan 2025.

Kisah Pilu Ibu Melahirkan di Afghanistan, Tak Ada Obat dan Hanya Pakai Senter

“Fasilitas kesehatan utama di seluruh Afghanistan runtuh. Angka kematian ibu, angka kematian anak, sayangnya, akan meningkat,” kata Dr Wahid Majrooh, kepala kesehatan masyarakat, yang merupakan satu-satunya menteri yang tersisa di jabatannya sejak Kabul jatuh bulan lalu. 

Faktanya, kenaikan Taliban ke tampuk kekuasaan menyebabkan terjadinya pembekuan bantuan asing yang selama ini banyak mendanai sistem perawatan kesehatan Afghanistan. Kelompok-kelompok seperti WHO, misalnya, menyebutkan kesulitan dalam memberikan dana kepada Taliban dan pasokan medis ke bandara Kabul yang kacau.

Artikel terkait: Ratusan Bayi Jadi Korban Perang di Afghanistan Setiap Bulannya [Video]

Melahirkan di Bawah Rezim Taliban, Wanita Meninggal Setiap Dua Jam

melahirkan di bawah rezim taliban

Di unit bersalin tempat Abida bekerja, pembekuan dana menyebabkan mereka juga tidak dapat menjalankan layanan ambulans. Bahkan, tidak ada uang untuk membeli bahan bakar.

“Beberapa malam yang lalu, seorang ibu hampir melahirkan dan segera meminta ambulans karena dia sangat kesakitan. Kami harus memberitahukannya untuk mencari taksi, tetapi tidak ada yang tersedia,” kisah Abida.

“Ketika dia akhirnya berhasil menemukan mobil, tetapi sudah terlambat, dia melahirkan di dalam mobil dan menjadi tidak sadar selama beberapa jam karena rasa sakit yang parah dan panas yang ekstrem.”

Kisah Pilu Ibu Melahirkan di Afghanistan, Tak Ada Obat dan Hanya Pakai Senter

Artikel terkait: Ramai Video Anak SD Seberangi Sungai dengan Styrofoam, Ini Faktanya!

“Kami tidak berpikir dia akan selamat. Bayi itu juga dalam kondisi yang sangat berbahaya, dan kami tidak memiliki apa-apa untuk memenuhi salah satu dari mereka,” kata Abida.

Untungnya, anak perempuan yang baru lahir itu selamat. Setelah tiga hari pulih di rumah sakit yang sangat kekurangan dana, wanita itu dipulangkan.

“Kami bekerja lembur, siang dan malam, untuk menyatukan sistem tetapi kami membutuhkan dana,” kata Dr Kanem dari UNFPA.

“Bahkan sebelum peristiwa dramatis beberapa minggu terakhir, seorang wanita Afghanistan meninggal saat melahirkan setiap dua jam,” pungkasnya.

****

Parents, melahirkan di bawah rezim Taliban menjadi pengalaman tak terbayangkan bagi banyak ibu. Kita doakan saja semoga kondisi Afghanistan bisa segera membaik.

Baca juga:

Cerita mitra kami
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!

Ingin buah hati menjadi perempuan tangguh di masa depan, ini 20 inspirasi nama pilihan

Korban perang berusia 5 tahun menari bahagia karena dapat kaki palsu

Fakta dan Foto Zarifa Ghafari, Walikota Perempuan Pertama di Afghanistan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Titin Hatma

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Kisah Pilu Ibu Melahirkan di Afghanistan, Tak Ada Obat dan Hanya Pakai Senter
Bagikan:
  • Waspada Kasus Cacar Monyet, Inilah Negara yang Sudah Terjangkiti

    Waspada Kasus Cacar Monyet, Inilah Negara yang Sudah Terjangkiti

  • Mengenang Eks Jubir Covid-19, Achmad Yurianto yang Meninggal Dunia di Malang

    Mengenang Eks Jubir Covid-19, Achmad Yurianto yang Meninggal Dunia di Malang

  • Baru Dipasangkan, Ganda Putri Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Berhasil Raih Emas di SEA Games 2022

    Baru Dipasangkan, Ganda Putri Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Berhasil Raih Emas di SEA Games 2022

app info
get app banner
  • Waspada Kasus Cacar Monyet, Inilah Negara yang Sudah Terjangkiti

    Waspada Kasus Cacar Monyet, Inilah Negara yang Sudah Terjangkiti

  • Mengenang Eks Jubir Covid-19, Achmad Yurianto yang Meninggal Dunia di Malang

    Mengenang Eks Jubir Covid-19, Achmad Yurianto yang Meninggal Dunia di Malang

  • Baru Dipasangkan, Ganda Putri Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Berhasil Raih Emas di SEA Games 2022

    Baru Dipasangkan, Ganda Putri Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Berhasil Raih Emas di SEA Games 2022

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.