“Ini adalah beberapa korban termuda dari perang di Afghanistan”, Berikut kutipan pembuka pada video yang dirilis AJ+ ini.
Di dalamnya dilaporkan bahwa bangsal anak di Rumah Sakit Doctors Without Borders adalah bangsal yang paling sibuk dan paling menyedihkan di sana.
Setiap bulannya ada hampir 200 anak yang dibawa ke rumah sakit dalam keadaan di ambang kematian. Kebanyakan bayi yang sudah dalam keadaan kritis kesulitan untuk dibawa berobat karena perang yang melanda negara mereka.
Baca juga:
Ingat Omran, Anak Korban Perang Suriah? Seperti ini Hidupnya Sekarang
Di dunia ini terdapat beberapa negara yang terlibat perang. Ada beberapa konflik yang tidak kunjung mereda, meskipun telah berlangsung hingga puluhan tahun. Beberapa negara terlibat dalam peperangan hingga akar masalahnya tidak dapat diselesaikan bahkan semakin pelik. Telah menyebabkan berbagai kerusakan hingga banyak korban jiwa yang gugur ketika perang. Begitu pula di Afghanistan, telah banyak korban jiwa mulai dari anak anak hingga dewasa.
Perang Afghanistan Yang Tidak Kunjung Reda
Perang yang mulai dilayangkan sejak 2001 ini terus berlangsung hingga saat ini. Tidak dapat dibayangkan bagaimana kondisi negara tersebut selama ini. Beberapa negara berada di balik pecahnya perang di negara yang terletak di kawasan Asia Selatan dan Asia Tengah ini. Dengan dukungan dari Amerika Serikat, Afghanistan melayangkan perang untuk menggulingkan Taliban yang pada saat itu berkuasa di Afghanistan. Selain itu, mereka menuntut untuk ditangkapnya Osama Bin Laden.
Tidak hanya itu, perang ini juga bertujuan untuk menghancurkan kelompok Al Qaidah yang didirikan oleh Osama Bin Laden. Amerika menginginkan Afghanistan bebas dari kelompok kelompok teroris. Apakah hal tersebut masih berlaku setelah hampir 19 tahun perang ini terjadi? Amerika Serikat bertahan untuk mendukung Afghanistan berperang, meskipun Osama telah dinyatakan tewas. Apa penyebab tewasnya Osama pun tidak ada yang benar benar tahu kronologinya.
Setelah beberapa tahun perang berlangsung, tampaknya usaha pasukan Amerika dalam menggulingkan Taliban mulai membuahkan hasil. Akan tetapi, Taliban tidak sepenuhnya musnah. Saat ini Taliban masih menguasai beberapa wilayah Afghanistan dan menolak perundingan damai selama Afghanistan masih di bawah kekuasaan Amerika Serikat. Kekuasaan Taliban semakin menguat dan belum ada upaya yang menunjukkan progres menuju damai.
Perubahan kekuasaan Amerika dari Barack Obama ke Donald Trump pun tidak menghasilkan sesuatu hal yang berarti. Keduanya merupakan orang yang berfokus pada kekuatan militernya. Pasukan Amerika Serikat pun melatih pasukan Afghanistan agar mampu mempersiapkan diri melawan pasukan ISIS. Tidak hanya itu, negeri Paman Sam ini mengirimkan pasukannya untuk membantu proses mengakhiri perang yang telah menelan ratusan bahkan ribuan korban ini.
Menelan Korban Dari Berbagai Rentang Usia
Perang merupakan kondisi terburuk dari segala pertikaian. Terlebih perang yang telah berlangsung selama bertahun tahun. Rusaknya tatanan kota, hilangnya tempat tinggal para penduduk, terciptanya trauma, munculnya kecemasan, terbatasnya bahan makanan, dan masih banyak dampak negatif yang dirasakan oleh penduduk Afghanistan. Selama hampir 19 tahun, penduduk negara ini menderita akibat tindakan pemimpinnya yang melayangkan perang.
Korbannya pun tidak hanya orang orang dewasa. Anak anak pun mengalami berbagai dampak negatifnya. Salah satunya, anak anak yang tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk bertahan hidup lebih lama. Banyak anak dengan kondisi memprihatinkan yang tidak sempat dibawa ke rumah sakit karena kondisi perang yang tidak memungkinkan. Selain itu, ada anak berusia 6 bulan yang hanya memiliki berat 5.3 pound. Kondisi yang sangat memprihatinkan bukan?
Tidak hanya itu, setidaknya sebanyak 200 anak meninggal setiap bulannya. Banyak ibu yang melahirkan bayinya secara prematur karena stres menghadapi kondisi perang yang tidak kunjung selesai. Kondisi bayi yang lahir prematur ini membuat banyak bayi yang tidak dapat diselamatkan karena tidak dapat bertahan hidup. Hal tersebut dikarenakan kondisi tubuhnya yang belum siap untuk lahir, sehingga rentan untuk meninggal.
Beberapa anak yang mengalami sakit tidak dapat dengan cepat dibawa ke rumah sakit karena kondisi perang yang terjadi di sekitarnya. Sehingga tidak segera mendapat penanganan yang tepat. Hal tersebut yang menyebabkan tingginya angka kematian. Salah satu bayi yang bernama Abdullah mengalami diare akut. Telah diusahakan yang terbaik oleh dokter di rumah sakit, tetapi kondisinya yang semakin lemah hingga ia pun meningga keesokan harinya. Persentase anak anak meninggal mencapai 30 %.
Perang memang memperjuangkan suatu ideologi atau kepentingan yang dapat menguntungkan suatu pihak. Akan tetapi, harus disadari bahwa perang juga membawa dampak buruk. Bagi diri sendiri atupun bagi orang orang di sekitarnya. Bagi pemerintah, tentu saja porak porandanya kota dan banyaknya pasukan yang gugur. Selain itu, dampak buruk juga dirasakan oleh anak anak. Yang paling banyak dirasakan adalah masalah kesehatan, sehingga menelan banyak korban.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.