Pasangan The Duke and Duchess of Sussex baru saja merasakan kesedihan akibat kehilangan. Pasalnya, Meghan Markle keguguran saat mengandung calon anak kedua mereka.
Kepada The New York Times, perempuan yang dinikahi Pangeran Harry pada 2018 lalu ini mengisahkan insiden yang dialaminya. Melalui surat terbuka, Meghan Markle mengungkapkan bahwa dia mengalami keguguran pertengahan tahun ini, tepatnya pada bulan Juli lalu.
Tentu saja kehadiran calon adik Archie tersebut sangat dinanti oleh Meghan dan Pangeran Harry. Namun pada suatu pagi, Meghan tiba-tiba merasakan kram yang luar biasa.
Meghan Markle Keguguran saat Bersama Archie
Pemain fIlm A Lot Like Love ini beraktivitas seperti biasanya hari itu. Membuat sarapan, memberikan makan binatang peliharaan keluarga mereka, dan mengurus segala keperluan si kecil Archie.
Tiba-tiba ia merasakan kram di bagian perut saat baru saja mengganti popok Archie, anak laki-lakinya yang berusia 18 bulan.
“Aku jatuh ke lantai dengan dia dalam pelukanku,” kisah Meghan.
Tak ingin membuat putra sulungnya panik dan menangis, Meghan Markle berusaha mengalihkan perhatian si kecil dengan bernyanyi.
“Aku menyenandungkan lagu pengantar tidur untuk membuat kami berdua tetap tenang, nada ceria sangat kontras dengan perasaanku, bahwa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi,” kenangnya.
Ia lalu menyadari bahwa dirinya akan kehilangan bayi yang tengah dikandungnya.
“Aku tahu, saat aku menggenggam anak sulungku, bahwa aku kehilangan anak kedua,” lanjut Meghan mengisahkan.
Tak lama kemudian, perempuan kelahiran Los Angeles 1981 ini dilarikan ke rumah sakit.
Artikel Terkait: Meghan Markle ungkap sulitnya menjadi ibu ditengah sorotan media
Meghan Markle dan Pangeran Harry Bercucuran Air Mata
Perasaan sedih kehilangan calon buah hati karena keguguran tentunya juga dirasakan oleh pasangan The Duke and Duchess of Sussex tersebut. Keduanya tak sanggup membendung air mata saat berada di rumah sakit.
“Aku berbaring di ranjang rumah sakit, menggandeng tangan suamiku. Aku merasakan kelembutan di telapak tangannya dan mencium buku jarinya yang basah karena air mata kami berdua,” ungkap Meghan.
“Menatap dinding putih dingin, mataku berkaca-kaca. Aku mencoba membayangkan bagaimana kami akan melalui ini, ” tulisnya.
“Kehilangan seorang anak berarti membawa kesedihan yang hampir tak tertahankan, dialami oleh banyak orang tetapi dibicarakan oleh sedikit orang. Dalam kepedihan kehilangan kami, aku dan suami menemukan bahwa di dalam kamar yang terdiri dari 100 perempuan, 10 hingga 20 di antaranya akan menderita keguguran,” kata Meghan Markle.
Artikel Terkait: Menikmati peran sebagai ibu, Meghan Markle tidak buru-buru ingin langsing
Meghan Merasa Perlu untuk Saling Menguatkan
Setelah mengalami insiden keguguran, butuh waktu bagi Meghan Markle untuk bersikap terbuka tentang apa yang baru saja dialaminya. Perempuan berusia 39 tahun itu mengatakan, dia akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan detail peristiwa tersebut sebagai cara untuk membantu proses penyembuhannya sendiri.
Pengakuan ini boleh jadi bisa membantu perempuan lain di luar sana, yang diam-diam mengalami kehancuran serupa dan terpaksa menyimpan rasa itu sendirian.
Meski dialami cukup banyak perempuan, Meghan menyadari bahwa pembicaraan tentang keguguran masih dianggap tabu. Hal itu membuat banyak perempuan tak mendapat dukungan psikologis saat harus kehilangan anak mereka.
“Namun terlepas dari kesamaan yang mengejutkan dari rasa sakit ini, percakapan tetap tabu, penuh dengan rasa malu (yang tidak beralasan), dan melanggengkan siklus berduka sendirian,” sambung Meghan menjelaskan.
Artikel Terkait: Rasa Kesepian pada Ibu yang Keguguran Pemicu Depresi Berkepanjangan
Akan tetapi, bagi Meghan, dengan berbicara tentang perasaannya secara terbuka, hal itu membuat proses penyembuhan dirinya akan luka kehilangan terasa jauh lebih mudah.
“Kami telah belajar bahwa ketika orang bertanya bagaimana kabar salah satu dari kita, dan kapan mereka benar-benar mendengarkan jawabannya, dengan hati dan pikiran yang terbuka, beban kesedihan sering kali menjadi lebih ringan bagi kita semua,” tulis Sang Duchess.
“Dengan diundang untuk berbagi rasa sakit kita, bersama-sama kita mengambil langkah pertama menuju penyembuhan,” tutupnya.
Meghan Markle diketahui merupakan anggota kedua The Royal Family yang secara terbuka berbicara tentang pengalaman keguguran. Setelah pada tahun 2018 silam, cucu Ratu Elizabeth, Zara Tindall membuat pengakuan serupa. Zara mengungkapkan bahwa dirinya pernah dua kali mengalami keguguran sebelum melahirkan anak kedua.
Parents, kehilangan buah hati dengan cara apapun memang tak pernah terasa mudah, termasuk juga Meghan Markle yang mengalami keguguran. Semua perempuan yang tengah menghadapi kesedihan yang sama perlu dikuatkan dan diberi dukungan.
Baca Juga:
13 Artis Alami Keguguran Saat Kehamilan Pertama, Terbaru Kiky Saputri