Dalam hubungan, manipulasi emosi bisa saja terjadi, baik itu dalam skala ringan maupun skala berat. Perilaku ini sering tidak kentara, tapi bisa mengganggu kesejahteraan mental hingga merusak keharmonisan hubungan.
Di artikel ini kita akan membahas tentang tanda-tanda manipulasi emosi dan bagaimana sebaiknya sikap kita dalam menghadapi pasangan yang kerap memanipulasi. Ini perlu kita ketahui, selain demi kesehatan mental kita sendiri, juga agar hubungan bisa berlanjut dengan sehat.
Perlu diketahui, ya Parents, manipulasi emosi itu bisa saja dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki. Jadi baik Anda maupun suami sama-sama berpotensi menjadi pelaku maupun objek manipulasi.
Artikel terkait: Parents Sering Memendam Emosi? Hati-hati 4 Bahaya yang Mengintai Ini!
Mengapa Seseorang Melakukan Manipulasi Emosi?
Secara harfiah, manipulasi adalah upaya kelompok atau seseorang untuk memengaruhi sikap, perilaku, dan pendapat orang lain tanpa orang itu menyadarinya.
Pengertian lainnya, manipulasi merupakan usaha memengaruhi individu dengan mengendalikan segala keinginan dan gagasan yang ada di alam bawah sadar, juga menggunakan sugesti.
Sedangkan manipulasi emosi dalam hubungan, bisa diartikan sebagai upaya untuk memengaruhi pasangan dengan menggunakan permainan pikiran yang pada akhirnya memengaruhi emosi pasangan.
Tujuan utama seorang manipulator emosi adalah untuk mengendalikan orang lain atau pasangannya.
Tentu Parents setuju bahwa hubungan yang sehat didasarkan pada rasa saling percaya, pengertian, dan saling menghormati. Namun terkadang ada orang-orang yang berusaha mengeksploitasi elemen-elemen hubungan ini untuk menguntungkan diri mereka sendiri dengan cara tertentu.
Manipulasi Emosi Tidak Selalu Bertujuan Jahat
Manipulasi emosi tidak selalu bertujuan jahat. Terkadang ada juga alasan-alasan ringan yang melatarbelakangi seseorang melakukan manipulasi.
Contoh manipulasi yang sangat halus, misalnya begini: pasangan Anda sedang ingin manja dan minta disuapi saat makan. Ketika Anda menolak, dia lantas ngambek tak mau makan hingga berjam-jam kemudian.
Sikap ngambeknya itu bisa tergolong sebagai manipulasi emosi. Dia ingin membuat Anda merasa bersalah karena menolak menyuapinya yang akhirnya membuat dia tidak makan.
Tujuan manipulasi dari contoh di atas tentu bukan bermaksud jahat. Ya, dia hanya ingin manja saja kepada Anda.
Terlepas dari itu, ada juga manipulasi emosi yang bisa sangat merugikan secara mental. Biar bagaimana pun, perilaku ini termasuk serangan psikologis kepada pasangan.
Artikel terkait: Gampang emosi dan marah pada anak? Ini langkah untuk mengatasinya
Cara Mengidentifikasi Manipulasi Emosi
Tanda-tanda manipulasi emosional bisa jadi tidak terasa dan sulit diidentifikasi, terutama ketika itu terjadi pada Anda. Terkadang pasangan melakukan manipulasi dengan cara yang sangat halus dan Anda tidak menyadarinya.
Namun kita dapat belajar untuk mengenali manipulasi emosi dan berusaha untuk menghentikannya, untuk melindungi harga diri dan kewarasan Anda.
Berikut ini beberapa tanda Anda sedang dimanipulasi secara emosional oleh pasangan, seperti dirangkum dari berbagai sumber.
1. Menggunakan Kelemahan atau Insecurity Anda
Janika Veasley, pakar hubungan dan terapis, seperti dikutip dari Insider menjelaskan bahwa seorang manipulator emosional dapat menggunakan rasa tidak aman (insecurity), kekurangan atau kelemahan, dan ketakutan Anda untuk menjatuhkan Anda.
Manipulasi jenis ini bisa juga dibungkus dengan pujian. Misalnya, dia berkata begini: “Hari ini kamu terlihat cantik memakai baju itu, jadi tidak terlihat gemuk seperti biasanya.”
Mendengar kata-kata itu, Anda mungkin jadi merasa bahwa dia tidak memuji dengan tulus. Karena menyebut kelemahan Anda yang dia lihat sebelumnya. Alih-alih senang, Anda mungkin justru terluka dengan ucapannya. Inilah contoh manipulasi emosi menggunakan insecurity Anda.
2. Gaslighting
Gaslighting merupakan salah satu bentuk penyiksaan secara psikologis yang dilakukan dengan melemahkan rasa percaya diri korban sehingga membuat mereka mempertanyakan ingatan, sudut pandang, atau kewarasan mereka.
Contoh gaslighting misalnya, ketika Anda mencoba mengungkapkan keberatan Anda terhadap sikap pasangan, ternyata responsnya justru menyudutkan Anda – “Ah, kamu begitu saja baper”, “Jangan terlalu sensitif lah!”, contohnya begitu.
Dengan demikian, Anda pun jadi ragu-ragu dengan pendapat dan pemikiran Anda sendiri. Anda juga jadi merasa bahwa feeling Anda tidak valid, dan bisa jadi dalam hati membenarkan respons pelaku. “Oh, apa mungkin aku yang terlalu baper, ya?”
3. Melibatkan Orang Lain
Dalam upaya untuk lebih memanipulasi dan mengendalikan Anda, pelaku mungkin akan melibatkan orang lain untuk mendukung upaya mereka.
Orang lain yang dilibatkan itu biasanya orang tua, sahabat, atau orang terdekat Anda yang bisa membujuk Anda melakukan apa yang dia inginkan.
Misalnya, Anda mungkin memberi tahu pasangan Anda bahwa Anda ingin putus. Lantas pasangan Anda pun berusaha membujuk keluarga dan teman Anda agar meyakinkan Anda untuk tetap bersamanya
“Ini sangat bermasalah karena menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap Anda sebagai individu dan pasangan,” kata Veasley.
Artikel terkait: Kenali 3 Emosi Negatif yang Bisa Menghambat Kehidupan, Ini Cara Mengatasinya
4. Taktik Membuat Anda Merasa Bersalah
Manipulator emosional mungkin mencoba membuat Anda merasa bersalah untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Misalnya, mereka mungkin secara konsisten mengingatkan Anda tentang kesalahan masa lalu yang telah Anda lakukan, atau hal-hal baik yang telah mereka lakukan untuk Anda di masa lalu sehingga Anda merasa berkewajiban untuk berbuat baik kepada mereka.
5. Perilaku Pasif Agresif
Perilaku pasif agresif ini merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan perasaan negatif, seperti marah dan kecewa, secara tersirat atau tidak langsung.
Contoh manipulasi dengan pasif agresif, misalnya pasangan menggunakan humor sarkastik, mendiamkan, atau menolak melakukan diskusi yang membangun untuk memperbaiki masalah atau kesalahpahaman dalam hubungan.
Jika Anda didiamkan oleh pasangan selama beberapa waktu, meski Anda sudah mencoba untuk membuka percakapan, itu termasuk perilaku pasif agresif.
6. Manipulasi Emosi dengan Memutarbalikkan Fakta
Emosional manipulator sangat ahli dalam menciptakan kebohongan dan memutarbalikkan fakta untuk membuat Anda bingung. Mereka juga mungkin sengaja membuat suatu peristiwa supaya dirinya terlihat lemah, sehingga ia berada di pihak yang mendapat simpati.
7. Membuat Intimidasi Intelektual
Ketika seseorang memberikan Anda pernyataan yang berlebihan, ditambah dengan sejumlah statistik, bukti ilmiah, atau fakta-fakta, itu bisa jadi pertanda manipulasi emosi menggunakan intimidasi intelektual.
Pelaku ingin membuat dirinya terkesan punya kekuatan dengan memiliki lebih banyak data, dan dia mau membuat Anda tidak terlihat lebih baik dari dirinya.
Beberapa manipulator menganggap dirinya ahli, dan mereka memaksakan “pengetahuan” mereka pada Anda. Di luar konteks hubungan asmara, perilaku ini sangat umum dalam situasi keuangan atau penjualan.
Contoh kalimat yang biasanya digunakan: “Anda baru dalam hal ini, jadi Anda mungkin belum banyak paham.”
8. Sering Bilang Hanya Bercanda Setelah Mengatakan Sesuatu yang Kasar
Manipulator emosi bisa saja mengungkapkan kata-kata yang terdengar kasar, namun tak lama kemudian ia berdalih bahwa itu hanya bercanda.
Cara Menghadapi Manipulasi Emosi
Mungkin perlu waktu untuk menyadari bahwa seseorang, terutama pasangan, memanipulasi Anda secara emosional. Karenanya tidak ada rumus pakem untuk mengenali perilaku tersebut. Akan tetapi selain membaca tanda-tanda di atas, Anda dapat mengandalkan insting.
Selanjutnya Anda dapat melakukan beberapa hal berikut untuk menyelamatkan diri dari manipulator emosional.
1. Minta Maaf
Jika memang ada bagian yang disebutkan oleh manipulator merupakan kesalahan Anda, ucapkan permintaan maaf. Setelah itu, tak perlu dipikirkan bagaimana responsnya.
2. Tak Perlu Mencoba untuk Melawannya
Alih-alih mencoba mengalahkan perilaku manipulasinya dengan balik memanipulasi, sebaiknya cukup kenali saja strateginya.
Anda tahu bahwa ia sedang memanipulasi, lalu tak perlu Anda tanggapi.
3. Minta Bantuan Konselor
Anda mungkin akan terbantu dengan minta bantuan terapis atau konselor tentang bagaimana menangani situasi manipulasi emosi.
Anda juga dapat merekrut teman atau anggota keluarga tepercaya untuk membantu Anda mengidentifikasi perilaku dan menegakkan batasan.
Itulah ulasan tentang manipulasi emosi, tanda-tanda dan bagaimana menghadapinya. Semoga membantu, ya, Parents!
***
Baca juga:
Bila Emosi Anak Berlebihan – Queen/King of Drama!
'Siapa Aku?'- Memahami Perkembangan Emosi Remaja
Hidup Lebih Damai, Ini 11 Cara Menghilangkan Emosi Negatif yang Perlu Dicoba
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.