TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Bila Emosi Anak Berlebihan - Queen/King of Drama!

Bacaan 6 menit
Bila Emosi Anak Berlebihan - Queen/King of Drama!

Si Kecil sering menunjukkan emosi berlebih saat ada hal yang tidak menyenangkan hatinya? Mari cari tahu penyebab emosi anak yang berlebih dan bagaimana mengatasinya.

Emosi anak berlebihan sering membuat kita jengkel.

Emosi anak berlebihan sering membuat kita jengkel.

Parents, pernahkah mendengar istilah ‘Queen/ King of Drama’? Julukan ini biasa digunakan untuk menyebut seseorang yang senang melebih-lebihkan kejadian yang menimpanya. Bila ini terjadi pada anak kecil, maka biasanya emosi anak tersebut berlebihan saat ada kejadian tidak mengenakkan yang menimpanya.

Misalnya, ketika tangannya tergores, makanan kecilnya direbut adik yang masih bayi atau malah ketika teman mainnya pulang ke rumah. Perilaku emosi anak yang berlebih ini biasanya juga disertai dengan perilaku mengamuk (tantrum).

Faktor penyebab emosi anak yang berlebihan

Ada banyak hal yang menjadikan anak berperilaku demikian. Dan faktor pemicunya pun bisa dari diri anak sendiri atau malah dari lingkungan. Beberapa penyebab tersebut di antaranya adalah:

1. Emosi si Kecil yang belum stabil

Pada usia balita, perkembangan emosi si kecil belumlah optimal. Ia masih berada pada tahap autonomy vs ashamed di mana egosentrisnya masih dibilang cukup besar. Ia pun masih mencari cara yang tepat untuk menyalurkan atau mengungkapkan emosinya.

Jadi, ketika ia bersikap demkian, ia mencoba mencari tahu bagaimana reaksi orang-orang di sekitarnya.

2. Mencari perhatian

Bila sebagai orang tua kita terbiasa memberi reaksi berbeda saat si Kecil mengeluarkan emosi berlebih, maka di lain waktu saat ia hendak diperlakukan sama, ia pun akan mendramatisir ekspresi emosinya.

emosi anak

Terlebih ketika ia ingin diperhatikan, “senjata” emosi berlebihnya ini akan ia keluarkan. Karena ia tahu bahwa cara ini akan membuat semua orang kembali memperhatikannya.

3. Meniru lingkungannya

Balita adalah peniru ulung. Bisa jadi ketika melihat ayah atau ibunya bereaksi heboh terhadap hal-hal kecil yang terjadi, maka anak pun akan bereaksi yang sama.

Anak pun juga bisa belajar mendramatisir emosinya dari tontonan yang ia lihat. Karena itu pandai-pandailah memilihkan tontonan untuk anak.

Artikel terkait: Film yang Tidak baik untuk Anak

4. Orang tua yang overprotektif

Sikap orang tua yang terlalu melindungi anaknya dari rasa sakit atau situasi yang tidak nyaman, justru akan mengakibatkan batas toleransi emosi anak yang rendah. Akibatnya, ketika anak mengalami situasi di luar kendalinya ia akan merasa stres dan mengeluarkan emosi yang berlebih.

emosi anak

Coba kenali gejala Parents apakah overprotektif atau tidak dari artikel pada link berikut.

Apa yang harus dilakukan ketika si Kecil memiliki emosi berlebih

Emosi anak yang berlebih bahkan cenderung meledak-ledak tentu akan menghambat perkembangan emosi sosialnya kelak. Tentu kita tidak ingin ia  tumbuh menjadi si Drama Queen/ King, bukan?

Dan berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan saat menghadapi si kecil yang meluapkan emosi berlebih.

1. Cari tahu apa penyebab emosi anak berlebihan

Sebagai orang tua kita tentu mengetahui apakah tangisan anak adalah manupulasi atau karena ia benar-benar merasa tak nyaman dan sakit. Bila ia menangis menjadi-jadi hanya karena goresan kecil maka tunjukkan sikap yang wajar.

Gunakan kata-kata yang tepat untuk menenangkannya. Misalkan, “Oh, kakak hanya kurang hati-hati sedikit, mari, Ibu bantu bersihkan lukanya.”

Beberapa anak kadang juga mudah tantrum atau mengamuk saat merasa mengantuk dan lelah. Untuk itu, perlu juga diamati apakah si Kecil mudah mengeluarkan emosi berlebihan di waktu-waktui tertentu. Jika ya, maka cobalah untuk selalu konsisten dengan jadwal si Kecil. Baca juga artikel terkait: Mengenalkan Waktu untuk Anak

2. Ajak anak bicara

Cobalah gunakan waktu santai atau beberapa menit sebelum tidur untuk ngobrol dengan anak. Bicarakan tentang aktivitasnya, perasaannya pada hari itu atau apa saja yang sudah dan belum si kecil lakukan.

emosi anak

Kita juga dapat menggunakan saat itu untuk mengoreksi perilaku negatif si Kecil. Jika belum terbiasa ngobrol dengan si Kecil, buku dongeng yang penuh pesan moral bisa sebagai alternatif untuk memberikan nasehat.

Biasakan pula untuk selalu mendengar pendapat si Kecil terkait dengan aktivitas dan keperluan pribadinya. Misalkan baju mana yang hendak dia pakai, jam berapa mandi, mainan mana yang ia pilih, dan lain sebagainya.

Selain mengajarinya untuk lebih mandiri dan disiplin, anak juga akan merasa lebih dihargai. Anak yang merasa dihargai akan lebih mudah mengembangkan emosi yang positif.

Cerita mitra kami
Tak Selalu Sama, Ini Cara Mendidik Anak Sesuai Umur
Tak Selalu Sama, Ini Cara Mendidik Anak Sesuai Umur
Kenali 5 Sifat dan Karakter Anak, Si Kecil Termasuk yang Mana?
Kenali 5 Sifat dan Karakter Anak, Si Kecil Termasuk yang Mana?
Mengenal Susu Protein Terhidrolisis Parsial untuk Menurunkan Risiko Alergi Sejak Dini
Mengenal Susu Protein Terhidrolisis Parsial untuk Menurunkan Risiko Alergi Sejak Dini
7 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Otak Anak, Waspada Dampak Gula Berlebihan!
7 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Otak Anak, Waspada Dampak Gula Berlebihan!

3. Bantu anak memahami emosinya

Ketika si kecil mulai mengungkapkan emosi berlebih, maka biarkan sejenak ia meluapkan seluruh peasaannya. Setelah itu cobalah ajak bicara dengan lembut apa yang membuat ia merasa tidak nyaman, atau apa yang ia rasakan.

Sebaiknya tahan diri untuk tidak memenuhi apa yang dia inginkan. Namun, giring anak untuk memahami emosinya.

Misalkan alih-alih menahan teman si Kecil pulang hanya agar si Kecil menghentikan tantrumnya, maka sebaiknya kita katakan “Ibu tahu kamu sedih temanmu pulang. Tidak perlu berguling begitu, besok kan masih bisa main lagi.”

Cara ini akan membantu anak untuk memahami emosinya dan bahwa ada cara lebih baik untuk mengungkapkan selain dengan mengamuk atau menangis.

Hindari reaksi seperti, “Oh, kasihan, teman-teman adik pulang, ya, mari sini kita main sendiri.” Cara seperti ini malah tidak akan menyelesaikan masalah. Anak akan bersikap berlebihan di lain waktu karena ia merasa keinginannya bisa selalu terpenuhi dengan cara meluapkan emosi berlebih.

4. Jelaskan bahwa perilakunya salah

Ketika sudah tenang, atau di waktu santai, koreksilah perilaku anak. Sampaikan baik-baik bahwa cara tersebut malah membuat ayah dan ibunya (atau orang lain di sekitarnya) tidak mengerti apa yang ia inginkan.

emosi anak

“Besok lagi, kalau tidak bisa ambil coklat di lemari, minta tolong ya. Jangan  banting-banting mainan dan guling-guling. Ayah dan Ibu kan jadi bingung apa mau adik”.

5. Tahan diri untuk marah dan melabeli anak

Tidak semua anak mudah untuk ditenangkan. Seperti putri kecil saya yang jika sudah ngambek, tangisnya pun akan sangat lama.

Dulu saat belum memahami bagaimana seharusnya menenangkannya, biasanya kami, orang tuanya malah ikut-ikutan marah dan memaksanya untuk segera diam. Dan karena perilaku emosi anak yang berlebihan ini sering terjadi, maka kami melabelinya si Tukang Tantrum.

Kini ketika kami telah banyak belajar dan memperbaiki diri, kini kami mengerti bahwa cara terbaik adalah membiarkan ia sejenak meluapkan emosinya dan baru mengajaknya bicara.

Jadi, ketika teriakannya mulai reda, biasanya kami hanya mengatakan, “Adik nangis karena sedih ya, tante ngak mau lihat foto adik dan malah pulang? Oke, apa sekarang masih mau nangis? Nangisnya lima menit cukup ngak?”

Dengan cara ini ternyata lambat laun si Kecil malah jadi jarang menangis. Dan bila mengalami hal yang tak menyenangkan biasanya ia pun akan langsung menyampaikan.

Usia balita memang usia pembentukan karakter anak. Untuk itu wajib bagi kita untuk memberikan lebih banyak pengalaman emosi yang positif serta menjadi contoh yang lebih baik.

Memberikan pengalaman emosi yang buruk padanya hanya akan memupuk dan membuat si kecil semakin rapuh.

Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.

 

Baca juga artikel menarik lainnya:

Menghadapi Anak Tantrum

Mengatasi Anak Pemarah

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Rahayu Pawitri

  • Halaman Depan
  • /
  • Balita
  • /
  • Bila Emosi Anak Berlebihan - Queen/King of Drama!
Bagikan:
  • 10 Ciri Diabetes pada Anak yang Jarang Disadari, Ini Cara Mencegahnya!

    10 Ciri Diabetes pada Anak yang Jarang Disadari, Ini Cara Mencegahnya!

  • 17 Menu Makanan Anak 2 Tahun agar Cepat Gemuk, Wajib Tahu!

    17 Menu Makanan Anak 2 Tahun agar Cepat Gemuk, Wajib Tahu!

  • 20 Ciri-ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat Sesuai Usia

    20 Ciri-ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat Sesuai Usia

  • 10 Ciri Diabetes pada Anak yang Jarang Disadari, Ini Cara Mencegahnya!

    10 Ciri Diabetes pada Anak yang Jarang Disadari, Ini Cara Mencegahnya!

  • 17 Menu Makanan Anak 2 Tahun agar Cepat Gemuk, Wajib Tahu!

    17 Menu Makanan Anak 2 Tahun agar Cepat Gemuk, Wajib Tahu!

  • 20 Ciri-ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat Sesuai Usia

    20 Ciri-ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat Sesuai Usia

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti