Perpaduan cita rasa manis dan pahit membuat cokelat menjadi salah satu camilan serta makanan penutup yang digemari banyak orang. Termasuk cokelat hitam yang terbuat dari biji kakako giling yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Sudah tahu apa saja manfaat dark chocolate dari cokelat hitam ini?
Sampai saat ini, sudah banyak banyak penelitian yang mengkaitkan hubungan antara suasana hati dan mengonsumsi cokelat secara umum. Namun karena tingkat konsumsi cokelat cukup tinggi, maka beberapa peniliti memilih untuk melakukan lebih banyak penelitian lagi karena mereka percaya bahwa cokelat memiliki manfaat potensial yang besar bagi kesehatan, terutama kesehatan mental.
Salah satu hasil penelitian terbaru mengenai cokelat dan kesehatan mental pun kembali diterbitkan oleh University College London (UCL) di Inggris. Tim peneliti UCL bekerja sama dengan beberapa ilmuwan dari University of Calgary dan Alberta Health Services di Kanada. Penelitian ini dilakukan pada jenis cokelat yang lebih spesifik, yakni cokelat hitam.
Benarkah manfaat dark chocolate bisa mengurangi depresi?
Depresi dan gangguan kecemasan merupakan masalah yang cukup besar secara global. Untuk saat ini, cara yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan melakukan perawatan dengan tenaga ahli seperti psikolog maupun psikiater. Bahkan untuk kasus kesehatan mental tertentu, dokter biasanya perlu meresepkan beberapa obat bagi para penderitanya.
Meski demikian, jenis perawatan tersebut terkadang tidak menimbulkan efek signifikan bagi beberapa orang. Bahkan perubahan gaya hidup seperti olahraga juga dinilai belum bisa menyembuhkan penyakit mental secara keseluruhan. Oleh karena itu, banyak ilmuwan yang melakukan penelitian mengenai makanan sehari-hari yang kerap dikonsumsi banyak orang sebagai sarana penyembuhan depresi.
Sejalan dengan hal tersebut, sebuah penelitian UCL pun hadir. Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Depression & Anxiety menjelaskan, makanan yang dapat memengaruhi suasana hati seperti cokelat hitam dapat mengurangi faktor risiko depresi.
Koresponden penelitian terdiri dari 13.626 orang dewasa dari Badan Survey Pemeriksaan Kesehatan dan Nutrisi Nasional Amerika Serikat. Tingkat konsumsi cokelat diukur dari pertanyaan kuesioner mengenai gejala depresi.
Tidak hanya makanan, studi ini juga menambahkan unsur penting yang bisa menimbulkan gejala depresi. Faktor-faktor tersebut di antaranya:
- Tinggi badan
- Berat badan
- Status (lajang atau telah menikah)
- Etnis dan budaya
- Pendidikan
- Pendapatan
- Kebiasan merokok
- Riwayat penyakit lain
Hal tersebut dijelaskan oleh peneliti utama dari Universitas College London Sarah Jackson. Bahwa hasil studi tersebut telah ditemukan fakta bahwa cokelat hitam memang memiliki potensi untuk mengurangi gejala depresi pada seseorang.
Data dari jurnal tersebut menunjukkan bahwa koresponden yang memakan cokelat hitam dalam periode 24 jam memiliki kemungkinan terkena faktor risiko depresi yang lebih rendah hingga sekitar 70 persen.
“Mengonsumsi cokelat hitam memiliki potensi yang berkaitan dengan mengurangi gejala depresi pada seseorang secara klinis. Tapi, penelitian lebih lanjut mengenai konsumsi jangka panjang tetap diperlukan untuk mengonfirmasi beberapa penyebabnya,” papar Sarah seperti dilansir dari Medical News Today.
Meski bermanfaat untuk mengurangi depresi, Parents juga dianjurkan untuk tidak mengesampingkan fakta bahwa mengonsumsi banyak cokelat pun tidak baik untuk kesehatan. Cokelat biasanya mengandung banyak gula yang apabila dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes.
Kenali gejala depresi
Selain mencegah faktor risiko dengan jenis makanan tertentu seperti cokelat hitam, kita juga perlu tahu beberapa kondisi yang menjadi tanda awal depresi seperti:
- Sedih berlebihan
- Putus asa
- Merasa tidak beharga
- Kurangnya minat pada sesuatu yang Anda sukai sebelumnya
- Sulit berkonsentrasi
- Perubahan jadwal tidur drastis: Insomnia atau pun hipersomnia
- Nafsu makan meningkat atau bahkan berkurang dari biasanya
- Berusaha menjauhkan diri dari orang lain
- Sulit mengungkapkan perasaan
- Cepat lelah
- Sering sesak napas dan sakit punggung
- Adanya keinginan untuk menyakiti diri sendiri
Jika sekiranya Anda merasakan lebih dari lima gejala tersebut, jangan ragu untuk meminta pertolongan tenaga medis untuk mengatasinya. Karena bagaimana pun, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?
***
Baca juga:
Kesepian Sebabkan Ibu yang Baru Keguguran Depresi Berkepanjangan, Jangan Biarkan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.