Manajemen ASI perah ibu bekerja adalah salah satu skill yang penting dipahami, terutama untuk para working mom.
Good Parents Club bersama theAsianparent beberapa waktu lalu mengadakan webinar tentang manajemen ASI perah untuk ibu bekerja maupun ibu menyusui lainnya yang ingin menyimpan stok ASI-nya.
Webinar ini diisi oleh Konselor Menyusui dari Rumah Sakit Pondok Indah, Dokter Mutia Ayuputeri Kumaheri sebagai pembicara. Perah ASI sendiri menjadi pengganti dari menyusui langsung atau breastfeeding.
Perah ASI memang menjadi materi yang menarik bagi ibu-ibu yang baru saja menyusui. Tentu saja hal itu karena mereka perlu pengetahuan baru untuk menyusui sang bayi yang baik dan aman.
Menurut penelitian, menyusui sendiri menawarkan banyak manfaat kesehatan bagi bayi dan ibu, serta potensi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat. Menyusui juga memberikan nutrisi penting bagi bayi yang menyehatkan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa kontak kulit-ke-kulit yang sangat dini dan menyusui mungkin memiliki manfaat fisik dan emosional bagi ibu dan bayi.
Penasaran bagaimana cara manajemen perah ASI bagi ibu bekerja? Yuk simak beritanya lewat ulasan berikut ini!
Artikel terkait: “Saya istri dan ibu bekerja yang berhenti merasa bersalah.”
Manfaat Menyusui Bagi Ibu dan Anak
Konselor menyusui dari Rumah Sakit Pondok Indah, Dokter Mutia Ayuputeri Kumaheri mengungkapkan, produksi ASI pada ibu hamil mulai berfungsi saat memasuki minggu ke-20 kehamilan.
Menurut Dokter Mutia ada beberapa manfaat menyusui baik bagi bayi, ibu ataupun keluarga, di antaranya:
- Manfaat Menyusui Bagi Bayi
- Sumber makanan yang paling baik dan sehat.
- Dengan menyusui langsung dari ibu, serta mendapatkan ASI, bayi akan terhindar dari penyakit di tahun pertama kehidupannya, seperti diare, infeksi telinga, infeksi paru, dan alergi.
- Nantinya, di masa kanak-kanak dan remajanya, menurunka risiko alergi dan obesitas.
- Mencegah kematian secara tiba-tiba bagi bayi Anda
Manfaat Menyusui Bagi Ibu
- Meringankan risiko terjangkit penyakit kanker, seperti kanker payudara dan kanker ovarium.
- Risiko untuk mengalami depresi setelah melahirkan akan menurun. Kemudian, risiko terkena penyait diabetes tipe 2 menjadi menurun bagi ibu-ibu yang menyusui.
- Secara umum, ada hormon oksitosin ketika menyusui dan bisa menurunkan tingkat stres bagi ibu.
Sementara, keuntungan menyusui bagi keluarga adalah hubungan baik yang terjalin antara ayah, ibu dan anak. Yang mana bisa meningkatkan hubungan batin dalam keluarga dan menjadi harmonis.
Sementara itu, mengutip laman NHS UK, beberapa manfaat lain dari menyusui bagi bayi di antaranya adalah terhindar dari risiko penyakit kardiovaskular di masa dewasa.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa menyusui setidaknya selama 6 bulan dapat mengurangi kemungkinan bayi Anda terkena leukemia pada masa kanak-kanak.
Tidak memberikan apa-apa selain ASI dianjurkan selama sekitar 6 bulan pertama (26 minggu) kehidupan bayi Anda.
Setelah itu, memberikan ASI kepada bayi Anda bersama makanan padat selama yang Anda dan bayi Anda inginkan akan membantu mereka tumbuh dan berkembang dengan sehat.
Artikel terkait: Tetap Bekerja dan Menjadi Ibu yang Baik
Apa Itu Teknik Perah ASI?
Perah ASI adalah teknik yang dilakukan apabila karena satu dan hal lain, menyusui langsung oleh ibu kepada bayi (breastfeeding) tidak dimungkinkan.
Memerah ASI berarti mengeluarkan ASI dari payudara Anda sehingga Anda dapat menyimpannya dan memberikannya kepada bayi Anda nanti.
Setelah Anda memerah ASI, Anda bisa langsung memberikannya kepada bayi Anda, atau menyimpannya di lemari es atau freezer.
Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan tangan atau alat. Sementara, jika menggunakan alat, Anda bisa melakukannya dengan alat manual atau elektrik.
Manual biasanya pakai pompa, yaitu gerakan tangan. Kemudian, untuk yang elektrik berarti menggunakan bantuan aliran listrik.
Dokter Mutia menekankan, meski membahas tentang perah ASI, tetapi memerah ASI masih menyangkut dengan menyusi. Hal itu karena memerah ASI merupakan kebutuhan bagi sang ibu untuk menyusui bayinya.
Mengapa Bunda Perlu Memerah ASI?
Mengutip laman NHS UK, ada berbagai alasan mengapa Anda memerlukan perah ASI, di antaranya adalah:
- Jika bayi Anda prematur atau memiliki masalah setelah lahir. Anda mungkin tidak dapat menyusui, tetapi Anda masih dapat memberikan ASI perah.
- Anda kembali bekerja atau belajar
- Payudara Anda terasa tidak nyaman
- Bayi tidak dapat menyusu langsung dengan baik
- Anda ingin meningkatkan suplai ASI
- Ketika Anda mulai memperkenalkan makanan padat, Anda mungkin ingin memasukkan sedikit ASI di dalamnya.
Cara Melakukan Perah ASI
Berikut ini adalah cara melakukan perah ASI bagi ibu menyusui:
Perah ASI dengan tangan
Perah ASI menggunakan tangan bisa dilakukan dengan cara berikut ini:
- Letakkan jari pada bagian ujung payudara atau pinggir aerola. Namun, jangan terlalu dekat dengan puting karena hal itu tidak ada tekanannya. Yang bekerja utamanya adalah jari jempol dan telunjuk dalam proses penekanan atau pompa tersebut.
- Dorong atau tekan dulu ke dinding dada untuk merasakan kelenjar ASI di ppayudara.
- Setelah itu tekan atau peras ASI.
Perah ASI dengan Pompa/Alat
Perah ASI menggunakan alat atau pompa bisa dilakukan dengan cara berikut ini:
- Bisa menggunakan berbagai merek dan bentuk pompa
- Sumber tenaga bisa dari tangan atau elektrik
- Kenali bentuk pompa dan bagiannya untuk memudahkan perah ASI. Perhatikan ukuran corong atau pompa yang akan digunakan.
- Lihat nilai ekonomis pompa ASI
- Coba memerah ASI menggunakan pompa yang sudah dibeli
- Namun, perlu diperhatikan bahwa menggunakan pompa belum tentu cocok untuk semua orang. Mungkin Anda bisa mencoba milik orang lain dulu, dan bila sudah nyaman, Anda bisa membeli yang baru.
Artikel terkait: Jam Kerja Dapat Sebabkan Masalah Kesuburan Wanita?
Manajemen ASI Perah Ibu Bekerja
Menurut Doker Mutia, jika ibu sudah bersiap-siap untuk kembali bekerja setelah cuti melahirkan, prinsipnya adalah tetap memberikan ASI kepada bayi Anda.
Jika ibu sedang berdua dengan si bayi, dan bisa menyusui secara langsung, maka bisa dilakukan secara langsung. Sementara, berikut ini adalah cara untuk mulai membiasakan diri menggunakan ASI perah ketika ibu mulai bekerja.
Satu Bulan Sebelum Ibu Bekerja
- Coba mulai pompa 1-2 kali sehari.
- Pastikan corong sudah sesuai dengan ukuran payudara Anda. Yang mana, payudara bisa bergerak bebas tanpa bergesekan dengan dinding corong.
- Pastian setting sudah sesuai tubuh Anda (level suction terendah dulu).
- Bisa dilakukan di pagi hari saat baru bangun tidur, yaitu saat payudara cenderung penuh
Dua Minggu Sebelum Ibu Bekerja
- Kurangi waktu dengan anak
Pelan-pelan coba kurangi waktu dengan anak. Biarkan pengasuh baru atau keluarga lain lebih banyak mengambil alih anak Anda.
Pikirkan media pemberian ASI dan latih pengasuh bayi Anda untuk melakukannya, seperti:
Hitung Perkiraan Kebutuhan ASI Saat Bayi Ditinggal Bekerja
- Rata-rata bayi 1-6 bulan konsumsi ASI 800 ml per 24 jam (450-1200 ml per 24 jam)
- Lakukan trial and error “porsi” minum bayi.
Artikel Terkait: Ibu dengan mastitis, boleh menyusui? Ini penjelasan dokter!
Cara Menyimpan ASI Perah
Bunda dapat menyimpan ASI dalam wadah yang disterilkan atau dalam kantong penyimpanan ASI khusus, dengan cara berikut ini:
- Simpan di lemari es hingga 8 hari pada suhu 4°C atau lebih rendah (Anda dapat membeli termometer lemari es secara online) – jika Anda tidak yakin dengan suhu lemari es Anda, atau lebih tinggi dari 4 celcius, gunakan dalam jangka 3 hari.
- Simpan dan gunakan dalam 2 minggu di kompartemen es di dalam lemari es.
- Bisa disimpan hingga 6 bulan dalam freezer, jika suhunya -18°celcius atau lebih rendah
ASI yang telah didinginkan di lemari es dapat disimpan dalam kantong dingin dengan kompres es hingga 24 jam.
Kemudian, menyimpan ASI dalam jumlah kecil akan membantu menghindari pemborosan. Jika Anda membekukannya, pastikan Anda memberi label dan memberi tanggal terlebih dahulu.
Anda dapat memberi susu perah langsung dari lemari es jika si kecil senang meminumnya dalam keadaan dingin.
Anda juga dapat menghangatkan susu hingga mencapai suhu tubuh dengan memasukkan botol ke dalam panci berisi air hangat atau menahannya di bawah air hangat yang mengalir.
Namun, jangan gunakan microwave untuk memanaskan atau mencairkan ASI. Hal ini dapat menyebabkan hot spot, yang dapat membakar mulut bayi Anda.
Itulah ulasan tentang manajemen ASI perah bagi ibu bekerja yang aman, serta cara menyimpan ASI perah sebelum dikonsumsi bayi. Semoga ulasannya bermanfaat ya Parents!
***
Baca juga:
Pesan manis untuk semua ibu bekerja: "Kerja keras Anda tidaklah sia-sia…"
Antara Full Time Mom dan Working Mom, Keduanya Punya Plus Minus
Merasa Bersalah karena Menjadi Working Mom? Simak 7 Tips Ini untuk Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.