Parents, jangan asal membeli madu. Pasalnya, baru-baru ini polisi membekuk para pembuat madu palsu yang berproduksi di sebuah rumah kontrakan.
Madu telah lama dikenal masyarakat akan khasiatnya yang luar biasa untuk kesehatan. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, banyak orang membeli madu untuk menguatkan daya tahan tubuh. Namun, apa jadinya jika yang dibeli bukan madu asli?
Tampaknya Anda harus mulai berhati-hati dengan madu palsu yang semakin marak beredar dan dijual secara online. Sebab ternyata, madu tersebut dibuat dari bahan-bahan berbahaya.
Melansir Kompas.com, Polda Banten menangkap pembuat madu palsu di sebuah kontrakan di wilayah Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, pada Rabu (4/11/2020).
Sebagai informasi, pelaku diketahui secara asal-asalan mencampurkan bahan-bahan yang berbahaya agar menyerupai madu untuk dikonsumsi.
Seperti apa fakta-fakta yang terungkap dari penangkapan tersebut? Berikut ini penelusuran lengkapnya.
7 Fakta Madu Palsu yang Marak Beredar
1. Menggunakan Campuran Pakan Ternak
Madu siap diedarkan. Foto: Kompas.com
Kasubdit Indag 1 Kriminal Khusus Polda Banten AKBP Doffie Pahlevi menjelaskan bahwa pelaku mencampurkan fruktosa dan molases untuk membuat madu palsu.
Doffie menjelaskan bahwa molases sendiri merupakan salah satu campuran pakan ternak yang berbahaya jika dikonsumsi manusia.
Artikel terkait: Khasiat Madu Penyubur Kandungan, Fakta atau Mitos?
2. Bahan Utamanya Gula
Ilustrasi
Madu tiruan tersebut merupakan hasil campuran dari glukosa, fruktosa, dan molases. Mereka memakai glukosa dan fruktosa untuk membentuk cairan agar terlihat seperti madu asli.
Tak cuma itu, pelaku juga menggunakan pewarna makanan limbah tetes tebu.
“Pelaku menggunakan bahan itu dengan kira-kira, warnanya bagaimana sudah cukupkah, manisnya sudah cukupkah, kentalnya sudah cukupkah. Itu semua mengira-ngira,” jelas Doffie ketika ditemui di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (10/11/2020).
3. Tidak Ada Kandungan Enzim Madu
Ilustrasi
Ketika kandungan madu palsu tersebut diteliti, ternyata tidak ditemukan sama sekali kandungan enzim madu di dalamnya.
“Ternyata hasilnya 0 enzim madu, tidak ada ditemukan enzim madu sama sekali,” kata Doffie.
Terang saja, madu tersebut hanya dibuat dari gula dan bahan tambahan lainnya.
4. Madu Palsu Dipasarkan Secara Online
Madu palsu tersebut ditawarkan kepada masyarakat sebagai madu khas Banten. Jangan salah, madu ini pun menarik minat banyak pembeli.
Madu palsu khas Banten itu telah diedarkan melalui penjualan online di Jakarta, Banten, Pulau Jawa hingga berbagai daerah di luar Pulau Jawa.
5. Bisa Sebabkan Kematian
Karena dibuat dari gula bahkan bahan berbahaya, madu ini justru bisa berakibat fatal jika dikonsumsi terus-menerus. Konsumen bisa mengalami diabetes, penyakit jantung, dan risiko terbesar adalah kematian.
“Bahan yang digunakan untuk memproduksi ini sama sekali tidak ada kandungan madunya, salah satu bahan berbahaya itu molases,” kata Dirkrimsus Polda Banten Kombes Pol Nunung Syafruddin.
Sementara itu, banyak warga Banten yang mengeluh sakit perut setelah minum madu jenis ini.
Artikel terkait: Ini takaran aman konsumsi madu bagi ibu hamil, catat Bunda!
6. Madu Palsu Dijual Seharga 25 Ribu
Polisi menyita barang bukti. Foto: Kompas.com
Pabrik madu palsu tersebut rupanya sudah beroperasi selama satu tahun di lokasi pengolahan, Jalan SMA 101 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat. Dalam sehari, mereka bisa memproduksi madu palsu sebanyak 1 ton.
“Per jeriken dijual dengan harga Rp 660.000. Oleh para pelaku di wilayah Lebak, madu ini dikemas lagi menjadi bentuk botol, bisa dijual Rp 150 sampai Rp 200.000,” kata Nunung.
Sementara itu, madu ini dijajakan dengan harga Rp 25.000 per botol di Banten. Menurut perkiraan polisi, pelaku mendapatkan omzet hingga Rp 600 juta dalam satu kali produksi.
7. Pelaku Diamankan Polisi
Setelah menerima laporan dari masyarakat, Polisi menangkap tiga orang yang terlibat. Mereka adalah MS (47),warga Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat sebagai pemilik pabrik. Kemudian AS (24) warga Kabupaten Lebak, Banten yang berperan menjadi penjual. Kemudian TM (35) warga Pekalongan yang merupakan karyawan pabrik.
Atas perbuatan tersebut, kini para pelaku telah diamankan polisi dan terancam hukuman penjara hingga 5 tahun.
****
Parents, itulah sederet fakta madu yang konon katanya khas Banten, namun ternyata dibuat di Jakarta. Peredaran madu tiruan alias palsu tentu sangat merugikan masyarakat. Ingin sehat, malah merugikan.
Oleh karena itu, sebagai konsumen kita wajib teliti saat membeli produk apapun yang akan dikonsumsi. Terlebih lagi, jangan mudah tergiur dengan harga murah.
Baca juga:
Susu formula dicampur madu, amankah untuk bayi? Ini jawaban dokter!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.