Bila buah hati Anda terlahir dengan ukuran lidah yang jauh lebih besar dari ukuran mulutnya, atau seiring pertumbuhan usianya lidahnya menjadi lebih besar dari seharusnya, waspada! Bisa jadi si kecil mengidap macroglossia, Parents.
Yuk, simak penjelasan mengenai penyakit ‘lidah besar’ atau ‘lidah raksasa’ melalui artikel di bawah ini.
Apa Itu Macroglossia?
Melansir laman Medline Plus, makroglosia adalah kelainan di mana ukuran lidah lebih besar dari biasanya. Dijelaskan Cleveland Clinic, kondisi ini kadang juga disebut lidah raksasa atau lidah yang membesar.
Ini adalah kondisi langka yang biasanya menyerang lebih banyak anak daripada orang dewasa. Kebanyakan orang terlahir dengan makroglosia umumnya karena mereka juga memiliki kondisi lain, seperti sindrom Beckwith-Wiedemann atau sindrom Down. Penyakit ini juga bisa berkembang oleh karena beberapa bentuk kanker atau infeksi parah.
Sulit untuk mengatakan berapa banyak orang yang memiliki macroglossia. Biasanya, makroglosia adalah gejala dari banyak kondisi medis yang berbeda, dan tidak semua orang yang memiliki kondisi ini mengembangkan makroglosia.
Artikel terkait: Waspada Gejala Jenis Gangguan Bicara Ini, Bisa Terjadi pada Anak-anak dan Dewasa!
Tanda dan Gejala Macroglossia
Jika Anda memiliki macroglossia, berikut ini tanda dan gejalanya yang paling umum menurut Cleveland Clinic:
- Ukuran lidah tidak proporsional dengan ukuran mulut
- Suara napas bising, pernapasan bernada tinggi (stridor)
- Mendengkur atau pernapasan bernada rendah (stertor)
- Kesulitan makan atau minum (disfagia)
- Mengiler
- Kesulitan berbicara
- Lidah mungkin menjulur keluar dari mulut
- Anda mungkin juga mengalami kesulitan makan
- Perkembangan rahang dan gigi yang tidak normal, yang mengakibatkan gigi tidak sejajar atau menonjol
- Ulserasi dan jaringan mati di ujung lidah mungkin merupakan gejala lain dari gangguan tersebut
Penyebab Macroglossia
Dijelaskan Medline Plus, macroglossia paling sering disebabkan oleh peningkatan jumlah jaringan di lidah, bukan oleh pertumbuhan seperti halnya tumor.
Ditambahkan dari laman Rare Diseases, dalam kasus yang jarang terjadi, macroglossia juga bisa terjadi karena kelainan bawaan yang tidak terkait dengan penyebab lain, baik bawaan atau didapat. Dalam kasus seperti itu, kelainan tersebut ditransmisikan secara genetik sebagai sifat dominan autosomal yang dapat diwariskan dari salah satu orang tua, atau dapat merupakan hasil dari mutasi baru (perubahan gen) pada individu yang terkena.
Risiko mewariskan gen abnormal dari orang tua ke anak ini adalah 50 persen pada tiap kehamilan, terlepas dari jenis kelamin anak yang dihasilkan.
1. Genetika
- Sindrom Beckwith-Wiedemann. Ini adalah sindrom gangguan pertumbuhan yang menyebabkan ukuran tubuh besar, organ besar dan dapat meningkatkan risiko anak mengembangkan kanker di masa kanak-kanak tertentu. Sekitar 90 persen anak dengan sindrom Beckwith-Wiedemann juga memiliki makroglosia.
- Down syndrome: Salinan ekstra kromosom 21, yang menyebabkan masalah dengan fungsi fisik, intelektual dan mental.
- Sindrom Hurler/Hunter atau mucopolysaccharidosis, sekelompok penyakit yang menyebabkan sejumlah besar gula menumpuk di sel dan jaringan tubuh.
2. Kondisi yang Didapat
Penyebab yang didapat mungkin termasuk kondisi metabolisme atau endokrin, seperti hipotiroidisme atau infeksi, seperti difteri. Meliputi:
- Akromegali, yaitu penumpukan terlalu banyak hormon pertumbuhan dalam tubuh. Akibatnya, orang dengan akromegali sering memiliki lidah, rahang, tangan, dan kaki yang terlalu besar.
- Hipotiroidisme kongenital atau penurunan produksi hormon tiroid. Ini adalah kondisi umum di mana tiroid tidak membuat dan melepaskan cukup hormon tiroid ke dalam aliran darah. Hal ini membuat metabolisme melambat.
- Diabetes adalah kondisi gula darah tinggi yang disebabkan oleh tubuh memproduksi terlalu sedikit atau tidak ada insulin.
- Amiloidosis primer, yaitu kelainan protein yang membuat jaringan dan organ tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Makroglosia adalah gejala oral yang paling umum dari amiloidosis.
- Difteri, penyakit menular yang dapat menyebabkan lidah membengkak.
3. Tumor
Macroglossia dapat menjadi gejala dari beberapa tumor jinak dan kanker, termasuk:
- Limfangioma, tumor jinak yang berkembang di sistem limfatik dan menyebabkan kista berisi cairan pada selaput lendir di mulut.
- Hemangioma, tumor jinak yang tumbuh dari pembuluh darah.
- Limfoma, kanker ini mempengaruhi sistem getah bening.
Artikel terkait: 3 Cara Membersihkan Lidah Bayi yang Perlu Parents Ketahui
Diagnosis Macroglossia
Dokter akan melakukan kombinasi tes untuk mendiagnosis makroglosia. Di antaranya:
- Pemeriksaan fisik, yakni dengan memeriksa ukuran lidah anak secara proporsional dengan bagian mulutnya. Ia juga akan mencari lesi, pembengkakan, atau perubahan warna.
- Riwayat kesehatan. Untuk mempersempit apa yang menyebabkan lidah anak membesar, ditambah menanyakan tentang gejala yang dialami anak.
- Tes darah. Tergantung pada pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan anak, dokter akan merekomendasikan tes darah tertentu, seperti tes seperti tes fungsi tiroid.
- Computed Tomography (CT Scan). CT scan menggunakan serangkaian sinar-X dan komputer untuk membuat gambar tiga dimensi (3D) dari mulut, kepala, dan leher anak.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI), adalah tes tanpa rasa sakit yang menggunakan magnet besar, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar organ dan struktur yang sangat jelas di dalam tubuh anak.
Frekuensi Kejadian
Makroglosia dominan autosomal terisolasi sangat jarang terjadi pada anak. Sejauh ini, hanya sekitar 50 kasus dilaporkan dalam literatur medis.
Prevalensi pada kasus lain tergantung pada kelainan yang mendasari di mana makroglosia adalah sekunder. Misalnya, makroglosia terjadi pada sebagian besar kasus sindrom Beckwith-Wiedemann, dan prevalensi sindrom tersebut diperkirakan 1 dalam 17.000 kelahiran.
Penanganan Makroglosia
Ketika hasil diagnosis menyatakan anak mengalami macroglossia, jenis pengobatan yang diberikan dokter bisa sangat bervariasi, sesuai dengan kondisi yang mendasarinya. Begitu juga dengan perawatannya, bisa berkisar dari terapi wicara hingga pembedahan.
Secara umum, perawatan macroglossia melibatkan perawatan kondisi yang mendasarinya. Pilihan pengobatan meliputi:
1. Terapi Wicara
Terapi wicara digunakan untuk mengobati makroglosia ringan. Terapis wicara mengajarkan Anda cara mengontrol posisi lidah dan meningkatkan cara Anda berbicara.
2. Obat-obatan
Jika penyebab yang mendasari dapat diobati dengan obat-obatan, dokter kemungkinan akan meresepkannya. Beberapa kondisi yang dapat diobati dengan obat-obatan, seperti hipotiroidisme, akromegali,dan tuberculosis.
3. Perawatan Ortodontik
Macroglossia dapat dikaitkan dengan masalah gigi, seperti jarak gigi yang tidak selaras. Jika demikian, perawatan ortodontik diperlukan. Ini juga dapat digunakan setelah operasi makroglosia.
4. Operasi
Sekitar 10 persen kasus macroglossia memerlukan pembedahan (re-modelling mulut dan prosedur ortodontik) –sekitar 10 persen penderitanya melakukan ini. Ini melibatkan glossectomy, yang merupakan operasi menghilangkan bagian dari lidah.
Pembedahan memiliki beberapa manfaat bagi penderita makroglosia, antara lain air liur berkurang, peningkatan kemampuan untuk makan, dan kemampuan bicara meningkat.
Dalam beberapa kasus pada anak dengan macroglossia, dokter akan berusaha kondisi agar tulang wajah mereka tumbuh dan mulut mereka memiliki ruang untuk lidahnya.
Kemungkinan Komplikasi
Jika tidak diobati, mengutip dari Healthline, makroglosia dapat menyebabkan komplikasi.
Bila anak mendapatkan makroglosia saat lahir, kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan fisiknya, seperti:
- Jarak gigi tidak sejajar
- Pembentukan rahang yang tidak normal
- Kesulitan belajar berbicara
Komplikasi lain dari memiliki lidah yang besar dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, seperti:
- Sulit bernapas
- Obstruksi jalan napas
- Kesulitan mengunyah
- Nyeri pada sendi temporomandibular
- Risiko tinggi cedera lidah (karena paparan)
- Mulut kering
- Infeksi saluran pernapasan atas berulang
- Meneteskan air liur (mengiler)
Dalam kasus yang parah, obstruksi jalan napas dapat mencegah oksigen mencapai otak, dan akhirnya menyebabkan serangan jantung.
Artikel terkait: Menangani lidah putih bayi yang sering membuatnya rewel dan enggan menyusu
Pencegahan Macroglossia
Jika makroglosia disebabkan oleh kondisi bawaan, sudah jelas penyakit ini tidak dapat dicegah. Kecuali jika penyebabnya adalah gejala dari penyakit menular.
Oleh karena itu, berusahalah melindungi anak Anda dari penyakit menular. Sejauh ini, hanya itu salah satu cara agar buah hati Anda terhindar dari masalah macroglossia.
***
Bila buah hati Anda mengidap macroglossia, fokuslah pada perawatan yang sesuai dengan kondisi yang mendasarinya. Jangan ragu bertanya pada dokter anak Anda tentang apa yang dapat Anda lakukan agar anak tetap merasa nyaman. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.
Baca juga:
Lidah Putih pada Bayi Tak Selalu Karena ASI, Begini Cara Mengatasinya
Infeksi Jamur pada Mulut Bayi: Tanda, Penyebab, Pengobatan
Perlukan Membersihkan Mulut dan Gigi Bayi? Ini Penjelasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.