TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Waspada Gejala Jenis Gangguan Bicara Ini, Bisa Terjadi pada Anak-anak dan Dewasa!

Bacaan 5 menit
Waspada Gejala Jenis Gangguan Bicara Ini, Bisa Terjadi pada Anak-anak dan Dewasa!

Disartria merupakan gangguan bicara pada anak dan orang dewasa akibat adanya lemah otot. Simak gejala, penyebab, dan cara mengobatinya berikut ini!

Parents, pernah mendengar tentang kondisi disartria? Disartria adalah kelainan saraf yang membuat penderitanya mengalami lemah otot yang berfungsi untuk berbicara. Sehingga akhirnya, mereka mengalami gangguan bicara. 

Kondisi ini bisa saja dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Pada rentang usia bayi dan anak-anak, kondisi ini biasanya terjadi akibat mereka mengalami cedera lahir sehingga timbul trauma otak. Di sisi lain, kondisi gangguan bicara akibat lemah otot juga bisa saja terjadi akibat kelainan bawaan. 

Meski mengalami gangguan bicara, orang dengan disartria biasanya tidak memengaruhi tingkat kecerdasan penderitanya. Misalnya, seorang anak yang mengalami ini bisa saja kesulitan berbicara, tetapi dia tetap bisa membaca, menulis, mendengar, serta memahami konteks atau stimulus yang mereka terima. 

Artikel terkait: Bagaimana Agar Si Kecil Tidak Terinfeksi Virus Hepatitis A?

Disartria – Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

disartria

Gangguan bicara yang disebabkan disartria bisa berlangsung secara permanen atau pun sementara. Untuk anak dan balita, kondisi ini bisa menyebabkan otot yang berfungsi untuk berbicara menjadi lemah atau tidak terkoordinasi. 

Umumnya, mengutip laman Klik Dokter, disartria ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk menggerakkan kemampuan berbicara. Maka, bisa jadi kondisi ini juga disebabkan oleh penyakit atau gangguan di daerah otak dan saraf. Beberapa penyebab atau faktor risiko kondisi ini di antaranya:

  • Celebral Palsy
  • Multiple Sclerosis atau kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengeluarkan reaksi abnormal yang menyerang sistem saraf pusat
  • Anak atau orang dewasa pernah melakukan operasi otak
  • Tumor otak
  • Penyakit degeneratif seperti parkinson
  • Kecelakaan, cedera, benturan, atau infeksi yang menyebabkan trauma otak
  • Stroke yang terdapat penyumbatan suplai darah atau pendarahaan di otak
  • Penyakit huntington, wilson, dan lyme
  • Cedera pada lidah

Jenis Disatria Berdasarkan Penyebabnya

disartria

 

Mengutip laman Alodokter, berdasarkan penyebabnya, kondisi ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti:

  • Disartria Spastik: Sering terjadi dan biasanya disebabkan kerusakan pada otak besar karena cedera kepala berat.
  • Ataksik: Muncul ketika ada cedera pada otak kecil atau serebelum seperti peradangan yang mengatur kemampuan bicara.
  • Hipokinetik: Terjadi adanya kerusakan di dalah satu bagian otak yang dinamakan ganglia basal. Biasanya disebabkan oleh penyakit Parkinson
  • Diskinetik dan distonik: Kondisi disartria yang muncul akibat kelainan pada sel otot yang berperan pada kemampuan berbicara.  
  • Flaksid: Terjadi akibat kerusakan pada batang otak atau saraf tepi. Muncul pada penderita penyakit Lou Gehrig atau tumor pada saraf tepi.
  • Disartia Campuran: Merupakan kondisi ketika seseorang mengalami beberapa jenis disartria sekaligus. Bisa terjadi akibat kerusakan pada jaringan saraf yang menyerap luas seperti cedera kepala berat, ensefalitis, atau stroke. 

Artikel terkait: Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Faktor Resiko, Diagnosis dan Pengobatan

Gejala yang Perlu Diwaspadai

disartria

Ada beberapa gejala dari kondisi ini yang perlu diwaspadai, yakni:

  • Pada anak-anak dan balita, gejala bisa berupa anak bicara dengan terbata seperti gumam. 
  • Anak bicara terlalu cepat atau malah terlalu lambat
  • Pola bicaranya terdengar tidak normal dan bisa mengubah kualitas suara anak seperti terdengar lebih serak seperti sedang flu
  • Anak jadi mengalami masalah menelan dan makan dan bisa mengalami penumpukan air liur berlebih
  • Tidak mampu berbicara dengan volume keras, atau bahkan hanya bisa bicara dengan volume terlalu pelan
  • Bicara cadel dan sulit menggerakkan lidah atau otot wajah

Waspada Gejala Jenis Gangguan Bicara Ini, Bisa Terjadi pada Anak-anak dan Dewasa!

Apabila si kecil menunjukkan salah satu gejala di atas, jangan ragu untuk segera memeriksakan dirinya ke dokter. Pasalnya, apabila dibiarkan, kondisi disartria ini juga akan memengaruhi kualitas hidup anak. 

Anak akan menjadi sulit berkomunikasi sehingga hal ini kemungkinan besar bisa membuat ia lebih mudah stres dan mengalami gangguan perubahan emosi dan perilaku. Apabila kemampuan sosial dan interaksinya terganggu, ini juga akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya. 

Baik pada anak-anak maupun dewasa, kondisi ini perlu diatasi segera. Pasien juga membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat untuk memulihkan kualitas hidup mereka. 

Diagnosis 

Waspada Gejala Jenis Gangguan Bicara Ini, Bisa Terjadi pada Anak-anak dan Dewasa!

 

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan mengevaluasi kemampuan bicara anak dengan menentukan tipe disartria itu sendiri. Misalnya, dengan memeriksa kekuatan otot bibir, lidah, dan rahang ketika pasien sedang berbicara. Untuk mengetesnya, dokter akan meminta pasien untuk melakukan aktivitas seperti:

  • Tiup lilin
  • Bernyanyi
  • Menjulurkan lidah
  • Membaca tulisan dan menghitung angka
  • Membuat beragam suara

disartria

 

Selain itu, beberapa pemeriksaan juga dilakukan seperti:

  • Pemeriksaan Neuropsikologi yang bertujuan mengukur kemampuan berpikir, membaca, dan menulis.
  • Uji pencitraan seperti MRI atau CT Scan
  • Tes urine dan darah
  • Pungsi lumbal dengan mengambil cairan otak untuk diteliti lebih lanjut di lab
  • Biopsi otak jika terdapat tumor pada otak

Waspada Gejala Jenis Gangguan Bicara Ini, Bisa Terjadi pada Anak-anak dan Dewasa!

Sementara itu, pengobatan pada pasien yang sudah terdiagnosis juga disesuaikan dengan tingkat keparahan dan jenis disartria yang dialami.

Masih mengutip Alodokter, fokus pengobatan ini lebih untuk mengatasi faktor penyebab. Jadi, jika kondisi ini disebabkan oleh tumor, maka pasien akan menjalani operasi pengangkatan tumor sesuai arahan dokter untuk mengatasi masalah disartria. 

Untuk mengatasi kemampuan bicara sendiri, ada beberapa jenis terapi yang dianjurkan pada pasien sesuai dengan kondisi yang dialami, yakni:

Cerita mitra kami
Benarkah Janin dalam Kandungan Bisa Terinfeksi COVID-19? Ini Faktanya!
Benarkah Janin dalam Kandungan Bisa Terinfeksi COVID-19? Ini Faktanya!
Panduan Memilih Susu Pertumbuhan yang Tepat untuk Dukung Anak Tumbuh Aktif, Cerdas, dan Optimal
Panduan Memilih Susu Pertumbuhan yang Tepat untuk Dukung Anak Tumbuh Aktif, Cerdas, dan Optimal
Melangkah Lebih Jago Wujudkan Mimpi dalam Merintis Bisnis
Melangkah Lebih Jago Wujudkan Mimpi dalam Merintis Bisnis
Atur jadwal MPASI 6 bulan agar tumbuh kembang optimal
Atur jadwal MPASI 6 bulan agar tumbuh kembang optimal
  • Terapi memperlambat kemampuan bicara (bagi mereka yang bicaranya menjadi lebih cepat)
  • Terapi gerakan lidah dan bibir
  • Melakukan terapi artikulasi dan nada bicara
  • Terapi melatih otot mulut ebih kuat

Dapatkan Kondisi Ini Dicegah?

disartria

Penyebab disartria cukup beragam. Maka, untuk mencegahnya, seseorang bisa mencegah agar faktor risiko atau penyebab bisa diatasi. Pencegahan yang dilakukan tak lain adalah dengan mengubah kebiasaan dan menjalani pola hidup sehat seperti:

  • Rajin olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat, hindari mengonsumsi obat tanpa resep dokter
  • Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol
  • Untuk anak, hindari juga ia dari paparan asap rokok atau jangan sampai ia menjadi perokok pasif
  • Perbanyak konsumis buah dan sayur

Artikel terkait: Bukan Mitos! Ini 8 Penyebab Telinga Berdenging Sebelah Kiri dan Cara Mencegahnya

Nah, Parents, itulah penjelasan mengenai disartria atau gangguan bicara yang disebabkan lemah otot. Kondisi ini bisa menyerang orang dewasa dan anak-anak. Oleh karena itu, bila Anda, si kecil, atau orang terdekat mengalami gejala dari kondisi ini, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter, ya. Semoga bermanfaat!

***

Baca juga:

8 Kelainan Penis, Ini Gejala dan Dampaknya bagi Kesehatan Reproduksi

Kenali Gejala Hiponatremia, Gangguan Elektrolit yang Bisa Sebabkan Kematian

Ketahui Gejala, Penyebab, dan Mengatasi Kolera pada Anak dan Orang Dewasa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Waspada Gejala Jenis Gangguan Bicara Ini, Bisa Terjadi pada Anak-anak dan Dewasa!
Bagikan:
  • 5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

    5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

  • Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

    Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

  • Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

    Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

  • 5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

    5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

  • Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

    Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

  • Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

    Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti