Luluran adalah salah cara yang bagus untuk memanjakan diri sendiri dan melepaskan sel-sel kulit mati dari tubuh Bunda. Namun, seperti kebanyakan produk perawatan kulit, Bunda mungkin bertanya-tanya, apakah luluran saat hamil itu aman bagi janin? Begini penjelasan lengkap mengenai hal itu, plus manfaat, prosedur, dan cara membuat lulur yang aman bagi kehamilan Anda.
Manfaat Lulur bagi Tubuh
Melansir Momjunction, seluruh bagian tubuh luar kita ditutupi oleh sel-sel kulit mati. Sel-sel kulit mati inilah yang membuat kulit tampak gelap, kusam, dan tidak bercahaya.
Nah, dengan teksturnya yang cukup kasar, lulur atau scrub dapat menghilangkan lapisan sel-sel mati ini, kemudian merangsang regenerasi kulit sehingga membuat kulit menjadi tampak lebih cerah, segar, dan halus lagi.
Bila Bunda melakukannya secara rutin –beberapa kali dalam seminggu, lulur juga dapat mengurangi bintik-bintik gelap pada kulit, lebih lembap, hingga melancarkan sirkulasi darah. Ini berkat nutrisi pada lulur yang diserap masuk ke dalam kulit.
Sel-sel kulit mati ini sebenarnya akan muncul kembali dengan sendirinya. Secara siklis, kulit akan melepaskan sel-sel bagian atasnya, memproduksi sel-sel kulit baru yang muncul ke permukaan kira-kira setiap bulan atau lebih, dan yang lama mengelupas. Namun ada beberapa yang tertinggal, yang perlu dibantu untuk dilepaskan.
Seiring pertambahan usia, proses regenerasi kulit juga menjadi lebih lambat. Secara garis besar, ada dua cara pengelupasan dan menghaluskan kulit.
Pertama, pengelupasan fisik, yang bisa Bunda lakukan dengan alat, seperti loofah atau sikat kering. Tindakan pengelupasan ini menjadi pilihan utama biasanya, karena dapat dilakukan dengan alat atau produk topikal.
“Idenya adalah menggunakan sesuatu yang mekanis untuk mengangkat lapisan atas sel kulit mati,” kata Kavita Mariwalla, MD, dokter kulit di Mariwalla Dermatology New York, melansir Verywell Family.
Kedua, menggunakan produk kimia atau asam yang dibuat dengan partikel atau butiran yang berfungsi “menggosok” sel-sel kulit mati dan melarutkannya.
Artikel terkait: Dari rambut hingga kuku, ini 7 manfaat garam untuk kecantikan yang jarang diketahui
Amankah Luluran Saat Hamil?
Ketika hamil, tubuh ibu mengalami perubahan bentuk dan hormon. Perubahan ini membuat beberapa bagian di kulitnya merenggang, berjerawat, hingga stres. Jika sudah begitu, perawatan kulit tentu dibutuhkan.
Dengan luluran? Bisa, ternyata. Kebanyakan ahli percaya bahwa lulur aman untuk digunakan selama kehamilan. Secara mental, perawatan tubuh sederhana seperti luluran juga dapat membuat ibu hamil merasa lebih percaya diri menghadapi perubahan di tubuhnya.
Hanya saja harus menggunakan bahan lulur yang berbahan dasar alami dan bebas bahan kimia. Ditambah dalam prosedur penggunaannya, sama seperti memijat ibu hamil, tekniknya berbeda dengan perempuan yang tidak hamil.
Untuk menghidari risiko apa pun bagi bayi yang ada di dalam kandungan, ibu hamil dapat menggunakan lulur yang berasal dari garam atau gula selama periode kehamilannya. Kulit ibu hamil tidak menyerap garam dan gula secara signifikan, itulah sebabnya dua bahan ini dianggap cukup aman untuk untuk digunakan selama masa kehamilan.
Akan tetapi, bila kulit Bunda termasuk sensitif, hindari lulur berbasis garam karena memiliki kecenderungan merusak pembuluh darah yang berukuran kecil. Selain dua bahan tersebut, Bunda juga bisa menggunakan partikel seperti kenari dan bubuk kopi.
Berbeda dengan teknis pengelupasan kulit fisik, pengelupasan menggunakan bahan seperti lulur umumnya melibatkan asam dan bahan kimia yang bekerja untuk melarutkan hubungan antara sel-sel kulit di lapisan luar sehingga lebih mudah dilepaskan.
“Anda dapat menggunakan apa pun yang lebih asam daripada kulit, apakah itu enzim buah atau larutan asam atau krim,” kata Dr. Kavita.
Asam yang umum digunakan dalam produk pengelupasan kulit yang dijual bebas adalah asam alfa hidroksi (AHA) seperti asam glikolat dan laktat, serta asam beta hidroksi (BHA) seperti asam salisilat. Sementara enzim buah tertentu yang banyak digunakan untuk lulur adalah nanas dan labu.
Jika Bunda tidak yakin mana yang aman bagi kulit ‘hamil’ dan metode apa yang baik bagi Anda, jangan sungkan untuk meminta rekomendasi dari dokter kulit.
Artikel Terkait: 11 Skincare untuk Ibu Hamil dan Menyusui Pilihan, Aman dan Berkualitas
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Luluran pada Ibu Hamil
Sebelum Luluran
- Perhatikan bahan lulur. Ada beberapa jenis asam dan bahan pengelupasan tertentu yang harus dihindari selama kehamilan. Para ahli perawatan tubuh, salah satunya Ellen Marmur, MD, dokter kulit yang berbasis di New York dan pendiri MMSkincare, merekomendasikan agar ibu hamil mengevaluasi produk lulur guna memeriksa apakah bahan tersebut aman bagi mereka.
- Lakukan pengujian. Adalah ide bagus jika Bunda mengujinya pada area kecil kulit terlebih dahulu. Caranya, gosokkan pada area kecil kulit seperti di bagian lengan bawah. Biarkan selama waktu yang disarankan, lepaskan, lalu lihat apakah kulit Bunda mengalami reaksi buruk.
- Konsultasikan dengan dokter. “Banyak bahan yang dapat menimbulkan potensi bahaya bagi janin dan Anda harus berkonsultasi lagi dengan dokter,” terang dr. Ellen.
Saat Luluran
- Lakukan dengan lembut. Penting juga untuk mempertimbangkan frekuensi pengelupasan kulit. “Saya tidak merekomendasikan pengelupasan kulit yang berat selama kehamilan,” kata Dr. Kavila. “Kulit banyak berubah dan pengelupasan kulit dapat menyebabkan kulit menjadi lebih peka, kering, dan kemerahan. Perlakukan kulit Anda dengan cara yang paling lembut yang Anda bisa, karena kulit Anda merespons berbagai hal secara berbeda saat hamil, dan pulih lebih lambat jika Anda melakukannya secara berlebihan.”
- Jangan terlalu sering. Dr. Kavila juga menyarankan agar eksfoliasi tidak dilakukan lebih dari sekali setiap dua minggu.
Tips Lainnya Luluran Saat Hamil
Meski luluran saat hamil disebut aman, tetap ada beberapa hal penting yang harus Bunda ingat dan perhatikan saat melakukannya.
- Periksa label. Jika scrub mengandung bahan kimia berbahaya, kulit Bunda dapat menyerapnya dan menyebabkan komplikasi janin.
- Pilih yang alami, dan jika memungkinkan buat bahan lulur sendiri. Lulur buatan sendiri yang berasal dari bahan alami tidak akan membahayakan janin dan membuat kulit Bunda juga bercahaya!
- Memijat dengan lembut. Penting untuk diingat, lulur mengandung butiran, dan menggosokkannya terlalu keras pada kulit halus Anda dapat melukainya.
- Hindari penggunaan lulur yang mengandung minyak esensial, seperti adas manis, kemangi, kapur barus, sage, birch, serai, almond, cengkeh, serai, pinus, basil, lada hitam, dan beberapa lainnya. Jenis minyak ini cenderung mengiritasi atau membuat kulit menjadi lebih sensitif.
Artikel terkait: 8 Jenis Perawatan Tubuh Ibu Hamil di Trimester Pertama yang Aman Dilakukan
Prosedur Aman Luluran Saat Hamil
Prosedur pada Tubuh
Cara paling sederhana untuk menghaluskan kulit secara fisik saat hamil adalah dengan menggunakan alat mekanis, seperti sikat atau spons lembut. Usapkan alat tersebut dengan lembut dalam sapuan pijatan ke seluruh anggota badan.
“Sikat kering, loofah, atau eksfoliator fisik lainnya dianggap baik untuk pengelupasan tubuh saat hamil,” kata Dr. Ellen. “Meskipun demikian, disarankan untuk dilakukan secara pada kulit, terutama di daerah perut.”
Jangan lupa untuk membersihkan alat setelah menggunakannya guna menghindari penumpukan bakteri. Cucilah dengan sabun, dan pastikan benar-benar mengering sebelum digunakan kembali. Disarankan juga untuk tidak meninggalkan sikat apa pun pada genangan air, karena dapat mengganggu kebersihan.
Dalam hal ini, dr. Ellen menyarankan agar Anda tidak menggosok tubuh setiap hari, melainkan cukup sebulan sekali saja. Untuk mendukung aktivitas eksfoliasi, Anda dapat memijat-mijat lembut tubuh dengan krim pelembab alami untuk menambah hidrasi dan kelembutan kulit.
Bunda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk memijatnya dengan jari, karena pengelupasan tidak memerlukan gesekan fisik agar bisa bekerja.
Aplikasikan scrub ke seluruh anggota tubuh, biarkan beberapa menit, lalu bilas. Untuk ibu hamil, Bunda bisa memilih produk scrub yang dibuat dari butiran pasir apung dan ekstrak pepaya.
Prosedur pada Wajah
Pertimbangkan untuk menggunakan kain lembut sebagai alat penghalus fisik. Sebelumnya, Bunda bisa mengaplikasikan krim dingin atau masker wajah kemudian untuk melepaskannya Anda bisa sambil memijat lembut wajah.
“Banyak asam yang dianggap aman digunakan untuk pengelupasan kulit selama kehamilan, seperti asam sitrat, glikolat, dan laktat,” kata Dr. Ellen. Untuk menghindari potensi iritasi, bicarakan dengan dokter kulit Anda tentang seberapa sering Anda harus melakukan eksfoliasi secara topikal saat hamil.
Artikel Terkait: 13 Kosmetik Aman untuk Ibu Hamil, Mana Favorit Bunda?
Bahan Lulur yang Harus Dihindari Bumil
Ada beberapa bahan yang disarankan oleh banyak dokter kulit untuk dihindari. Yaitu:
Salah satu bahan yang paling umum digunakan karena kemampuannya mendorong pergantian sel kulit (regenerasi) adalah retinol. Bahan ini bisa dibilang sangat banyak ditemukan dalam produk perawatan wajah dan tubuh.
Retinol adalah sejenis retinoid, dan retinoid adalah jenis Vitamin A. Ketika dioleskan ke kulit, retinol mampu mendukung pergantian sel-sel kulit guna menghasilkan permukaan yang tampak lebih halus. Meskipun terbukti efektif, umumnya tidak direkomendasikan secara topikal pada ibu hamil.
Merupakan asam umum yang sering digunakan untuk mengelupas dan membersihkan kulit yang rawan jerawat adalah asam salisilat. Asam beta hidroksi ini efektif membersihkan pori-pori, membantu menghilangkan kotoran dan kotoran, tetapi tidak direkomendasikan oleh semua dokter kulit selama kehamilan.
“Produk retinol, benzoil peroksida, dan asam salisilat tidak dianjurkan untuk digunakan saat hamil karena beberapa ilmuwan percaya bahwa bahan ini dapat diserap ke dalam aliran darah janin dan menyebabkan cacat lahir,” jelas Dr. Ellen.
Hindari penggunaan losion, scrub, dan produk berbahan dasar aloe vera karena dapat menyebabkan cacat lahir.
Artikel terkait: 8 Jenis Perawatan Tubuh Ini Bisa Bunda Lakukan di Kehamilan Trimester Kedua
Resep Lulur yang Aman bagi Bumil
Penelitian menunjukkan bahwa madu memiliki sifat antibakteri. Madu juga memiliki sifat antioksidan dan antimikroba yang dapat mengatasi berbagai masalah kulit.
Tidak hanya itu, madu juga dapat membantu memperbaiki jaringan kulit dan melindungi dari kerusakan akibat sinar UV, serta dapat membantu membunuh kuman di kulit.
Madu dapat dengan mudah dikombinasikan dengan butiran gula, untuk membuatnya bekerja secara maksimal.
Bahan yang digunakan:
- 1/2 gelas gula pasir
- 1/4 cangkir minyak kelapa
- 2 sendok makan madu.
Cara membuat:
- Campur gula, minyak kelapa, dan madu di dalam mangkuk.
- Aduk hingga semua bahan tercampur rata.
- Setelah Bunda mencapai konsistensi yang diinginkan, scrub siap digunakan.
Cara penggunaan:
- Oleskan ke bagian kulit yang basah, dan gosok dengan lembut selama 5-10 menit.
- Diamkan selama 10 menit.
- Bilas dengan air hangat.
Gunakan scrub ini setidaknya dua kali seminggu untuk mendapatkan kulit yang sehat.
Artikel Terkait: 8 Krim Penghilang Stretch Mark Rekomendasi, Pilihan Para Bunda theAsianparent
Setiap kehamilan berbeda, dan tidak setiap ibu hamil merespons dengan cara yang sama terhadap bahan eksfoliasi yang sama pula. Artinya, metode pengelupasan kulit harus disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing ibu hamil.
Apa pun metode luluran saat hamil yang Bunda pilih, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan ataupun dokter kulit untuk memastikan semuanya aman dan nyaman Anda gunakan. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya, Bunda!
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
Perawatan Wajah dengan Krim Dokter saat Hamil, Aman atau Tidak?
9 Cara untuk Tetap Merasa Cantik saat Hamil, Parents Wajib Catat!
Dari rambut hingga kuku, ini 7 manfaat garam untuk kecantikan yang jarang diketahui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.