Bukan hanya bernilai seni, lukisan juga bisa menjadi dokumentasi sejarah yang sangat bermakna. Itulah sebabnya, banyak koleksi lukisan bersejarah di Indonesia yang tersimpan menjadi koleksi Istana Kepresidenan RI.
Keberadaan lukisan tersebut tidak lepas dari peran Ir. Soekarno. Presiden pertama RI ini memang dikenal sangat menyukai seni dan sangat dekat dengan para seniman.
Dia juga yang menginisiasi hadirnya lukisan-lukisan tersebut di Istana. Bahkan, ia juga pernah melukis sosok perempuan yang hasilnya juga jadi koleksi berharga. Lukisan-lukisan tersebut bisa dilihat oleh masyarakat luas melalui Pameran di Galeri Nasional maupun event internasional.
Di antara koleksi tersebut, terdapat sejumlah lukisan yang dianggap paling istimewa. Semua itu tentu tidak lepas dari nilai seni dan sejarah yang terkandung di dalamnya.
Berikut daftar lukisan bersejarah di Indonesia!
Artikel Terkait: 12 Seniman Indonesia yang Mendunia, Ada Raden Saleh Hingga Naufal Abshar!
Lukisan Bersejarah di Indonesia Karya Seniman Tanah Air
1. Penangkapan Pangeran Diponegoro (Raden Saleh, 1857)
Sumber : cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Lukisan ini kembali hangat diperbincangkan setelah jadi target sasaran pencuri dalam film Mencuri Raden Saleh yang tayang 25 Agustus 2022.
Sesuai dengan namanya, lukisan tersebut menggambarkan peristiwa bersejarah penangkapan Pangeran Diponegoro pada 1830 silam.
Salah satu karya Raden Saleh ini merupakan bentuk protesnya atas lukisan Pieneman yang menggambarkan sang pangeran menyerah tanpa syarat kepada Belanda.
Padahal, penangkapan tersebut diwarnai dengan kecurangan. Kala itu Pangeran Diponegoro diminta hadir di Magelang untuk negosiasi gencatan senjata. Namun, ia serta para pengikutnya ditangkap kemudian diasingkan.
Lukisan tersebut mulanya milik kerajaan Belanda kemudian diberikan kepada Pemerintah Indonesia pada 1978. Lukisan tersebut kini disimpan di Istana kepresidenan Yogyakarta.
Artikel Terkait: 16 Museum Virtual di Indonesia, Belajar Sejarah Melalui Akses Digital
2. Pangeran Diponegoro (Basoeki Abdullah, 1949)
Sumber : cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Berbeda dengan Raden Saleh, Basoeki Abdullah melukis Pangeran Diponegoro dengan gaya naturalis.
Sang pangeran digambarkan mengenakan jubah putih dan menaiki kuda hitam perkasa.
Dia terlihat menunjukkan raut wajah tegas dengan latar cokelat merah menyala seolah menunjukkan amukan Diponegoro.
Lukisan tersebut mulai dibuat di Den Haag tahun 1934 kemudian disempurnakan tahun 1949.
Saat itu, Basoeki Abdullah melukis Pangeran Diponegoro ketika sedang sekolah lukis di negeri Belanda.
Hal tersebut tergolong berani lantaran sosok Diponegoro adalah simbol perlawanan terhadap Belanda.
Sampai saat ini, lukisannya sering digunakan sebagai penggambaran tentang perjuangan Pangeran Diponegoro dalam buku-buku sejarah.
3. Memanah (Henk Ngantung, 1943)
Sumber : images.app.goo.gl
Memanah karya Henk Ngantung secara kebetulan menjadi latar belakang saat Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesiao, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.
Lukisan tersebut memang sudah lama berada di rumahnya. Soekarno menemukan lukisan tersebut dalam pameran yang diadakan Keimin pada 1944.
Lukisan tersebut mulai dikerjakan Henk Ngantung pada akhir 1943.
Presiden pertama RI ini sangat menyukai lukisan tersebut karena bertema memanah.
Panah dalam keyakinan Soekarno merupakan lambang ksatrian serta senjata utama bangsa Indonesia penjahah.
4. Gadis Melayu dengan Bunga. (Diego Rivera, 1955)
Sumber : novirakharamyna.tumblr.com
Lukisan tersebut awalnya milik pemerintah Meksiko.
Sang pemimpin, Presiden Lopez (Meksiko) bahkan tidak ingin lukisan tersebut jatuh kepada siapa pun, karena sangat langka dan bersejarah.
Sampai-sampai ada dekrit khusus yang menyatakan bahwa dalam keadaan apa pun lukisan tersebut tidak dibenarkan keluar wilayah negara.
Namun, entah bagaimana Lukisan tersebut jatuh ke tangan Soekarno. Entah rayuan apa yang dilancarkan oleh sang proklamator sehingga Lopez mau menyerahkannya.
Lukisan berjudul Women with Flowers karya Diego Rivera seniman nomor satu dunia menjadi kenang-kenangan pemberian presiden Meksiko.
Artikel Terkait: Wisata dari Rumah, 7 Museum Ini Tawarkan Virtual Tour yang Menarik
5. Rini (Ir Soekarno 1958)
Sumber : historia.id
Keistimewaan lukisan berjudul Rini adalah dilukis oleh Soekarno sendiri saat bertandang ke Bali.
Menurut kesaksian Dullah, pelukis Istana Presiden yang juga ikut ke Bali, dirinya membuat sketsa gambar yang belum jadi dan terpaksa ditinggalkan karena kembali ke Jakarta
Pada bulan November tahun 1958 Bung Karno kembali lagi ke Bali beristirahat selama sepuluh hari sementara Dullah tidak ikut.
Rupanya, di Bali Bung Karno menyelesaikan sketsa Dullah hingga selesai menjadi sebuah lukisan Rini.
Banyak spekulasi tentang sosok Rini dalam lukisan Soekarno.
Ada yang berpendapat Rini merupakan gambaran Soekarno tentang perempuan Indonesia.
Ada juga yang menyebut Rini adalah sosok Sarinah, pengasuhnya.
6. Laskar Rakyat Mengatur Siasat (Affandi, 1946)
Sumber : archive.ivaa-online
Seniman sekaligus pelukis Laskar Rakyat Mengatur Siasat tidak pernah menganggap karya ini sebagai lukisan melainkan poster.
Karya ini dilukis di atas sambungan kain yang berukuran lebar.
Bila diperhatikan terdapat bekas garis horizontal yang menonjol di tengah-tengah lukisan.
Garis tersebutlah sambungan kain yang dibuat oleh Affandi.
Kala itu seniman sangat susah untuk mendapatkan kanvas karena mahal.
Namun, hal tersebut tak membatasi kreativitas Affandi, ia memakai kain seperti seprei dan sarung sebagai kanvasnya.
Hal tersebut justru menjadikan Presiden Soekarno tertarik dengan karya-karyanya.
Kini, lukisan tersebut disumbangkan oleh Museum Affandi kepada negara dan menjadi koleksi Istana Kepresidenan RI.
7. Kawan-Kawan Revolusi (Sudjojono, 1947)
Sumber : archive.ivaa-online
Lukisan tersebut diselesaikan dalam satu waktu atau kurang dari satu hari oleh Sudjojono di sanggar Seniman Indonesia Muda (SIM) wilayah Solo.
Menurut istri pertamanya, Mia Bustam, lukisan ini terinspirasi dari seorang pejuang bernama Bung Dullah (bukan pelukis Dullah).
Bung Dullah konon berhasil mengebom empat tank serdadu Belanda dengan sejumlah bom yang diikatkan di pinggangnya.
Ada 19 sosok wajah di dalam lukisan dan sosok Bung Dullah terselip di dalamnya.
Lukisan tersebut dibeli oleh Soekarno saat lukisan SIM yang diselenggarakan oleh Biro Perjuangan di Yogyakarta pada 25 Mei 1947.
Menariknya, Soekarno memamerkan lukisan ini kepada tamu negara, tepatnya pada tim kesebelasan sepakbola Lokomotif dari Uni Soviet dan menceritakan sosok Bung Dullah.
Kemudian pimpinan rombongan justru mengajak semua rekannya untuk berdiri di depan lukisan dan mengheningkan cipta untuk Bung Dullah.
Artikel terkait : Liburan ke Bali, Ajak Anak Wisata Museum! Ini Rekomendasinya
8. Persiapan Gerilya (Dullah, 1949)
Sumber : archive.ivaa-online
Dullah merupakan salah satu pelukis dan kurator seni rupa istana, semasa kepemimpinan Presiden Soekarno.
Dia dikenal sebagai “master” lukisan potret. Salah satu lukisan Karyanya yang menjadi koleksi nasional adalah Persiapan Gerilya.
Lukisannya menjadi salah satu bentuk dokumèntasi perjuangan.
Artikel Terkait: Fakta Unik Rumah Raden Saleh yang Jadi Bangunan Tertua di Kawasan Menteng
Itulah sejumlah lukisan yang dipandang paling bersejarah di Indonesia. Masih banyak lukisan bersejarah lain yang menyimpan kisah sejarah bangsa Indonesia. Semuanya menjadi koleksi Nasional Istana Negara RI.
***
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh
www.cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2017101200002/lukisan-penangkapan-pangeran-diponegoro-karya-raden-saleh
Semangat Nasionalisme Dalam Lukisan Basoeki Abdullah
www.kebudayaan.kemdikbud.go.id/mba/nasionalisme-di-lukisan-basoeki-abdullah/
Tiga Karya Seni Ini Jadi Ikon Pameran Koleksi Istana Kepresidenan
www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/08/tiga-karya-seni-ini-jadi-ikon-pameran-koleksi-istana-kepresidenan
Indonesia Visual Art Archive
www.ivaa-online.org/
***
Baca juga :
Wisata dari Rumah, 7 Museum Ini Tawarkan Virtual Tour yang Menarik
10 Museum Terbesar di Dunia, Wajib Dukunjungi Saat Wisata!
14 Tempat Wisata di Thailand yang Wajib Dikunjungi Bareng Keluarga!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.