Istilah love bombing mungkin masih asing di telinga banyak orang. Namun secara praktik, fenomena ini dilakukan oleh banyak orang terhadap pasangannya.
Dilansir dari Cosmopolitan, love bombing merupakan taktik manipulatif yang digunakan oleh individu narsis dan kasar, Parents.
Praktik ini dilakukan untuk segera mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang mereka kejar secara romantis dengan menghadirkan citra ideal diri mereka sendiri.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ego mereka dengan mendapatkan kekuasaan atas pasangan yang dikejar.
Artikel terkait: 8 Ciri Anda Sedang Dimanipulasi Secara Emosi dan Tips Menyikapinya
Menurut Ami Kaplan, seorang psikoterapis di New York City, praktik ini bisa dilakukan oleh siapa saja, terutama mereka yang memiliki gejala gangguan kepribadian narsistik. Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa perilaku ini biasanya tidak disadari.
“Love bombing sebagian besar merupakan perilaku yang tidak disadari,” kata Kaplan.
“Ini tentang benar-benar mendapatkan orang lain. Kemudian, ketika mereka merasa benar-benar mendapatkan orang itu dan mereka merasa aman dalam hubungan, si narsisis biasanya beralih dan menjadi sangat sulit, kasar, atau manipulatif,” lanjutnya.
Daftar isi
Tanda-Tandanya yang Harus Diwaspadai
Dilansir dari Healthline, seseorang yang melakukan love bombing biasanya akan menunjukkan beberapa tanda tertentu. Berikut ini beberapa tanda seseorang melakukan love bombing.
1. Mereka Melimpahi dengan Hadiah
Love bombing sering kali melibatkan perlakuan yang berlebihan, seperti pemberian hadiah berlebihan, seperti pemberian bunga dengan jumlah banyak, tiket pesawat liburan mahal, dan hadiah berlebihan lainnya.
Pelakunya pun tidak akan bisa menerima jika pasnagan mengatakan tidak. Dengan cara ini, mereka mencoba memanipulasi pikiran pasangan dengan membuatnya merasa berutang budi.
2. Mereka Tidak Bisa Berhenti Memujimu
Tanda lain dari love bombing adalah pemberian pujian yang berlebihan. Ia akan memberikan pujian terus-menerus kepada pasangannya, bahkan terkadang dalam tahap yang cukup mengganggu.
Beberapa frasa umum yang biasa digunakan oleh para pelaku adalah sebagai berikut.
- “Aku mencintai semua hal tentang kamu.”
- “Aku belum pernah bertemu orang sesempurna dirimu.”
- “Kamu satu-satunya orang yang ingin aku habiskan waktu bersama.”
Memuji pasangan sangat diperlukan, tetapi tentu saja dalam intensitas yang bisa dikatakan wajar.
3. Mereka Membombardir dengan Panggilan Telepon dan Chat
Mereka menelepon, mengirim SMS, dan mengirim pesan melalui media sosial 24/7. Meskipun berada dalam komunikasi yang konstan adalah normal ketika pertama kali berkencan, itu adalah tanda bahaya jika komunikasi terasa berat sebelah dan menjadi semakin berlebihan.
Perhatikan jika mereka mulai mengirimi secara intens sepanjang hari.
4. Mereka Menginginkan Perhatian Penuh
Ketika fokus tertuju pada hal lainnya, mereka mungkin menjadi marah. Bisa jadi mereka cemberut, tidak mengacuhkan ketika berbicara di telepon, atau menolak pergi dengan pasangannya.
Hal ini dilakukan agar pasangan sadar bahwa perhatian pasangan hanya untuk mereka.
Artikel terkait: Stockholm Syndrome, Sikap Korban yang Malah Membela Pelaku Kejahatan
5. Mencoba Meyakinkan Pasangan adalah Belahan Jiwa
Merasa bahwa pasangan adalah belahan jiwanya merupakan hal yang normal. Namun, ketika mereka berusaha untuk meyakinkan dengan mengatakan terus-menerus, mungkin hal ini perlu dipikirkan ulang.
Bisa jadi, mereka hanya mengatakan sesuatu yang manipulatif. Beberapa hal lain yang mungkin mereka katakan:
- “Kita dilahirkan untuk bersama.”
- “Sudah takdir kita bertemu.”
- “Kamu mengerti aku lebih dari siapa pun.”
- “Kami belahan jiwa.”
6. Terlalu Menginginkan Komitmen
Seorang pelaku love bombing mungkin menekan untuk membuat rencana besar untuk masa depan.
Mereka akan menyebutkan hal-hal seperti pernikahan atau pindah bersama ketika baru mengenal satu sama lain dalam waktu yang singkat. Hal yang perlu diingat adalah hubungan yang nyata membutuhkan waktu untuk berkembang.
“Sangat tidak mungkin orang itu benar-benar bisa mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini dalam 2 minggu, atau dua hari, atau 2 jam, atau bahkan 2 bulan,” jelas konselor profesional berlisensi, Tabitha Westbrook.
7. Mereka Marah Ketika Pasangan Membuat Batasan
Ketika mencoba memberi tahu mereka apa yang diinginkan dalam berhubungan, mereka akan terus mencoba memanipulasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Padahal, dalam hubungan yang sehat, seseorang akan menghormati segala keinginan dan pilihan pasangan.
“Ini seperti tsunami kasih sayang dan mereka mengharapkan Anda untuk menerima semuanya,” lanjutnya.
8. Mereka Terlalu Membutuhkan
Segala waktu dan akses yang diberikan kepada mereka sepertinya tidak pernah cukup.
Namun, jika seseorang sudah mulai mengabaikan teman, saudara, atau sudah bingung mengatur prioritas, sebaiknya ia harus berpikir ulang.
Para pelaku love bombing biasanya akan membuat pasangannya berutang budi sehingga pasangannya akan memberikan waktu sepenuhnya untuk mereka siang dan malam.
9. Merasa Tidak Seimbang
Seseorang yang mengalami love bombing bisa terasa memabukkan pada awalnya, tetapi ia mungkin juga merasa sedikit tidak nyaman.
Jika sudah merasa cemas dan merasa tidak seimbang, segera pikirkan ulang hubungan tersebut.
Artikel terkait: Mengenal ‘Gasligthing’ pelecehan psikologis dalam pernikahan, ini ciri dan cara mengadapinya
Mengapa Praktik Ini Begitu Berbahaya?
Love bombing bisa sangat merusak kesehatan mental, karena ini adalah bentuk pelecehan emosional. Terapis berlisensi, Sasha Jackson, mengatakan bahwa itu semua berkaitan dengan hukum timbal balik.
“Jika seseorang memberi sesuatu, Anda merasa bahwa Anda berutang kepada mereka sesuatu yang sama atau lebih besar sebagai balasannya. Jadi, jika pasangan Anda memberi Anda cinta dan perhatian yang berlebihan, Anda merasa harus memberikan perilaku, dedikasi, atau ‘kesetiaan’ ini sebagai balasannya meskipun ada tanda bahaya yang Anda alami,” jelas Jackson.
Selain itu, praktik ini juga bisa menjadi siklus pelecehan.
“Begitu orang yang ditargetkan menjadi terpikat pada love bomber, ia tidak hanya mendapatkan kendali atas pikiran dan hati pasangannya, tetapi ego mereka juga meningkat. Pada fase ini, mereka tidak lagi menggunakan pasangannya dan memulai proses menarik diri dari hubungan,” ungkap Lori Nixon Bethea, PhD, pemilik Intentional Hearts Counseling Services.
“Begitu pengebom cinta mulai menarik diri, mereka mungkin mulai melecehkan pasangannya secara emosional. Mereka mungkin melontarkan hinaan, membuat komentar yang meremehkan, membuat pasangannya merasa tidak valid dan tidak dihargai,” jelas Bethea
“Love bomber sadar bahwa mereka memiliki kendali atas pasangan mereka dan pada akhirnya dapat meninggalkan hubungan, dengan pemahaman bahwa mereka dapat kembali kapan saja untuk melanjutkan siklus pelecehan,” lanjutnya.
Artikel terkait: Selalu Membuat Orang Lain Merasa Bersalah, Ini Tanda Guilt Trip dan Cara Mengatasinya
Apa yang Bisa Dilakukan Jika Seseorang Menjadi Korban?
Intinya, love bombing adalah bentuk manipulasi psikologis. Namun, normal untuk merasakan keterikatan yang kuat dengan love bomber atau bahkan untuk membela tindakan mereka.
Ketika narsisis menargetkan keinginan mereka untuk mengendalikan seseorang, mereka mencari rasa tidak aman yang mendalam dan menemukan cara untuk mengeksploitasinya.
Jika seseorang menyadari bahwa ia bersama seorang love bomber, ia harus melakukan apa yang bisa dilakukan untuk melepaskan diri dari situasi yang kasar dan mencari sistem pendukung di luar hubungan dengan aman. Jika ini masih awal, bicarakan dengan pasangan.
Namun, jika tidak bisa lagi diselamatkan, segera tinggalkan pasangan dan usahakan untuk menghentikan semua bentuk komunikasi dengan orang tersebut.
Selain itu, perlu disadari juga bahwa bukan tugas pasangan untuk mengubah seorang pelaku love bombing. Jika sampai mengganggu psikis seseorang, segera hubungi psikolog atau konsultan hubungan.
Demikian penjelasan mengenai love bombing, sebuah praktik yang mungkin masih terdengar asing, tetapi sering kali dialami banyak orang.
Jika Parents mengalami atau menemui kasus demikian, segera konsultasikan kepada praktisi kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan dan saran terbaik.
***
Love Bombing: 10 Signs of Over-the-Top Love
www.healthline.com/health/love-bombing
Everything You Need to Know About Love Bombing and Why It’s So Dangerous
www.cosmopolitan.com/sex-love/a26988344/love-bombing-signs-definition/
Baca juga:
12 Ciri-ciri Psikopat, Kenali Tandanya pada Orang di Lingkungan Anda!
Apakah Anda Memiliki Mertua atau Orangtua yang Narsis? Kenali 10 Tandanya ini
11 Tanda Pasangan Anda adalah Seorang Narsistik, Adakah dalam Hubungan Anda?