Pandemi yang telah melanda dunia ini selama berbulan-bulan, mau tidak mau kembali mengingatkan seluruh masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat. Salah satu upaya menjaga keluarga dari virus, memastikan nutrisi keluara terpenuhi. Termasuk dalam hal konsumsi sayur dan buah di masa pandemi seperti sekarang.
Dalam webinar bertajuk ‘Waspadai Pola Makan Buruk selama Pandemi, Re.Juve Dorong Konsumsi Nutrisi Seimbang Melalui Metode Flexitarian’, Dr. Rita Ramayulis DCN, M. Kes, Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) mengingatkan kalau Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda penyakit. Oleh karena itulah daya tahan tubuh yang kuat dapat melindungi diri dari berbagai penyakit, termasuk COVID-19
Dikatan Dr. Rita, sebelum pandemi pun Indonesia masih berjuang mengatasi berbagai penyakit kronis pada masyarakat. Kini, bebannya pun kian bertambah lantaran berperang dengan penyakit yang baru muncul yaitu COVID-19.
Kurangnya Konsumsi Sayur dan Buah Jadi Penyebab Risiko Penyakit Tidak Menular di Masa Pandemi
Berdasarkan data dari Riskesdas, ada peningkatan yang signifikan pada kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, diabetes mellitus, arthritis dan kanker.
Penyakit tidak menular ini merupakan penyakit yang sifatnya permanen dan berpotensi meninggalkan kecacatan atau komplikasi. Penderita PTM cenderung lebih rentan terkena COVID-19 dan memiliki risiko besar untuk mengalami gejala yang berat.
dr. Rita mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab risiko penyakit tidak menular, antara lain sebagai berikut.
- Kurangnya aktivitas fisik
- Kurangnya konsumsi sayur dan buah
- Konsumsi makanan tinggi gula
- Konsumsi tinggi natrum atau garam
- Obesitas
- Obesitas sentral
- Merokok di atas usia 15 tahun
- Konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir
Mengingat Indonesia adalah negara yang sangat subur, dimana produksi pangan nabati seperit sayur dan buah melimpah, ironis sekali bahwa kurangnya konsumsi sayur dan buah adalah penyebab dari PTM tertinggi di tanah air.
“Sebanyak 93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh,” jelas dr. Rita.
Untuk itu, dr. Rita mengingatkan agar para orangtua bisa menyediakan dan memberikan sayur dan buah sebagai asupan penting setiap hari keluarga. Kebiasaan sehat dengan mencukupi cukup sayur dan buah setiap harinya bisa membantu menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Hati-hati dengan Asupan Gula dan Minyak Terhadap Imunitas Tubuh
Ditambahkan dr. Rita, mengonsumsi makanan sehat tidak hanya hanya sekadar memenuhi kebutuhan asupan serat dan vitamin lewat suyur dan buah-buahan saja, tetapi juga membantasi asupan yang justru berisiko bagi kesehatan.
Dewasa ini menjamur makanan dan minuman ‘kekinian’ yang jika dilihat kembali komposisinya mengandung tinggi gula, garam, lemak, dan kolesterol. Sesekali mengonsumsinya tentu tidak masalah, namun tidak dijadikan kebiasaan.
Ditambahkan Richard Anthony, CEO dan Presiden Direktur Re.juve, masyarakat memang sebaiknya lebih waspada akan dampak dari pola makan yang tidak teratur dan kurang sehat selama pandemi.
“Mulai banyak riset yang mengaitkan data kenaikan berat badan signifikan pada masyarakat akibat berkurangnya aktivitas luar ruang, meningkatnya level stress, dan pola makan kurang terjaga selama masa pandemi,” ungkap Richard.
Kita perlu mengetahui bahwa konsumsi gula dan minyak yang berlebih ternyata dapat berpengaruh pada imunitas tubuh. Gula berlebih di dalam tubuh dapat berikatan dengan kolagen dan menghalangi vitamin C untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh.
Bakteri patogen juga sangat menyukai gula. Gula yang berlebih bisa menjadi makanan untuk bakteri agar tumbuh subur. Bakteri patogen dalam jumlah banyak dapat menekan mikrobiota di dalam pencernaan.
Selain itu, gula berlebih dapat mengakibatkan naiknya kadar insulin. Lonjakan insulin ini dapat berakibat peradangan akut yang nantinya dapat melemahkan imunitas tubuh.
Sama seperti gula, minyak berlebih dari makanan yang digoreng merupakan asupan lemak tinggi dan jenuh yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan peradangan akut. Hasilnya, metabolisme tubuh akan mengalami ketidakseimbangan, kehilangan nutrisi, dan mengurangi respon imun tubuh terhadap bahaya virus dan bakteri.
Untuk menjaga fungsi organ dan daya tahan tubuh, tubuh memerlukan berbagai kandungan vitamin dan mineral yang hanya bisa didapat dari sayur dan buah. Keduanya dapat mengoptimalisasi berbagai reaksi metabolisme tubuh, dan berperan sebagai sumber serat untuk keseimbangan glukosa darah dan tekanan darah.
dr. Rita mengungkapkan bahwa sayur dan buah juga merupakan sumber zat fitokimia yang berperan sebagai antioksidan, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit kanker dan penyakit tidak menular lainnya yang terkait karena penuaan dan kerusakan sel.
Oleh karena itu, kita diharapkan untuk menjaga pola makan di tengah pandemi agar tetap sehat. Pastikan keluarga paham mengenai pentingnya konsumsi sayur dan buah di masa pandemi untuk imunitas tubuh yang lebih baik.
Baca Juga:
Rutin minum jus sayur bisa cegah diabetes dan turunkan kolesterol
Catat! 9 Sayur Kaya Nutrisi Ini Perlu Diberikan Sejak Awal MPASI
Tips memilih buah dan sayuran yang baik, ini cara yang harus Bunda ketahui!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.