TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Kondisi Vegetatif dan Koma

Bacaan 5 menit
Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Kondisi Vegetatif dan Koma

Koma dan status vegetatif adalah kondisi di mana kesadaran seseorang menurun. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang cukup nyata.

Kondisi koma dan vegetatif sangatlah berbeda meski serupa. 

Kalau Anda pernah mendengar kasus Terri Schiavo, pastinya kondisi vegetatif sudah tidak asing lagi. 

Terri Schiavo merupakan perempuan asal Amerika Serikat. Dia diketahui mengalami kondisi vegetatif yang berlangsung lama, yakni sekitar 15 tahun, sebelum akhirnya meninggal di tahun 2005.

Kondisi yang kerap disamakan dengan koma ini ternyata memiliki sejumlah perbedaan yang cukup mendasar. 

Artikel Terkait: Bisa Sebabkan Kebutaan, Ini yang Harus Parents Ketahui tentang Glaukoma

Penyebab Kondisi Vegetatif dan Koma

koma

Terjadinya kondisi vegetatif  dan koma menunjukkan bahwa ada gangguan pada otak, sebagai organ utama yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kesadaran.

Untuk bisa berfungsi normal, organ ini membutuhkan sejumlah oksigen dan glukosa (gula darah) sebagai bahan bakar.

Oleh sebab itu, segala macam hal yang menyebabkan berkurangnya suplai ‘bahan bakar’ utama otak ini akan menyebabkan penurunan kesadaran hingga koma.

Beberapa penyebab yang tersering, di antaranya:

  • Cedera fisik pada kepala
  • Stroke akibat perdarahan atau sumbatan pada pembuluh darah otak
  • Tumor otak
  • Gangguan metabolik seperti kadar gula darah yang tinggi atau rendah, kadar kalsium darah yang tinggi, atau akibat gangguan hati dan/atau ginjal
  • Kekurangan oksigen dalam waktu lama, seperti saat seseorang mengalami henti jantung dan henti nafas atau saat hampir tenggelam
  • Keracunan, atau overdosis obat dan alkohol
  • Hipotermia, yakni ketika suhu tubuh menjadi terlalu rendah
  • Infeksi pada otak (ensefalitis) atau selaput otak (meningitis)
  • Demensia stadium akhir
  • Kejang.

Artikel Terkait: Skrining Kanker, Kapan Perlu Dilakukan? Ini Kata Dokter

Apa Perbedaan Kondisi Vegetatif dan Koma?

Meski penyebabnya bisa sama, kondisi vegetatif berbeda dengan koma. Istilah koma biasanya mengacu pada keadaan di mana seseorang tampak tertidur tetapi tidak dapat dibangunkan.

Sedangkan pada kondisi vegetatif, seseorang tampak terjaga namun tidak mampu berespon dan berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan di sekitarnya.

Pada keduanya, seseorang masih hidup meski otak tidak sepenuhnya berfungsi. Kondisi ini sesungguhnya merupakan gangguan fungsi otak yang bersifat kronis.

Untuk lebih memahaminya, mari simak penjelasannya berikut ini:

1. Kondisi vegetatif

Koma

Seseorang dalam kondisi vegetatif mengalami kerusakan pada serebrum atau otak besar sehingga tidak mampu berpikir, berlogika, berelasi dengan lingkungannya, mengenali orang-orang terdekat, merasakan emosi atau ketidaknyamanan tertentu.

Akan tetapi, batang otaknya masih berfungsi sehingga fungsi-fungsi vital tubuh, seperti bernapas, tidak terganggu dan tidak memerlukan alat bantu.

Ini alasan mengapa seseorang dalam kondisi vegetatif tampak terjaga namun tidak berespon terhadap lingkungan sekitarnya. 

Pada umumnya, seseorang dalam kondisi vegetatif mampu:

  • Mengatur detak jantung dan bernapas tanpa alat bantu.
  • Membuka mata.
  • Bangun dan tidur pada interval tertentu.
  • Menunjukkan refleks-refleks dasar (seperti berkedip ketika dikagetkan oleh suara yang keras atau menarik tangan ketika diremas keras).
  • Menggerakkan mata, berkedip atau menangis.
  • Mengerang, mendengus atau tampak tersenyum.

Namun, mereka tidak mampu:

  • Mengikuti objek dengan matanya.
  • Menanggapi suara atau perintah verbal.
  • Berbicara atau berkomunikasi melalui kedipan atau isyarat (nonverbal).
  • Bergerak dengan tujuan.
  • Berinteraksi dengan lingkungan.
  • Menunjukkan emosi tertentu.

Berdasarkan durasinya, kondisi vegetatif disebut:

  • Persisten apabila berlangsung lebih dari 4 minggu.
  • Permanen apabila berlangsung lebih dari 6 bulan (bila penyebabnya cedera otak nontraumatik) atau lebih dari 12 bulan (bila penyebabnya cedera otak traumatik).

2. Koma

Koma

Koma adalah keadaan di mana seseorang tidak sadar total. Seseorang dengan koma menunjukkan ciri-ciri berikut: 

  • Seperti sedang tidur (mata tertutup).
  • Tidak bisa dibangunkan.
  • Tidak bisa bergerak secara mandiri.
  • Tidak berespon terhadap rangsang nyeri maupun bereaksi ketika diajak bicara, disentuh, atau diguncang.

Kadang-kadang, seseorang yang mengalami koma berkedut, menggerakkan tangan atau jari, menunjukkan ekspresi wajah tertentu atau bersuara, namun itu tidak berarti mereka sadar, terjaga, atau memegang kendali. 

Koma bukanlah kondisi yang permanen dan biasanya berlangsung tidak lebih dari 2-4 minggu.

Tergantung penyebab dan kerusakan otak yang terjadi, pada periode ini, seseorang bisa pulih sepenuhnya, pulih sebagian, meninggal, atau masuk ke dalam kondisi vegetatif.

Cerita mitra kami
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya

Artikel Terkait: Waspada Penyebab Kanker Ginjal, Gaya Hidup Bisa Jadi Penyebab Utamanya!

Cara Mengetahui Penyebab Kondisi Vegetatif dan Koma

Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Kondisi Vegetatif dan Koma

Dokter dapat mengetahui status kesadaran seseorang melalui pemeriksaan-pemeriksaan berikut:

  • Pemeriksaan fisik, yang mencakup respon terhadap rangsang sentuhan dan nyeri, serta respon mata terhadap cahaya. 
  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui gangguan metabolik tertentu, seperti misalnya kadar gula darah, kalsium, kalium, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
  • Pemeriksaan radiologi seperti CT scan atau MRI otak untuk mengetahui bagian otak yang cedera atau rusak. 
  • Elektroensefalogram (EEG) atau rekam otak untuk mengetahui aktivitas listrik di dalam otak. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan apakah seseorang dalam keadaan tidur, tidak sadar, atau sedang mengalami kejang.
  • Pungsi lumbal untuk memeriksa cairan otak. Pemeriksaan ini dapat melihat apakah ada infeksi pada otak.

Dapatkah Seseorang Pulih dari Kondisi Vegetatif atau Koma?

Pada dasarnya, potensi pemulihan sangat bergantung pada penyebab kondisi vegetatif atau koma. Apakah penyebab tersebut bersifat reversibel, bagaimana berat ringannya kerusakan otak, usia penderita, dan durasi saat mengalami kondisi vegetatif atau koma.

Bila penyebab koma mampu dikoreksi sebelum kerusakan otak permanen terjadi, seseorang dapat pulih dari koma dalam waktu beberapa hari.

Sedangkan seseorang yang masuk ke dalam kondisi vegetatif persisten atau permanen sangat sulit untuk pulih meski bukan tidak mungkin.

Sebagian besar individu yang mengalami kondisi vegetatif persisten akan meninggal dalam waktu 6 bulan sejak kerusakan otak terjadi.

Kalaupun pulih, angka harapan hidup adalah sekitar 2-5 tahun, namun mengalami kecacatan tertentu dan tidak mampu hidup mandiri atau berfungsi secara normal.

***

Baca Juga:

10 Hal yang Paling Sering Sebabkan Sakit Kepala Sebelah Kanan, Cek Parents!

Hematemesis (Muntah Darah): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Mengenal Depresi Kronis atau Distimia, Ketahui Gejalanya Sebelum Terlambat

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Kondisi Vegetatif dan Koma
Bagikan:
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti