Ibu bagaikan sebuah profesi yang tidak memiliki hari libur. Setiap hari hampir 24 jam, ia memperhatikan semua keperluan suami dan anak-anaknya. Terkadang, ia justru mengesampingkan kebahagiaannya sendiri. Padahal, menjaga kesejahteraan mental ibu sangat penting dilakukan agar ibu bisa menjalankan perannya dengan baik.
Kebahagiaan ibu menjadi salah satu kunci dalam proses perkembangan motorik dan emosional anak. Namun, tekanan dan kecemasan kerap dialami ibu, terutama dari segi finansial, kesehatan, dan perannya. Apalagi ibu juga menjalankan peran ganda dalam mengurus rumah tangga serta perkembangan anak.
Semua beban yang ditanggung seorang ibu juga bisa membuatnya depresi. Dukungan emosional dari lingkungan maupun keluarga merupakan cara paling baik untuk mengatasinya.
Artikel Terkait: 5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental saat Hamil yang Membahayakan Ibu dan Janin
Kesejahteraan Mental Ibu Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Perjalanan seorang ibu dalam mengurus rumah tangga tidak selalu berjalan mulus. Ia kerap menemui kendala, baik dari dirinya maupun lingkungannya. Permasalahan ekonomi dan kesulitan dalam menangani pengasuhan serta kegiatan sekolah anak dari rumah pun dapat berdampak buruk bagi kesejahteraan mental ibu, seperti munculnya gejala depresi dan kecemasan.
Anna Surti Ariani S.Psi.,M.Psi.,Psikolog, mengungkapkan sebenarnya emosi tersebut merupakan hal yang wajar dan memiliki banyak manfaat.
“Pada dasarnya semua jenis emosi ada manfaatnya dan boleh dialami secara wajar. Stres (eustress) dibutuhkan untuk membuat kita lebih bersemangat,” kata Anna Surti Ariani S.Psi.,M.Psi., Psikolog, dalam Webinar Danone SN Indonesia bagi para ibu dengan tema “Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan si Kecil”.
Sayangnya, bila stres yang dirasakan oleh seorang ibu terlalu berlebihan justru bisa berdampak buruk untuk anak dan keluarga. “Namun jika stres berlebihan, Bunda bisa rugikan anak, diri sendiri, dan seluruh keluarga,” ungkapnya lagi.
Sekitar 1 dari 10 wanita di Amerika mengalami gejala depresi, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sayangnya, mereka mengabaikan kondisi ini dan tidak melakukan pengobatan.
“Orang tua yang depresi sering khawatir bahwa mereka telah merusak anak-anak mereka secara permanen, tetapi mereka tidak melakukannya,” kata William Beardslee, MD, seorang profesor psikiatri anak di Harvard Medical School dan penulis Out of the Darkened Room: When a Parent Is Depressed: Protecting the Children and Strengthening the Family.
Penelitiannya menunjukkan bahwa orang tua sangat berperan penting dalam menciptakan anak-anak yang tangguh, sehat, dan bahagia.
Artikel Terkait: Menjaga Kesehatan Mental Ibu Hamil, Si Ayah Punya Peran Penting!
Kesehatan Mental Ibu Dipengaruhi Berbagai Faktor
Anna Surti Ariani juga menyampaikan bahwa faktor internal, seperti toxic positivity yakni kondisi untuk selalu berpikir dan bersikap positif sangat memengaruhi kondisi mental ibu.
Mengutip Medical News Today, toxic positivity adalah obsesi dengan pemikiran positif. Ia meyakini bahwa orang harus memberikan kesan positif pada semua pengalaman, bahkan yang sangat tragis.
Hal ini bisa menekan emosi negatif, mengesampingkan kesedihan, dan membuat orang merasa tertekan karena berpura-pura bahagia bahkan ketika mereka sedang berjuang.
Sering kali ibu menuntut dirinya untuk terlihat sebagai sosok yang selalu bahagia dan memancarkan emosi positif. Sedangkan ibu yang berkeluh kesah karena kelelahan mengasuh anak kerap dipermalukan.
Selain itu, faktor sandwich generation yang dialami ibu dalam mengasuh orang tua mereka beserta anak di waktu yang bersamaan juga sangat memengaruhi. Seorang ibu harus melakukan tugasnya dalam merawat anak mereka, di sisi lain ia juga harus menunjukkan baktinya sebagai seorang anak.
Artikel Terkait: Memulihkan Mental Ibu Pasca Kehilangan Buah Hati, Ini Saran Psikater
Dukungan Keluarga Sangat Penting
Banyak hal yang membuat kondisi mental seorang ibu rentan terganggu. Sayangnya, keluarga, lingkungan, bahkan dirinya sendiri kerap mengabaikan kesehatan mentalnya. Menurut Anna, dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sekitarnya sangat penting untuk menstabilkan kondisi mental ibu.
“Dukungan emosional dari lingkungan sekitar, khususnya keluarga di rumah sangat diperlukan ibu untuk menghadapi masa pandemi, terlebih agar ibu tidak merasa sendirian dan tetap semangat untuk mengasuh si kecil menjadi Anak Generasi Maju,” tambah Anna Surti Ariani.
Selain itu, ibu juga perlu menjaga kesehatan fisiknya. Sebab, kesehatan tubuh juga merupakan kunci untuk menjaga kondisi psikis.
“Perlu diketahui bahwa kondisi tubuh terkait erat dengan kondisi psikis, sehatkan tubuh untuk sehatkan fisik. Kuasai cara tenangkan diri, lakukan kebiasaan baik, jika masalah terus berlanjut maka konsultasikan kepada ahli,” ujar Psikolog Klinis Anak dan Keluarga itu.
Betapa pentingnya kesejahteraan mental ibu dalam merawat dan membesarkan anak. Kebahagiaan seorang ibu juga patut untuk diprioritaskan. Jangan lupa bahagia, ya, Bunda!
Baca Juga:
Penelitian: punya anak kedua berdampak negatif pada kesehatan mental Ibu!
Pengakuan Ibu dengan Anak Berkebutuhan Khusus, "Olahraga Menjaga Kesehatan Mentalku"
Hangout dengan teman tingkatkan kesehatan mental ibu, ini kata penelitian