Minyak zaitun memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, salah satunya adalah dapat membantu menurunkan tekanan darah. Namun, tak semua minyak zaitun bisa dikonsumsi, Parents harus mengetahui terlebih dahulu ada beberapa jenis minyak zaitun dan fungsinya yang berbeda.
Menurut studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, manfaat dari minyak zaitun tergantung dari jenis-jenisnya.
Dikutip dari Dokter Sehat, minyak zaitun adalah minyak yang dihasilkan dalam proses ekstraksi buah zaitun. Tahukah Parents ada jenis-jenis minyak zaitun yang berbeda, berdasarkan cara dan metode pengolahannya?
Tidak semua jenis minyak zaitun bisa dikonsumsi. Agar tak salah beli, kenali berbagai jenis minyak zaitun berikut ini.
8 Jenis Minyak Zaitun dan Fungsinya
1. Minyak zaitun murni atau pure olive oil
Minyak zaitun jenis pure olive oil dibuat dengan proses penyulingan. Jenis ini adalah jenis yang tergolong paling murah jika dibandingkan dengan minyak zaitun lainnya.
Tetapi kandungan nutrisi pada pure olive oil ini juga termasuk rendah. Biasanya jenis minyak zaitun ini digunakan untuk bumbu masakan.
2. Virgin olive oil
Virgin olive oil dibuat dengan menggunakan metode cold press. Jenis ini rasanya asam dan bisa dikonsumsi secara langsung. Selain itu, bisa digunakan pula untuk menumis atau menggoreng.
3. Extra virgin olive oil
Seperti virgin olive oil, extra virgin olive oil diolah dengan metode cold press. Namun, untuk extra virgin olive oil tidak digunakan bahan kimia sama sekali dan buah zaitun pun tidak dipanaskan terlebih dahulu.
Harga extra virgin olive oil cederung mahal karena menggunakan buah zaitun berkualitas tinggi. Extra virgin olive oil bisa langsung dikonsumsi maupun dicampurkan ke dalam makanan.
4. Pomace olive oil
Minyak zaitun jenis ini terbuat dari ampas minyak zaitun yang sudah diekstraksi. Pemrosesannya dicampur dengan beberapa bahan kimia dan virgin olive oil untuk memperkuat aromanya. Pomace olive oil ini biasanya digunakan untuk bahan produk kosmetik, sabun, atau sampo.
5. Light olive oil
Memiliki ciri khas warna yang agak bening, light olive oil berasal dari proses pemurnian ekstrak minyak zaitun yang berkualitas rendah. Minyak ini memiliki aroma yang tidak sekuat minyak zaitun lainnya dan lebih baik digunakan untuk menggoreng atau memanggang.
6. Extra light olive oil
Berasal dari metode yang sama dengan pembuatan light olive oil, extra light olive oil memiliki kadar buah zaitun yang lebih sedikit lagi. Meskipun berwarna lebih bening dan rasanya lebih ringan, extra light olive oil memiliki lemak dan kalori yang setara dengan light olive oil.
Karena rasanya yang ringan, biasanya minyak ini digunakan untuk memanggang kue atau membuat masakan yang cocok dengan rasanya yang tidak menyengat.
7. Classico olive oil
Minyak ini cocok untuk diet dan menurunkan berat badan. Dengan rasa yang tidak menyengat serta warna yang kuning pekat, classico olive oil lebih sering digunakan untuk memasak.
8. Refined olive oil
Dilansir dari The Spruce Eats, jenis Refined Olive Oil ini dihasilkan dari minyak zaitun murni yang melewati metode pemurnian yang tidak menyebabkan perubahan pada struktur gliserida. Refined olive oil rasanya hambar dan lebih baik dicampur dengan minyak lain yang lebih kuat.
Konsumsi Minyak Zaitun Jenis Extra Virgin Olive Oil dapat Bantu Menurunkan Tekanan Darah
Dilansir dari Kompas, extra virgin olive oil adalah jenis minyak zaitun yang paling sedikit mengalami pemrosesan dan mengandung senyawa polifenol lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Senyawa polifenol ini adalah mikronutrien yang bermanfaat untuk tubuh dengan sifat antioksidan.
Hal ini dikarenakan teknik ekstraksi yang digunakan untuk membuat extra virgin olive oil dapat mempertahankan konsentrasi polifenolnya dengan lebih baik.
Sebuah penelitian di Australia memelajari bagaimana senyawa polifenol dalam extra virgin olive oil dapat berpengaruh pada fungsi kardiovaskular, seperti tekanan darah.
Dengan melibatkan 50 peserta yang berusia rata-rata 38 tahun, mereka diminta untuk mengonsumsi 60ml extra virgin olive oil yang mengandung polifenol rendah dan juga polifenol tinggi selama tiga minggu.
Kemudian setelah diberi jeda 2 minggu, para peserta diminta untuk mengonsumsi extra virgin olive oil jenis lainnya.
Setelah itu, ditemukan bahwa ada penurunan signifikan pada tekanan darah sistolik (angka yang ada di atas dalam pembacaan tekanan darah) ketika para peserta mengonsumsi extra virgin olive oil dengan kandungan polifenol yang lebih tinggi.
Tekanan darah sistolik ini dinilai lebih penting sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular, terutama untuk yang berusia di atas 50 tahun. Jumlah tekanan darah sistolik akan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini juga bisa menyebabkan arteri menjadi kaku.
Semakin rendah angka tekanan darah sistolik, maka jantung akan semakin sehat. Jumlah yang normal berkisar di antara 90-120mmHg.
Para ahli pun menyebutkan bahwa penelitian ini menjadi bukti bahwa mengonsumsi extra virgin olive oil dapat mencegah penyakit kardiovaskular.
Pada studi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya ditemukan bahwa senyawa polifenol dapat meningkatkan fungsi endotelium. Endotelium adalah selaput tipis yang melapisi jantung dan pembuluh darah.
“Ini adalah lemak sehat yang meningkatkan kesehatan jantung sehingga membuat kita kenyang lebih lama dan menyediakan vitamin E serta antioksidan. Menambahkan dua hingga empat sendok makan extra virgin olive oil dapat membantu menjaga kesehatan jantung,” ungkap Joy Dubost, Ph.D.,R.D, seorang ahli diet olahraga, mengutip dari Bicycling.
Nah, setelah mengetahui jenis minyak zaitun apa yang bisa dikonsumsi dan manfaatnya untuk menurunkan tekanan darah, apakah Parents berminat untuk mencoba konsumsi extra virgin olive oil setiap harinya?
Baca Juga:
5 Minyak sehat untuk menggoreng, Bunda sudah gunakan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.