Menurut sebuah penelitian besar terbaru yang dilansir oleh cbsnews, jarak kehamilan yang pendek ataupun terlalu panjang tidak baik untuk anak.
Penelitian yang melibatkan lebih dari 1,1 juta anak tersebut menemukan bahwa jarak kehamilan yang pendek meningkatkan risiko autisme pada anak.
Sedangkan bila jarak kehamilan lebih dari 5 tahun, risiko gangguan perkembangan saraf secara umum meningkat.
“Alasan antara interval kehamilan dengan autisme dan cacat perkembangan saraf lainnya belum diketahui,” ungkap Dr Agustin Conde-Agudelo, peneliti di World Health Organization Collaborating Center in Human Reproduction di University of Valle, Colombia.
Ia menjelaskan bahwa para ilmuwan percaya bahwa gizi dan faktor lainnya mungkin memainkan peranan.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu dengan jarak antara kehamilan kurang dari 12 bulan, dua kali lebih mungkin untuk melahirkan anak dengan autisme.
Para peneliti menduga bahwa penurunan asam folat pada tubuh ibu berpengaruh dalam peningkatan risiko autisme. Asam folat sangat signifikan untuk perkembangan tulang belakang pada janin.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Asam Folat Sangat Penting Untuk Ibu Hamil
Selain itu, temuan dalam penelitian juga menunjukkan bahwa jarak kehamilan pendek terkait dengan risiko keterlambatan perkembangan dan cerebral palsy, yang dapat mempengaruhi pergerakan tubuh, koordinasi otot, dan keseimbangan.
Lalu berapa jarak kehamilan yang ideal?
Jarak kehamilan panjang yang lebih dari 5 tahun juga berpotensi terkait dengan autism. Conde-Agudelo mengatakan hipotesisnya berhubungan dengan infertilitas, kehamilan yang tidak diinginkan dan tingkat peradangan pada rahim ibu.
“Berdasarkan bukti terbaik yang tersedia, jarak kehamilan yang ideal adalah 2 sampai 5 tahun, agar dapat mengurangi risiko autisme,” kata Dr Agustin Conde-Agudelo.
Dr. Paul Wang, wakil presiden senior dan kepala riset medis untuk Autism Speaks, mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana nutrisi mempengaruhi hasil kehamilan, termasuk autism.
“Intinya adalah bahwa kesehatan ibu, pra-kehamilan dan selama kehamilan, benar-benar sangat penting,” kata Wang.
Parents, semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga:
Mengatur jarak untuk masa kehamilan memang membutuhkan pertimbangan. Menurut sebuah penelitian jarak mengandung yang pendek atau terlalu panjang tidak baik untuk anak. Apalagi jika anak masih kecil dan bunda rencana ingin memiliki anak lagi. Sebenarnya berapa jarak yang ideal untuk bisa mengandung setelah melahirkan ? Mari simak ulasan jarak kehamilan berikut.
Mengetahui Jarak Aman Untuk Mengandung
Penelitian yang melibatkan lebih dari 1,1 juta anak tersebut menemukan bahwa jarak untuk mengandung yang terlalu pendek akan meningkatkan resiko autisme pada anak. Sedangkan apabila kehamilan berjarak lebih dari 5 tahun, resiko gangguan perkembangan saraf secara umum akan meningkat.
Dr. Agustin Condo Agudelo seorang peneliti di WHO in Human Reproduction di University of Valle, Colombia menyatakan tidak ada alasan antara interval kehamilan dengan autism dan cacat perkembangan saraf lainnya. Ia menjelaskan bahwa para ilmuwan percaya bahwa gizi dan aktor lainnya mungkin bisa memainkan peranan yang penting.
Jarak Baik Untuk Hamil Setelah 2 Sampai 5 Tahun
Penelitian ini mengungkapkan bahwa anak anak yang lahir dari ibu dengan jarak antara kelahiran kurang dari 12 bulan, memiliki peluang dua kali lebih mungkin untuk melahirkan anak autisme. Para peneliti menduga bahwa penuruan asam folat pada tubuh ibu ini berpengaruh dalam peningkatan resiko autisme pada anak. Jarak untuk hamil setelah 5 tahun juga berpotensi untuk menyebabkan autisme pada anak.
Menurut penelitian ini jarak kehamilan yang aman adalah lebih dari 2 atau 5 tahun agar dapat mengurangi resiko autisme. Dr. Paul Wang wakil presiden senior dan kepala riset medis untuk Autism Speaks, mengatakan penelitian ini harus dilakukan lebih lanjut. Hal ini untuk memhami bagaimana nutrisi mempengaruhi hasil kehamilan termasuk autisme. Intinya adalah kesehatan ibu saat pra kehamilan memang benar benar penting untuk dilakukan.
Itulah ulasan mengenai jarak yang tepat untuk bisa merencanakan kehamilan kembali. Sebaiknya Anda melakukan konsultasi dengan dokter kandungan untuk bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk hamil kembali. Hal ini untuk mengurangi resiko dari autisme atau kelainan pada anak karena kurangnya hormon pada ibu pasca melahirkan.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.