Jamur kuku atau secara medis disebut onikomikosis adalah salah satu infeksi yang dapat menyerang kuku tangan dan kaki. Pada awal kemunculannya, jamur kuku ditandai dengan perubahan warna kuku menjadi putih, cokelat atau kuning.
Saat infeksi jamur semakin parah, jamur kuku dapat menyebabkan kuku menebal dan hancur di bagian tepinya. Lebih lanjut, berikut penjelasan tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi jamur kuku yang perlu Parents ketahui!
Gejala Jamur Kuku
Jamur kuku dapat menyerang sebagian atau keseluruhan bagian kuku. Infeksi ini juga lebih sering terjadi di kuku kaki dibandingkan dengan kuku tangan.
Gejala Umum Infeksi Kuku
Berikut adalah tanda-tanda atau gejala umum infeksi kuku dilansir dari Mayo Clinic.
- Kuku menebal.
- Kuku berubah warna menjadi kuning, cokelat, hijau atau hitam.
- Timbul bau yang tidak sedap dari kuku.
- Kuku menjadi rapuh dan hancur di bagian tepinya.
- Kuku terlepas dari jari.
Artikel terkait: Bisa Mengenai Saraf, Ketahui Gejala dan Cara Pengobatan Lepra atau Kusta
Diagnosis Jamur Kuku
Melansir dari CDC, dokter dapat mendiagnosis onikomikosis atau jamur kuku dengan memeriksa kuku secara langsung. Dokter juga mungkin akan mengambil sampel guntingan kuku penderitanya untuk dikirim ke laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis onikomikosis yaitu:
1. Mikroskopik
Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) adalah metode yang paling umum digunakan karena murah dan mudah dilakukan.
Potongan atau kerokan kuku ditempatkan dalam setetes KOH dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya bagian dari jamur.
2. Kultur
Kultur jamur pada media Sabouraud atau media uji dermatofit (DTM) dapat digunakan untuk mengidentifikasi organisme yang menginfeksi kuku.
Namun sebenarnya, diagnosis onikomikosis sering kali dapat dibuat hanya dengan inspeksi visual saja, Parents. Tes laboratorium biasanya tidak begitu diperlukan.
Penyebab Jamur Kuku
Sumber: freepik
Onikomikosis dapat disebabkan oleh berbagai organisme jamur (fungi). Namun, paling umum disebabkan oleh infeksi jamur dermatofit yang hidup di lingkungan.
Retakan kecil di kuku atau kulit di sekitarnya dapat memungkinkan jamur ini masuk ke kuku dan menyebabkan infeksi.
Jamur kuku dapat dialami oleh siapa saja, tetapi terdapat beberapa orang yang lebih rentan mengalami jamur kuku ini. Berikut adalah beberapa orang yang mungkin lebih rentan mengalami onikomikosis:
- Menderita diabetes.
- Menderita penyakit yang menyebabkan sirkulasi darah yang buruk.
- Berusia di atas 65 tahun.
- Sering pakai kuku palsu.
- Sering berenang di kolam renang umum.
- Sedang mengalami cedera kuku.
- Memiliki cedera kulit di sekitar kuku.
- Sering memakai sarung tangan plastik yang menyebabkan tangan lembab untuk waktu yang lama.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Tinggal dengan seseorang yang menderita infeksi jamur kuku.
- Sering memakai sepatu tertutup, seperti sepatu tenis atau sepatu boot.
Cara Mengobatinya
Sumber: freepik
Infeksi ini biasanya dapat diobati dengan obat antijamur yang diresepkan oleh dokter. Dalam kasus yang parah, dokter mungkin akan mencabut seluruh kuku yang terinfeksi.
Lebih rinci, berikut beberapa pengobatan yang disarankan oleh dokter untuk mengatasi onikomikosis.
1. Pil Antijamur
Dokter mungkin memberi Anda pil untuk membunuh jamur di tubuh secara keseluruhan. Ini merupakan cara terbaik untuk menghilangkan infeksi di kuku.
Anda perlu mengonsumsi pil antijamur selama 2 bulan untuk mengatasi infeksi di kuku jari tangan. Sementar itu, Anda perlu mengonsumsi pil antijamur selama 3 bulan untuk mengatasi infeksi kuku kaki secara keseluruhan.
2. Antijamur Topikal
Antijamur topikal adalah obat antijamur yang harus Anda oleskan langsung di kuku. Obat ini mungkin cocok untuk untuk mengatasi infeksi kuku ringan.
Sayangnya, obat ini tidak bisa masuk cukup dalam ke kuku untuk menyembuhkan infeksi kuku yang lebih serius. Anda mungkin perlu mengombinasikan antijamur topikal dan pil untuk mengatasi infeksi jamur yang lebih serius
3. Pembedahan
Jika pengobatan menggunakan antijamur oral dan topikal tidak berhasil, dokter mungkin perlu mencabut seluruh kuku yang terinfeksi. Kuku baru juga bisa terinfeksi jika kuku yang terinfeksi tidak dicabut.
4. Terapi Laser atau Fotodinamik
Terapi laser atau fotodinamik merupakan pengobatan menggunakan cahaya khusus untuk membunuh jamur. Biasanya, terapi fotodinamik juga digunakan untuk menghancurkan sel tubuh yang abnormal.
Bahan Alami untuk Mengurangi Infeksi Kuku
Selain empat cara di atas, Anda juga bisa menggunakan bahan alami untuk mengurangi infeksi jamur. Melansir dari Healthline, beberapa bahan berikut ini dipercaya dapat mengurangi gejala infeksi kuku.
1. Cuka
Hanya terdapat bukti anekdotal yang menyebutkan jika cuka dapat mengatasi onikomikosis. Namun, ini adalah pengobatan rumah yang cukup aman untuk dicoba, lo, Parents.
Untuk menggunakannya, rendam kaki yang terinfeksi ke dalam campuran 1:2 cuka dan air hangat selama 20 menit setiap hari.
2. Salep Daun Zaitun
Oleuropein, zat aktif dalam ekstrak daun zaitun dipercaya memiliki kemampuan antijamur, antimikroba, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Anda dapat mengoleskan salep daun zaitun secara langsung ke kuku yang mengalami infeksi jamur.
3. Tea Tree Oil untuk Mengurangi Jamur Kuku
Menurut National Center for Complementary and Integrative, beberapa studi klinis skala kecil menunjukkan bahwa tea tree oil mungkin efektif melawan jamur kuku.
Untuk menggunakannya, Anda hanya perlu mengoleskan tea tree oil dengan menggunakan kapas secara langsung ke kuku yang mengalami infeksi.
Artikel terkait: Mirip Jerawat, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Hidradenitis Supurativa
Komplikasi Jamur Kuku
Onikomikosis yang parah dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kuku Anda.
Selain itu, onikomikosis ini juga dapat menyebabkan infeksi serius yang menyebar ke kaki dan tangan. Terutama jika Anda menderita diabetes atau memiliki sistem kekebalan yang lemah akibat konsumsi obat imunosupresif dan imunosupresan.
Jika menderita diabetes, Anda mungkin perlu lebih berhati-hati. Penderita diabetes biasanya mengalami penurunan sirkulasi darah dan suplai saraf di kaki. Penderita diabetes juga berisiko lebih besar untuk menderita infeksi kulit akibat bakteri (selulitis).
Jadi, setiap cedera di kaki penderita diabetes, termasuk infeksi jamur kuku dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Segera temui dokter jika Anda penderita diabetes dan terkena infeksi kuku.
Pencegahan Jamur Kuku
Sumber: freepik
Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan mencegah infeksi dan mengurangi tingkat keparahan onikomikosis. Kebiasaan berikut dapat Anda lakukan:
- Cuci tangan dan kaki Anda secara teratur. Jika Anda sedang menderita jamur kuku, usahakan untuk segera mencuci tangan setelah menyentuh kuku yang terinfeksi.
- Lembapkan kuku Anda setelah dicuci.
- Potong kuku dengan rata, dan rapikan ujung dan area yang menebal dengan kikir. Lalu, bersihkan dan desinfeksi gunting kuku Anda setelah digunakan.
- Hindari menggunakan gunting kuku, handuk, sepatu dan barang pribadi lain milik orang lain.
- Gunakan kaos kaki dengan bahan yang menyerap keringat dan ganti kaus kaki secara rutin.
- Gunakan sepatu yang terbuat dari bahan yang memiliki rongga.
- Hindari penggunaan sepatu lama atau desinfeksi sepatu lama Anda dengan antijamur.
- Kenakan alas kaki di area kolam renang dan kamar mandi umum.
- Jika ingin merawat kuku, pilih salon kuku yang menggunakan alat manicure steril untuk setiap pelanggan.
- Hindari penggunaan cat kuku dan kuku palsu.
Itulah informasi mengenai onikomikosis atau jamur kuku. Semoga bermanfaat, ya, Parents!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Dokter Kelamin Bagikan 3 Tips Cegah Herpes Genital pada Pria dan Wanita
Ini 12 Cara Alami Menghilangkan Panu, Cukup Gunakan Bahan yang Ada di Rumah
Penyakit Autoimun Kulit: Gejala, Penyebab, Jenis, dan Pengobatannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.