Pandemi COVID-19 yang merebak di banyak negara sungguh mengubah lini kehidupan manusia. Demi kesejahteraan karyawan, tidak sedikit perusahaan menerapkan kebijakan work from home alias bekerja dari rumah. Lantas, bagaimana jika ibu hamil bekerja saat pandemi ini?
Amankah Ibu Hamil Bekerja Saat Pandemi?
Kendati telah ada kebijakan bekerja remote dari rumah, tidak semua orang bisa mendapatkan keistimewaan tersebut. Ada sektor pekerjaan yang mengharuskan seseorang bekerja di kantor, misalnya sektor pelayanan publik.
Di Indonesia sendiri, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah fokus menyikapi hal ini. Pada Juli 2021 lalu, beliau meminta agar perusahaan memerhatikan keselamatan pekerja utamanya pegawai dengan kriteria tertentu.
Kriteria yang dimaksud adalah orang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan, serta ibu hamil dan menyusui. Kriteria ini diminta agar perusahaan mengizinkan mereka bekerja dari rumah saja.
“Saya kira ini demi dan atas nama kemanusiaan agar mereka diberi kesempatan kerja dari rumah,” ujar Ida dalam keterangannya melalui media sosial resmi Kementerian Ketenagakerjaan.
Lebih lanjut, kala itu Ida juga telah menyampaikan permintaan tersebut pada Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Upaya ini dilakukan untuk mencegah risiko penyebaran COVID-19, terutama pada kelompok rentan.
Selanjutnya, Ida juga meminta perusahaan yang beroperasi di wilayah Jawa dan Bali melakukan tes COVID-19 bagi para pekerja menggunakan metode sampling secara berkala. Bila rasio kasus positif dari hasil pengetesan mencapai 10 persen, proses kerja harus dihentikan sementara.
Namun, jika rasio kasus positif di atas 5 persen, perusahaan hanya perlu memperketat protokol kesehatan. Dan bila positive rate di bawah 5 persen, meskipun masih normal, perusahaan tetap harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Selain itu, Ida mengimbau pekerja yang menggunakan fasilitas kendaraan umum menggunakan masker ganda. Pekerja yang diizinkan beraktivitas di kantor atau work from office (WFO) adalah mereka yang termasuk kategori esensial dan kritikal.
Artikel terkait: Jangan Percaya Mitos! 3 Hal Ini Saja yang Menyebabkan Kehamilan saat Bercinta
Rujukan WHO untuk Ibu Hamil Saat Pandemi
Ahli kesehatan ibu dan prenatal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Ozge Tuncalp mengatakan bahwa kehamilan di tengah pandemi memang hal yang menantang. Untuk itulah, ibu hamil wajib mengetahui haknya saat hamil dan melahirkan di perusahaan tempatnya bekerja.
“Ibu hamil harus mengambil tindakan pencegahan yang sama untuk menghindari COVID-19 seperti orang lain. Anda bisa melindungi diri Anda dan keluarga agar tetap bersih seperti menjaga jarak dan selalu mencuci tangan, pakai masker, dan sering membuka jendela,” ujar dr Ozge melansir Facebook resmi WHO.
Ibu hamil sejatinya mempraktikkan etika pernapasan yang baik ketika batuk dan bersin. Bila memungkinkan, hindari bepergian bagi ibu yang tengah hamil dan memiliki bayi.
Jika memang harus terpaksa ke luar rumah termasuk bekerja, terapkan protokol kesehatan yang ketat dan menjaga pola hidup tetap sehat. Berikut rekomendasi WHO untuk ibu hamil di masa pandemi:
1. Layanan Kesehatan Mumpuni
Ozge kembali menegaskan bahwa setiap perempuan dan bayi memiliki hak atas perawatan yang berkualitas. Untuk perawatan selama kehamilan, WHO membuat pedoman bahwa semua layanan harus baik di masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan.
Kendati tenaga kesehatan turut terdampak akibat pandemi, perawatan layak tetap harus diutamakan. Pastikan ibu hamil memiliki pendamping yang tepat selama persalinan.
Setelah bayi lahir, ibu dan bayi harus bersama-sama mempraktikkan kontak kulit dan menyusui. Ini diiringi dengan tindak lanjut berupa pencegahan dan pengendalian seperti mengenakan masker untuk ibu dan seluruh petugas kesehatan, ruang dan peralatan yang higienis, serta fasilitas kesehatan yang memadai.
Artikel terkait: Penyebab Berat Badan Ibu Hamil Susah Naik dan Tips Mengatasinya
2. Bagaimana Jika Ibu Hamil Terpapar COVID-19?
Ozge menyebut bahwa perempuan hamil tertular COVID-19 dan bergejala parah maka risiko untuk dirawat di ICU lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak hamil dan berpotensi melahirkan secara prematur.
“Hamil bukanlah risiko tambahan untuk terkena Covid, tetapi kita juga tahu bahwa ibu hamil berisiko lebih tinggi terkena Covid berat. Maka, hal itu berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi secara prematur,” ujar Ozge.
Memeriksakan ibu hamil ke layanan kesehatan adalah hal yang esensial terutama di masa pandemi. Sangat perlu untuk memeriksakan kehamilan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.
3, Makan Lebih Sering
Mengutip laman Pregnancy Birth & Baby, ibu hamil perlu makan lebih banyak karena sudah ada janin yang memerlukan asupan gizi. Namun, bukan berarti ibu makan dalam porsi lebih banyak dalam sekali makan.
Bumil bisa meningkatkan frekuensinya menjadi 3-5 kali sehari. Jangan lupa konsumsi makanan yang sehat dan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, susu, telur, keju, dan daging.
Artikel terkait: 12 Komplikasi Kehamilan Kembar yang Perlu Parents Waspadai
4. Cukup Istirahat
Kehamilan bukan alasan untuk Bunda malas-malasan. Dianjurkan agar Bumil aktif bergerak dan melakukan olahraga ringan. Selama bekerja di kantor, cobalah tidak hanya bertahan di ruangan.
Jalan-jalan ringan di lingkungan kantor bisa menjadi olahraga yang menguntungkan untuk mencegah kaki bengkak selama hamil. Jangan sungkan mengambil istirahat sejenak jika merasa lelah.
Agar aktivitas nyaman, utamakan mengenakan pakaian nyaman misalnya berbahan katun yang menyerap keringat. Hindari menggunakan baju ketat karena bisa membuat Anda tak nyaman.
5. Hindari Bekerja Terlalu Keras
Tak kalah penting, hindari bekerja berlebihan. Sebaiknya ibu hamil bekerja dalam ambang batas normal yakni maksimal 8 jam sehari. Bekerja berlebihan tidak hanya membuat ibu hamil mudah kelelahan, tetapi juga berdampak buruk terhadap tumbuh kembang janin.
Bumil, semoga informasi ini bermanfaat dan kehamilan Anda selama pandemi tetap sehat.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
7 Tips agar Kehamilan Tetap Sehat dan Terjaga, Bumil Perlu Terapkan!
10 Tips Praktis Mengasuh Anak Kembar, Yuk Praktikkan!
Baby Blues Setelah Melahirkan: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, hingga Mencegahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.