Gunung Merapi dilaporkan kembali luncurkan guguran awan panas. Sebagai akibat dari aktivitas vulkanik itu, terjadi hujan abu di sekitar Merapi. Hingga saat ini, Kabupaten Boyolali dan Kota Boyolali merupakan wilayah yang paling terdampak.
Lantas, tindakan apa yang perlu Parents lakukan menghadapi kondisi Merapi saat ini? Baca ulasan selengkapnya berikut.
Hujan Abu di Merapi, Masyarakat Diimbau Antisipasi Bahayanya
Melansir CNN Indonesia, hujan abu dengan intensitas tipis menyelimuti beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan Boyolali Kota imbas erupsi Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas.
“Akibat awan panas ini, dilaporkan terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali dan Boyolali kota,” kata petugas pengamat Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Heru Suparwarka, dalam keterangan tertulis.
Pantauan BPPTKG pagi hari Rabu pukul 6.03 WIB kemarin, awan panas berguguran di sekitar Gunung Merapi.
Foto: Merdeka.com
Berdasarkan laporan BPPTKG bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kesdem) Republik Indonesia, terpantau awan panas berguguran sebanyak 22 kali.
BPPTKG menghimbau masyarakat untuk mengantisipasi efek dari abu vulkanik Merapi yang tengah erupsi tersebut.
“Jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya Gunung Merapi, yaitu maksimal 5 km dari puncak,” laporan BPPTKG melalui akun twitter resminya.
Selain, imbauan kepada masyarakat, dari laporan resmi BPPTKG bersama KESDM merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten melakukan upaya-upaya mitigasi.
Bahaya Hujan Abu Merapi yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi hujan abu merapi.
Hujan abu merupakan debu hasil campuran dari batuan, mineral, dan puing-puing kaca yang keluar saat erupsi vulkanik gunung merapi. Meski ukuran partikelnya terbilang kecil, nyatanya abu vulkanik berbahaya bagi kesehatan.
Secara kasat mata tampak seperti bubuk halus, namun abu vulkanik tentunya berbeda dengan abu dari aktivitas pembakaran biasa. Pasalnya, partikel abu vulkanik sangat keras, bentuknya tidak beraturan, serta memiliki sudut-sudut yang tajam dan bergerigi.
Foto: CNN Indonesia
Hujan abu juga membawa sejumlah gas berbahaya, antara lain karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidrofolurat, dan asam hidroklorik. Gas-gas inilah yang memberi dampak buruk terhadap kesehatan. Efek yang bisa dirasakan termasuk gangguan pernapasan, iritasi mata hingga kulit.
Tak sampai di situ saja, abu vulkanik atau pasir vulkanik merupakan bahan yang bersifat abrasif. Itulah sebabnya partikel abu tersebut memiliki kemampuan untuk merusak jendela pesawat hingga menyebabkan keausan pada peralatan yang aktif bergerak ketika terkontaminasi.
Dampak Hujan Abu Terhadap Kesehatan
Foto: CNN Indonesia
Orang yang terpapar langsung oleh abu vulkanik dapat menderita sejumlah masalah kesehatan. Adapun anak-anak, lansia, orang dengan penyakit paru, kardiovaskular, dan diabetes merupakan kelompok yang paling rentan.
Gangguan saluran napas paling umum terjadi. Abu vulkanik yang keluar saat erupsi gunung merapi dapat dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, terutama paru-paru.
Paparan tersebut bisa menyebabkan dada terasa nyeri serta meningkatkan intensitas batuk. Selain itu, gangguan bisa juga disertai pilek, nyeri tenggorokan, dan iritasi pada hidung.
Selanjutnya, masalah kesehatan yang timbul juga bisa berupa radang pada area mata. Akibatnya, mata terasa perih dan gatal. Tak menutup kemungkinan kornea mata tergores dan memerah.
Dalam jangka panjang, seseorang bisa saja menderita silikosis, yaitu penyakit yang mengakibatkan kerusakan paru-paru dan jaringan parut akibat paparan partikel silika kristal bebas abu vulkanik.
Langkah Antisipasi yang Perlu Dilakukan
Nah, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak hujan abu terhadap kesehatan Parents dan keluarga.
- Gunakan pakaian panjang, kacamata, dan masker debu.
- Tetap di dalam rumah atau mengungsi jika memiliki riwayat masalah pernapasan, misalnya seperti asma.
- Batasi aktivitas di luar rumah dan tetap berada di ruang ber-AC jika memungkinkan.
- Basahi partikel debu dan abu untuk mencegah pergerakan di udara.
- Hindari aktivitas berat yang butuh banyak tenaga, sebab pernapasan berat menyebabkan partikel abu terhirup lebih dalam ke paru-paru.
- Tanggalkan penggunaan lensa kontak untuk sementara waktu agar terhindar dari abrasi kornea.
- Perbanyak minum air putih.
Itulah informasi mengenai hujan abu merapi serta langkah untuk mengantisipasi bahayanya bagi kesehatan. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
7 Fakta tentang Pompeii, Kota Kuno yang Hancur Akibat Erupsi Gunung Berapi
Gunung Piramid Kembali Memakan Korban, Seorang Pendaki Ditemukan Tewas
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.