Gunung Piramid kembali menelan korban. Kali ini, seorang pendaki Gunung Piramid tewas setelah terpeleset dan jatuh di tebing.
Seorang pendaki dilaporkan mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Piramid. Ia terpeleset dan terjatuh di sisi tebing di lokasi, tepatnya di kawasan Pegunungan Argopuro, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada Minggu (9/10). Pendaki tersebut ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Setelah dilakukan identifikasi, korban diketahui bernama Multazam (18 tahun), seorang pelajar kelas 3 SMA Negeri 1 Tenggarang, Bondowoso.
Pendaki Gunung Piramid Tewas Akibat terpeleset
“Pada Sabtu (8/8) sekitar pukul 16:00 WIB yang bersangkutan bersama teman-temannya mendaki ke Gunung Piramid, dan bermalam dengan mendirikan tenda (camp) di belakang Punggung Naga (kawasan Gunung Piramid),” kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso Adi Sunaryadi seperti dikutip dari Antara, Senin (10/8).
Masih berdasarkan penuturan Adi Sunaryadi, Pada hari Minggu atau keesokan harinya, sekitar pukul 4 pagi waktu setempat, ketiga pendaki yaitu Adi, Bayu, dan Multazam melakukan pendakian ke puncak Gunung Piramid.
Berdasarkan keterangan dari dua orang saksi yang merupakan rekan Multazam, setelah berfoto-foto bersama di puncak Gunung Piramid, mereka pun turun sekitar pukul 08:00 WIB. Adi, rekan korban, mengatakan bahwa saat itulah korban terpeleset jatuh ke tebing di sisi utara.
Artikel terkait: Tips aman jika Anda tinggal di dekat gunung berapi yang masih aktif
Pendaki Gunung Piramid tewas akibat terpeleset, evakuasi sulit karena medan ekstrim
Segera setelah korban jatuh, kedua rekannya segera turun dan meminta pertolongan kepada warga sekitar. Pada pukul 10.00 WIB, tim evakuasi langsung menuju lokasi kejadian dengan mengajak dua saksi untuk menunjukkan lokasi terjatuhnya Multazam.
Adi Sunaryadi bersama tim SAR gabungan Basarnas dan tim Reaksi Cepat BPBD beserta tim lainnya akhirnya menemukan korban dalam kondisi tertelungkup tak bernyawa.
Gunung Piramid pernah memakan korban sebelumnya
Tim SAR gabungan harus mengevakuasi korban melalui jalur alternatif karena pertimbangan keselamatan tim jika melewati jalur pendakian ke puncak Gunung Piramid. Jalur pendakian satu ini memang terkenal ekstrim. Jalannya sempit diapit jurang di kiri dan kanan.
“Petugas mengevakuasi korban melewati jalur alternatif menyusuri sungai,” terang Adi.
Setelah proses evakuasi yang memakan waktu 9 jam, jasad Multazam pun dibawa ke rumah sakit.
Peristiwa Gunung Piramid menelan korban bukan baru pertama terjadi. Setahun sebelumnya, insiden kecelakaan di Gunung Piramid juga menimpa seorang remaja. Ialah Thoriq Rizki Maulana yang baru saja lulus dari bangku SMP 4 Bondowoso meninggal di lokasi yang sama.
Thoriq mendaki Gunung Piramid pada Bulan Juni 2019. Ia mendaki bersama tiga orang rekannya, yaitu Rizki, Syafril dan Pungki Pranata.
Di Gunung Piramid, tiga orang dari mereka naik untuk menyaksikan pemandangan di puncak gunung, salah satu di antaranya ialah Thoriq. Sedangkan salah seorang lainnya yakni Syafril memilih berhenti karena merasa lelah. Ia memilih menunggu di tiga rekannya di bawah.
Ketiga pendaki tersebut kemudian sampai di puncak. Mereka memutuskan turun pada sore harinya. Ketika itu, Thoriq berjalan paling depan memimpin rombongan. Namun dua rekan Thoriq tak bisa melihatnya dengan jelas karena kabut sangat tebal.
Ketika kedua rekannya sudah sampai di bawah, Thoriq tak kunjung menampakkan diri. Kejadian itu kemudian dilaporkan pada warga sekitar. Thoriq pun dinyatakan hilang.
Tim SAR gabungan segera mencari keberadaan Thoriq setelah menerima laporan. Jasad korban ditemukan 3 hari kemudian setelah dinyatakan hilang.
Jenazah remaja ini dievakuasi oleh tim SAR gabungan dari jurang sedalam 400 meter di Gunung Piramid. Setelah dilakukan autopsi, polisi memastikan bahwa jenazah yang ditemukan itu adalah Thoriq.
Jangan sampai terulang kembali
Adanya berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi selama pendakian, membuat para Parents semakin waspada. Betapa pentingnya memberikan pemahaman soal keselamatan selama beraktivitas di alam bebas kepada anak remaja.
Memang, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mereka selalu ingin mencoba berbagai hal dan tantangan baru. Namun demikian, tetap bekali mereka dengan pengetahuan dan pemahaman tentang risiko yang mungkin mereka hadapi di kemudian hari.
Misalnya, soal tren mendaki gunung yang semakin digandrungi remaja. Jika anak memang menaruh minat pada aktivitas mendaki, pastikan mereka dibekali pengetahuan memadai tentang medan yang akan mereka tempuh serta berbagai langkah menjaga keselamatan diri.
Itulah informasi mengenai kasus pendaki Gunung Piramid yang tewas karena terpeleset. Semoga hal ini tidak akan pernah terulang lagi.
Baca juga:
Sedih, sudah ditunggu orangtua untuk diwisuda, mahasiswa UIN meninggal karena kecelakaan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.