Letusan Gunung berapi Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang terjadi 19 Februari 2018 lalu sempat menghebohkan warga. Masyarakat diminta waspada dan menjauhi zona merah, dengan radius 7 kilometer dari puncak Gunung Sinabung.
Erupsi Gunung Sinabung kali ini cukup menggemparkan dan membuat orang-orang yang melihatnya lari ketakutan. Termasuk anak-anak yang saat letusan terjadi sedang berada di sekolah.
Mereka panik dan berlarian menjauhi letusan gunung berapi yang terlihat beberapa kilometer jauhnya.
Letusan gunung berapi Sinabung pertamakali terjadi pada 29 Agustus 2010, setelah ia tertidur cukup lama sejak tahun 1600. Erupsi tahun 2010 ini mengaktifkan Gunung Sinabung hingga membuat pemerintah menetapkan status siaga.
Setelah itu, letusan gunung berapi Sinabung beberapa kali terjadi, seperti pada tahun 2013. Tahun 2016 dan 2016 Gunung Sinabung mengeluarkan abu vulkanik dan material debu yang membuat warga sekitar Gunung Sinabung harus mengungsi.
Dan Senin lalu, Gunung Sinabung kembali meletus membuat perkampungan di sekitar kaki gunung Sinabung menjadi gelap gulita di siang hari. Semburan abu vulkanik mencapai 5 kilometer. Juga hujan batu kerikil yang menimpa 5 kecamatan di Kabupaten Karo di mana Gunung Sinabung berada.
Letusan gunung berapi ini juga disertai dengan gempa bumi. Dan dinyatakan bahwa erupsi ini adalah yang paling besar dalam lima tahun terakhir.
Sejak kembali aktif tahun 2010 lalu, dengan mengeluarkan beberapa kali erupsi. Memaksa 30 ribu orang lebih mengungsi dari tempat tinggalnya, dan puluhan orang meninggal. Serta kerusakan lahan pertanian yang menyebabkan kerugian.
Tips aman saat menghadapi letusan gunung berapi
Berikut ini adalah beberapa tips penting yang harus Anda ingat, jika Parents tinggal di dekat gunung berapi yang masih aktif.
- Pastikan Anda selalu mengetahui informasi terbaru tentang status gunung berapi aktif yang ada di dekat tempat tinggal Anda. Biasanya masyarakat yang terkena dampak akan mendapatkan peringatan sebelum letusan yang lebih berbahaya akan terjadi.
- Selamatkan hewan peliharaan dan hewan ternak dengan memasukkan mereka ke tempat penampungan yang sudah dipersiapkan. Tujuannya, agar mereka tidak menghirup abu vulkanik.
- Jika Anda tidak perlu mengungsi, pastikan untuk menutup pintu dan jendela untuk menghindari abu vulkanik masuk ke dalam rumah.
- Pakailah masker, untuk seluruh anggota keluarga. Terutama jika beraktivitas di luar rumah saat atau setelah letusan terjadi.
- Ikuti petunjuk keamanan yang diberikan oleh pihak berwenang. Jangan mencoba untuk berkeliaran di area yang sudah ditetapkan sebagai zona merah.
- Bawalah makanan dan obat-obatan yang cukup selama dalam pengungsian.
Bagi Parents yang tinggal di dekat area Gunung Sinabung atau gunung berapi lain yang masih aktif, semoga bisa selalu berada di tempat yang aman, dan jauh dari bencana.
Baca juga:
Yaser Arafat, Anak Tangguh di Tengah Bencana Banjir Bima
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.