Dalam masyarakat kita, pusar bodong atau menonjol sering dianggap jelek sehingga berusaha ditutupi. Pusar bodong adalah sebutan untuk kondisi medis yang bernama hernia umbilikalis.
Dokter spesialis anak dr. Arifianto, Sp.A (K)., atau yang akrab disapa dokter Apin, bercerita bahwa dirinya pernah menemukan pasien yang pusarnya ditempeli koin lima ratusan karena bodong.
Dalam sebuah unggahan pada 4 Oktober 2016, dokter Apin bercerita bahwa pusar pasiennya yang masih bayi ditempeli koin seribu rupiah.
Setelah bertanya kepada orang tua bayi, diketahui bahwa bayi tersebut memiliki pusar bodong.
Dokter Apin pun kemudian menjelaskan bahwa pusar bodong terjadi pada 10-20% bayi baru lahir dan masih tergolong wajar.
Seiring berjalannya waktu, pusar bodong akan menghilang meski tidak diapa-apakan.
Jika terjadi infeksi seperti kemerahan atau bayi terlihat kesakitan di bagian pusar, bengkak, dan nyeri saat disentuh, baru dilakukan perawatan oleh dokter.
Artikel terkait: Mirip Pilek, Kenali Infeksi RSV yang Bisa Merenggut Nyawa Bayi jika Tak Segera Ditangani!
Daftar isi
Apa Itu Pusar Bodong atau Hernia Umbilikalis?
Saat masih dalam kandungan, janin mendapatkan oksigen dan makanan melalui tali pusar.
Tali pusar ini melewati lubang kecil di otot perut.
Pada kebanyakan kasus, lubang tersebut akan menutup segera setelah bayi lahir.
Pusar bodong, atau dalam bahasa medis dikenal sebagai hernia umbilikalis, terjadi karena otot perut tidak melekat sempurna.
Ada bagian usus atau jaringan lain muncul ke permukaan sehingga menimbulkan pembengkakan di kulit dan pusar lebih menonjol.
Sebanyak 90% kasus bayi pusar bodong akan hilang dengan sendirinya setelah dia menginjak usia balita.
Namun, jika bodongnya tidak hilang setelah usia 4 tahun, barulah membutuhkan pembedahan.
Gejala Hernia Umbilikalis
Gejala utama dari hernia umbilikalis adalah pembengkakan atau adanya tonjolan di dekat pusar.
Tonjolan tersebut mungkin hanya terlihat saat bayi menangis, batuk, atau mengejan. Gejala ini mungkin tidak muncul saat bayi tenang atau rileks.
Benjolan hernia umbilikalis bisa membesar dan mengecil.
Benjolannya bisa menjadi lebih besar ketika bayi melakukan sesuatu yang menciptakan tekanan di perut, lalu bisa menjadi lebih kecil lagi ketika bayi sedang berbaring tenang.
Hernia umbilikalis pada bayi dan anak-anak biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Orang dewasa juga bisa terkena hernia umbilikalis.
Gejala utamanya sama, tetapi hernia umbilikalis yang muncul saat dewasa dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan di bagian perut.
Perawatan bedah biasanya diperlukan untuk mengatasinya.
Jika bayi Parents mengalami hernia umbikalis, Parents juga harus mewaspadai gejala yang mungkin mengindikasikan situasi yang lebih serius yang memerlukan perawatan medis seperti:
- Bayi tampak kesakitan
- Bayi muntah
- Tonjolan hernia terasa sangat empuk
- Tonjolan hernia membengkak atau berubah warna
Apabila menemukan gejala-gejala di atas, sebaiknya Parents segera membawa si buah hati ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel terkait: Bahayakah Napas Bayi Berbunyi Grok-Grok? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Penyebab Terjadinya Pusar Bodong atau Menonjol
Pusar yang menonjol bisa terjadi pada bayi maupun orang dewasa.
Beberapa faktor seperti kelahiran prematur dan bayi dengan berat lahir rendah memiliki risiko lebih tinggi mengalami hernia umbilikalis ini.
Dalam kasus orang dewasa, biasanya dipengaruhi oleh otot perut yang lemah sehingga menjadikan pusar lebih menonjol.
Faktor lainnya mencakup berat badan berlebih, kehamilan yang terlalu sering, kehamilan anak kembar, operasi di bagian perut, hingga cairan di rongga perut.
Dr. Meta Hanindita, dokter spesialis anak, mengatakan, “Pada bayi yang baru saja puput, pusar memang akan tampak menonjol. Tapi pada beberapa bayi lain, tonjolan bisa lebih besar karena penutupan cincin pusar di bagian dalam pusar tersebut tidak sempurna,”
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini juga menegaskan bodong atau tidaknya pusar bayi tidak disebabkan oleh adanya kesalahan saat menggunting tali pusar.
Melainkan karena pembentukan organ bayi pada trimester kehamilan yang kurang sempurna.
“Selain itu, ada beberapa penelitian juga yang menyebutkan faktor genetik sebagai salah satu hal yang memengaruhi,” tambah dokter Meta.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hernia umbilikalis. Berikut di antaranya:
- Obesitas: Kelebihan berat badan menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki kondisi ini. Anak-anak dan orang dewasa dengan obesitas menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi terkena hernia umbilikalis dibandingkan dengan individu yang indeks massa tubuhnya (BMI) berada dalam kisaran berat badan yang sehat.
- Usia: Bayi, terutama yang lahir prematur, memiliki risiko hernia umbilikalis lebih tinggi daripada orang dewasa.
- Batuk: Batuk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko hernia karena kekuatan batuk memberikan tekanan pada dinding perut.
- Kehamilan: Ibu hamil bisa saja mengalami hernia umbilikalis. Kehamilan kembar memiliki risiko yang lebih besar untuk mendapatkan kondisi ini.
Diagnosis
Hernia umbilikalis paling sering terjadi pada bayi, terutama bayi prematur dan bayi yang memiliki berat badan lahir rendah.
Kondisi ini juga dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah bayi atau orang dewasa menderita hernia umbilikalis.
Dokter akan melihat apakah hernia bisa didorong kembali ke dalam rongga perut (direduksi) atau tidak bisa (terperangkap di tempatnya).
Hernia inkarserata adalah komplikasi yang berpotensi serius karena bagian yang terperangkap dari isi hernia dapat kehilangan suplai darah.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan permanen.
Dokter juga mungkin akan melakukan rontgen atau melakukan ultrasonografi pada area perut untuk memastikan tidak ada komplikasi yang serius.
Selain itu, dokter juga bisa meminta bayi untuk melakukan tes darah untuk memeriksa apakah ada infeksi atau iskemia, terutama jika hernia tidak bisa direduksi.
Artikel terkait: Kondisi Murmur Jantung Dapat Dialami Bayi, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Perawatan Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis pada bayi jarang membutuhkan pengobatan atau perawatan tertentu.
Banyak kasus hernia umbilikalis yang menutup atau menghilang secara alami pada saat bayi berusia 1 atau 2 tahun, dan hampir pada semua kasus akan sembuh pada usia empat hingga lima tahun.
Operasi Hernia Umbilikalis
Operasi hernia umbilikalis termasuk operasi kecil yang biasanya memakan waktu sekitar 20-30 menit.
Dalam kebanyakan kasus, pasien yang menjalani operasi dapat pulang pada hari yang sama.
Pembedahan dilakukan dengan membuat sayatan di dasar pusar dan mendorong jaringan yang menonjol kembali ke perut.
Ahli bedah dapat melakukan operasi terbuka atau laparoskopi.
Selanjutnya, ahli bedah kemudian akan menjahit otot-otot dinding perut untuk menutup lubang.
Dalam beberapa kasus, mereka mungkin menggunakan jaring khusus untuk memperkuat area tersebut dan mencegah kondisi ini kembali kambuh.
Jaring ini bisa terbuat dari bahan sintetis atau berasal dari jaringan hewan.
Struktur berbasis hewan dapat diserap dalam tubuh, sedangkan jaring sintetis adalah implan permanen.
Persiapan Sebelum Operasi
Sebelum operasi, dokter akan menyarankan pasien untuk tidak makan dan minum.
Namun pasien masih boleh untuk minum air putih sampai dengan 3 jam sebelum operasi.
Selain itu, pasien juga diminta untuk berhenti minum obat antikoagulan untuk mengurangi risiko pendarahan.
Kebanyakan ahli bedah akan melakukan operasi hernia umbilikalis dengan individu di bawah anestesi umum.
Seorang ahli anestesi akan memandu pasien melalui prosedur ini sebelum operasi.
Perawatan Pascaoperasi
Meskipun termasuk operasi kecil, wajar jika pasien merasakan sakit dan tidak nyaman setelahnya.
Untuk mengurangi sensasi tersebut dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri.
Sebaiknya juga pasien mengenakan pakaian longgar untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut.
Pembengkakan juga mungkin terjadi di sekitar bagian tubuh yang dioperasi selama beberapa minggu.
Dokter bedah kadang-kadang akan menerapkan balutan tekanan pada hernia.
Penting untuk menjaganya tetap bersih dan kering untuk menghindari infeksi.
Mengenakan pakaian penyangga hernia dapat membantu orang pulih dari operasi dan meningkatkan tingkat aktivitas.
Komplikasi
Untuk anak-anak, komplikasi hernia umbilikalis jarang terjadi.
Namun, komplikasi dapat terjadi ketika jaringan perut yang menonjol menjadi terperangkap dan tidak dapat lagi didorong kembali ke dalam rongga perut.
Kondisi ini dapat mengurangi suplai darah ke bagian usus yang terperangkap dan dapat menyebabkan sakit perut dan kerusakan jaringan.
Jika bagian usus yang terperangkap benar-benar terputus dari suplai darah, maka dapat menyebabkan kematian jaringan.
Infeksi pun dapat menyebar ke seluruh rongga perut, menyebabkan situasi yang mengancam jiwa.
Oleh karena itu, penanganan segera seperti pembedahan diperlukan jika hernia terperangkap dan tidak bisa direduksi atau tidak kunjung hilang pada anak.
Kapan Harus Waspada Saat Bayi Mengalami Pusar Bodong?
Pada dasarnya hernia umbilikalis adalah kondisi yang tidak berbahaya.
Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang harus Parents waspadai, yaitu
- Hernia umbilikalis tidak kunjung hilang di usia 4 hingga 5 tahun
- Tonjolan membengkak
- Tonjolan menjadi semakin besar
Seorang ahli bedah anak mungkin perlu memperbaiki hernia jika hernia terus membesar, sangat menyakitkan, menjadi terperangkap.
Operasi bedah untuk memperbaiki hernia umbilikalis pada pasien dari segala usia melibatkan sayatan kecil di bawah pusar.
Operasi hernia umbilikalis adalah prosedur yang relatif sederhana yang biasanya memakan waktu sekitar 20 hingga 30 menit.
Anestesi umum biasanya digunakan sehingga tidak ada rasa sakit saat operasi dilakukan.
Dokter bedah akan mendorong isi kantong hernia kembali ke perut dan menjahit atau menggunakan jaring bedah untuk menutup lubang.
Operasi hernia umbilikalis biasanya merupakan prosedur rawat jalan ringan yang memungkinkan pasien untuk pulang pada hari yang sama.
Operasi ini mungkin direkomendasikan untuk anak jika hernianya besar atau belum hilang pada saat mencapai usia 4 atau 5 tahun.
Parents biasanya akan disarankan untuk menunggu anak mencapai usia tersebut. Sebab, operasi pada dasarnya tidak dibutuhkan kecuali ada komplikasi.
Risiko anak mengalami komplikasi setelah operasi juga sangat rendah.
Kemungkinan Komplikasi
Sedangkan bagi orang dewasa yang mengalami kondisi ini, disarankan untuk segera melakukan operasi.
Kemungkinan terjadinya komplikasi pusar bodong lebih besar pada orang dewasa dan jarang menghilang sendiri seperti pada bayi.
Komplikasi yang bisa terjadi ialah:
- Obstruction – yakni ketika bagian dari usus terjebak di luar perut, menyebabkan mual, muntah, dan nyeri.
- Strangulation – terjadi ketika sebagian dari usus terjebak, hingga membuat suplai darah terhambat. Kondisi ini membutuhkan tindakan operasi secepatnya, untuk memperbaiki jaringan yang terjebak sehingga aliran darah bisa lancar kembali.
Operasi dilakukan untuk menguatkan otot perut, sehingga tidak ada lagi jaringan yang keluar.
Setelah operasi, disarankan untuk tidak melakukan kerja berat terlebih dahulu sampai luka bekas operasinya benar-benar sembuh.
Risiko yang mungkin terjadi pascaoperasi, pusar bodong muncul kembali, terjadi infeksi, mati rasa di area kaki beberapa jam setelah operasi.
Jika hal ini terjadi, hubungilah dokter untuk berkonsultasi.
Pertanyaan Populer Terkait Hernia Umbilikalis
Parents mungkin masih penasaran dengan sejumlah informasi seputar pusar bodong atau hernia umbilikalis.
Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan beserta jawabannya seputar kondisi tersebut:
Apakah hernia umbilikalis berbahaya?
Hernia umbilikalis pada anak-anak biasanya tidak berbahaya.
Meski demikian, komplikasi tambahan di kemudian hari dapat terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa jika tali pusar diikat.
Usus yang tidak dapat didorong kembali melalui dinding perut terkadang tidak mendapatkan suplai darah yang cukup.
Ini dapat menyebabkan rasa sakit dan bahkan membunuh jaringan yang menyebabkan infeksi berbahaya atau bahkan kematian.
Apakah hernia umbilikalis bisa sembuh sendiri?
Menurut Johns Hopkins Medicine, sekitar 90 persen hernia umbilikalis pada akhirnya akan menutup dengan sendirinya.
Jika hernia umbilikalis tidak menutup sampai anak berusia 4 tahun, maka diperlukan perawatan lebih lanjut.
Apakah hernia umbilikalis harus dioperasi?
Operasi mungkin disarankan untuk anak jika hernianya berukuran besar atau belum hilang saat mereka mencapai usia 4 atau 5 tahun.
Pembedahan dilakukan untuk mendorong tonjolan kembali ke tempatnya dan memperkuat kelemahan pada dinding perut.
Anda biasanya disarankan untuk menunggu anak mencapai usia ini karena operasi tidak penting dilakukan kecuali ada komplikasi.
Risiko anak Anda mengalami komplikasi sangat rendah.
Apakah hernia umbilikalis bisa membesar?
Hernia umbilikalis mungkin membesar saat tertawa, batuk, menangis atau saat buang air.
Ukurannya juga bisa mengecil saat bersantai atau berbaring.
Dalam banyak kasus, hernia umbilikalis masuk kembali dan otot-otot menutup dengan sendirinya saat anak berusia 4 atau 5 tahun.
Nah, Parents, sekarang sudah tahu, kan, kalau pusar yang menonjol pada bayi tidak berbahaya.
Hernia umbilikalis akan menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya umur bayi.
Jadi, tak perlu kuatir atau cemas, ya, Bun!
***
Umbilical hernia – Symptoms and causes
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/umbilical-hernia/symptoms-causes/syc-20378685
Umbilical Hernia
www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hernias/umbilical-hernia
Umbilical Hernia: Causes, Symptoms, Diagnosis, and More
www.healthline.com/health/umbilical-hernia
Umbilical Hernias (for Parents)
kidshealth.org/en/parents/umbilical-hernias.html
Umbilical hernia repair
www.nhs.uk/conditions/umbilical-hernia-repair/#
Umbilical Hernia: Definition, Symptoms, Treatment
www.verywellfamily.com/umbilical-hernia-treatment-and-repair-2634116
Baca juga:
10 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Parents Waspadai!
Bila Bayi Tidak Kencing Lebih dari 6 Jam, Ini yang Harus Parents Perhatikan!
7 Ciri Bayi Sakit Badan Beserta Tips Mengatasinya, Parents Wajib Tahu!