Berdasarkan Pengalaman, Ini 5 Hal yang Menjadikan Setiap Perempuan Hebat

Menjadi seorang ibu adalah perjuangan tanpa akhir yang berbuah pahala, dan inilah beberapa hal yang menjadikan setiap perempuan hebat dengan caranya masing-masing.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memutuskan suatu hal adalah pilihan setiap orang. Salah satunya adalah pilihan untuk menikah dengan berbagai prinsip dan tujuan masing-masing. Selain untuk beribadah kepada Allah, mungkin untuk menambah keturunan, untuk menghindari zina, dan lain-lain. Dan, tahukah Bunda kalau ada beberapa hal yang menjadikan setiap perempuan itu hebat dengan caranya masing-masing?

Yang sudah pasti ketika sudah menikah nanti, kita harus tahan dengan berbagai cobaan dan ujian yang menerpa. Karena tidak selamanya manis dan tidak selamanya juga pahit. Semangat, ya, Bun, kalian semua hebat.

Setelah memutuskan untuk menikah di umur 21 tahun, saya mengalami banyak perubahan dari segi gaya hidup, kebiasaan, pola pikir, dan segala macam. 

Semua perempuan hebat. Karena dimulai hamil, melahirkan, menyusui, mengurus anak, mengurus suami, mengurus rumah, dan bahkan menjadi seorang ibu dan istri itu harus serba bisa. Luar biasa sekali, dan Ibu saya adalah salah seorang inspirasi dalam kehidupan saya. Sekarang surga saya sudah berpindah ke suami, yang artinya saya harus patuh dan taat kepadanya.

Artikel terkait: Belajar Manajemen Waktu di Kehamilan Pertama, Ternyata Tak Semudah yang Kupikirkan

Hal yang Menjadikan Perempuan Hebat dengan Caranya Masing-masing

Dimulai dari kehamilan, pola makan yang harus terjaga dan harus memberikan nutrisi terbaik untuk sang buah hati dan yang pastinya ada pengeluaran tambahan. Seperti kontrol ke bidan, USG, susu hamil, dan sebaginya.

Lantas, apa saja yang membuat semua perempuan itu hebat? Di bawah ini adalah beberapa pengalaman saya yang mungkin Bunda di luaran sana lebih hebat melaluinya:

1. Tak Mudah Melalui Cobaan Seperti Morning Sickness

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada trimester pertama, apakah Bunda mengalami morning sickness? Sip, kita samaan. Kehamilan anak pertama, saya mengalami morning sickness hingga trimester pertama berakhir. Selain menguras tenaga, membuat cemas, tidak karuan dan bahkan nyalahin diri sendiri, apalagi kalau suaminya enggak ngasih support bawaanya pengen nangis aja. Tapi, hebat ketika Bunda bisa melewatinya dengan ikhlas dan sabar.

2. Kebiasaan Berubah dan Kondisi Kesehatan yang Perlu Diperhatikan

Perihal kebiasaan, ketika sudah nikah setelah salat subuh langsung sibuk menyiapkan sarapan untuk suami kerja, dan segala hal. Dalam keadaan hamil pun harus tetap melayani suami, tapi beruntung jika suaminya mengerti.

Apalagi saya yang ketika hamil HB (hemoglobin) kurang, yang kalau emang kekurangan darah berarti anemia yang bisa menyebabkan pusing. Saya memiliki HB yang kurang semenjak sebelum nikah, karena setiap mau donor hemoglobinnya kurang. Jadi tidak bisa donor darah. Bahkan punya niat baik mau donor darah beberapa kali, tapi tetap ditolak karena alasan yang sama.

Seharusnya, ketika sudah tahu kurang hemoglobin, langsung minum obat penambah darah atau memperbaiki pola makan. Jadi, ketika sudah nikah dan hamil, hemoglobinnya sudah cukup. Mungkin Bunda di sana juga memiliki masalah yang sama ketika hamil, yaitu hemoglobinnya kurang, semangat ya, Bun. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Hubungan Jarak Jauh dengan Pasangan

Yang ketiga, perempuan hebat di luaran sana adalah ketika bisa LDM (Long Distance Marriage) dengan suami yang mengharuskan LDM dalam waktu yang sangat lama. Itu artinya, hubungan jarak jauh pada pernikahan.

Bahkan ada yang baru satu hari atau dua hari menikah sudah LDM dikarenakan pekerjaan suami dan tidak bisa ikut suami, jadi hanya menunggu suami pulang.

Tapi bukan mengklaim bahwa saya hebat. Hanya saja, seminggu setelah menikah saya LDM dengan suami, dan suami pulang bisa dua minggu sekali atau bahkan tiga minggu sekali. Keadaan saya pun sedang hamil, merasa ada yang kurang. Karena bonding time pada 100 HPK sangat berharga bagi janin.

Pasti bukan saya saja yang mengalami LDM. Para Bunda pasti bisa melewati masa itu, jangan lupa untuk terus mendoakan suami setiap waktu ya, Bun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Harus Tinggal Terpisah dengan Anak, Inilah Kisahku Sebagai Seorang Ibu

4. Menikah Saat Masih Mengeyam Pendidikan

Banyak yang memutuskan menikah ketika masih kuliah, itu bukan pilihan yang salah. Karena kembali lagi kepada niat atau tujuan masing-masing dan prinsipnya seperti yang telah dijelaskan di atas. Dan saya memutuskan untuk menikah ketika masih kuliah, itu adalah satu alasan saya LDM dengan suami, karena suami bekerja di kota yang berbeda.

Tapi ketika libur semester saya dan suami tidak LDM, yang artinya tinggal berdua dan bisa quality time, serasa pengantin baru kalau udah lama gak ketemu.

Dan hebat buat Bunda yang memutuskan menikah ketika masih kuliah dan sekaligus mengurus rumah tangga dengan segala pekerjaan yang tidak ada habisnya, apalagi kalau Bunda juga mencari kerja sampigan misalkan dengan berjualan saat mempunyai anak. Sudah pasti capeknya luar biasa. Tapi bukan berarti harus mengeluh, ya, Bun. Sesekali sempatkan waktu untuk me time agar tetap menjaga kewarasan.

5. Banyak yang Harus Dikorbankan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Bunda termasuk orang yang meninggalkan pekerjaan demi mengurus rumah tangga? Sebelum menikah, saya mengajar di TK dan Madrasah Diniyah, kebetulan bisa membagi waktu antara kerja dan kuliah.

Tapi setelah menikah, suami menyuruh keluar dari mengajar. Karena jarak tempuh antara rumah dan tempat mengajar cukup jauh dan suami ingin saya di rumah saja menjaga kehormatan. Awalnya berat untuk meninggalkan pekerjaan itu, tetapi saya berpikir bahwa perempuan di luar sana juga mungkin banyak yang rela meninggalkan pekerjaannya demi berbakti kepada keluarga. Dan bahkan selain kehilangan pekerjaan juga kehilangan sahabat-sahabatnya.

Artikel terkait: Alami Baby Blues hingga Drama MPASI, Inilah Perjuanganku Menjadi Seorang Ibu

Terlepas dari poin yang disebutkan, semua perempuan itu hebat. Mungkin saat ini pengalaman saya belum ada apa-apanya dibandingkan Bunda di luaran sana yang sudah melalui banyak hal. Dimulai kurangnya ekonomi keluarga, mertua yang tidak sebaik yang dipikirkan, anak yang susah makan dan Bunda mencari cara agar si kecil mau makan. Tapi, konflik yang menerpa nyatanya merupakan sebuah hal yang menjadikan setiap Bunda sebagai perempuan hebat. Tetap semangat, ya, Bun!

***

Ditulis oleh Bunda Firtia Nurjannah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: 

Perjalanan Sebagai Seorang Ibu Tidaklah Mudah, Ini Pesanku untuk Para Bunda

id.theasianparent.com/perjalanan-kehamilan-pertama

Mengurus Rumah dan Anak Tanpa Bantuan Asisten, Ini Caraku Melakukannya