Waspadai Gejala Endometritis, Infeksi Rahim Pascamelahirkan!
Infeksi rahim setelah melahirkan atau gejala endometritis wajib diwaspadai setiap ibu. Baca penjelasannya di sini.
Menjaga kesehatan pasca melahirkan menjadi hal yang penting dilakukan karena risiko infeksi bisa saja terjadi. Salah satu infeksi yang sebaiknya tak luput dari perhatian ialah endometritis postpartum atau infeksi pada lapisan rahim pascamelahirkan. Infeksi ini dikenal dengan nama endometritis, karena efeknya yang sangat berbahaya, maka gejala endometritis perlu diwaspadai.
Ini bisa mungkin terjadi pada setiap ibu yang baru melahirkan, khususnya saat berada sekitar enam minggu pascamelahirkan. Risikonya bisa bertambah besar karena beberapa faktor, salah satunya kelahiran melalui metode Caesar.
Infeksi ini disebabkan oleh masuknya bakteri ke rahim selama proses persalinan, Bun. Bila tidak dengan cepat dan tepat, infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Oleh karena itu setiap ibu wajib mewaspadainya, ya.
Artikel terkait: Inilah 15 Ciri-ciri Darah Putih Naik Pasca Melahirkan Beserta Penyebabnya
Komplikasi Endometritis Pascamelahirkan
Infeksi yang tak terobati ini bisa menjalar hingga parah, biasanya berkembang menjadi sepsis. Selain itu infeksi juga bisa menyebar ke luka operasi caesar, atau di dalam area perut.
Selain itu, bentuk komplikasi serius lainnya yang bisa dialami ibu yakni:
- Mengalami peritonitis atau infeksi panggul dan rongga perut.
- Munculnya abses atau nanah di rahim.
- Terjadinya infertilitas atau kemandulan setelahnya.
- Syok septik yang mengakibatkan kondisi tekanan darah ibu yang sangat rendah. Kondisi ini dapat berakibat fatal dan membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit.
Memeriksakan pada dokter menjadi hal penting. Pengobatan yang tepat dengan antibiotik yang diresepkan bisa mengurangi risiko komplikasi.
Artikel terkait: 8 Pemeriksaan Setelah Melahirkan yang Harus Bunda Perhatikan
Apa Saja Gejala Endometritis?
Gejala endometritis postpartum ini dapat bervariasi pada setiap ibu. Gejala biasanya akan muncul 1-3 hari setelah proses persalinan.
Oleh karena itu gejala-gejala umum berikut ini sebaiknya tetap menjadi acuan, seperti:
- Demam tinggi
- Nyeri di daerah perut bagian bawah
- Keluarnya bau dari vagina
- Peningkatan pendarahan dari vagina yang abnormal, jumlahnya lebih banyak dan terdapat gumpalan
- Mengalami nyeri saat buang air kecil
- Merasa tidak enak badan
Artikel terkait: Waspada! Ini 10 Larangan Setelah Melahirkan Normal yang Perlu Dihindari
Faktor-faktor Risiko Endometritis
Ada beberapa kondisi ibu pasca melahirkan yang lebih rentan mengalaminya, seperti:
- Ketuban pecah dini atau lebih lama dari bayi lahir
- Cairan ketuban bayi terkontaminasi mekonium, jadi keruh
- Kesulitan melepaskan plasenta
- Banyak pemeriksaan internal selama persalinan
- Bumil memiliki riwayat penyakit radang panggul (PID)
- Mengalami bacterial vaginosis (BV) saat hamil
- Bumil terinfeksi dengan streptococcus Grup B
- Ibu hamil terinfeksi HIV
- Ibu yang mengalami obesitas
- Kondisi anemia ibu hamil
- Sanitasi saat persalinan yang buruk.
Artikel terkait: Kondisi Rahim Setelah Melahirkan Normal dan Caesar, Ini yang Terjadi
Kemungkinan Infeksi Rahim Pascamelahirkan
Kondisi ini juga bisa ditengarai oleh proses kelahiran bayi. Terdapat beberapa kemungkinan sesuai dengan jenis persalinan di antaranya:
- Melahirkan secara normal memiliki kemungkinan 1-3%
- Persalinan Caesar seperti yang telah dijadwalkan: 5 hingga 15%
- Persalinan Caesar yang tidak dijadwalkan atau spontan: 15 hingga 20%.
Diagnosis
Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini pada perempuan. Umumnya, pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk lebih memastikan.
Di samping itu, ada beberapa tes tambahan untuk lebih meyakinkan diagnosis endometritis ini, di antaranya:
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan dari dinding rahim.
- Menghitung jumlah sel darah putih atau leukosit dan laju endap darah melalui tes urine dan pemeriksaan darah lengkap.
- Pemeriksaan cairan pada vagina yang keluar.
- Laparskopi atau operasi kecil dengan membuat sayatan di dinding perut.
- CT-scan dan USG panggul sebagai bagian dari pemeriksaan radiologis.
- Tes keberadaan bakteri chlamydia atau gonore yang mungkin jadi salah satu penyebabnya.
Pencegahan Gejala Endometritis
Selain upaya pencegahan dengan memerhatikan sanitasi lingkungan, ada antibiotik yang diketahui bisa mencegah infeksi ini.
Melakukan operasi Caesar bisa membuat Bunda berisiko mengalami infeksi jenis ini.
Sebelum operasi ada baiknya vagina dibersihkan dengan larutan antiseptik povidone-iodine sesuai anjuran dokter.
Ada juga antibiotik yang diketahui bisa melindungi dari bakteri Streptococcus grup B di sekitar vagina, pertimbangkanlah bila dokter menyarankannya.
***
Nah Bunda, bila mengalami berbagai gejala di atas sebaiknya jangan diabaikan ya, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Selain itu, lakukanlah konsultasi secara rutin selama mas kehamilan lalu ikuti berbagai saran yang diberikan dokter.
Infections of the Uterus After Delivery
https://www.msdmanuals.com/home/women-s-health-issues/postpartum-care/infections-of-the-uterus-after-delivery?autoredirectid=17858
Postpartum endometritis
https://patient.info/pregnancy/postpartum-endometritis-leaflet
Infeksi Rahim Beserta Penyebab dan Langkah Penanganannya
www.alodokter.com/infeksi-rahim-harus-segera-ditangani
Baca Juga:
10 Pantangan Ibu Melahirkan Sebelum 40 Hari, Bukan Sekadar Mitos!
10 Tips Meredakan Nyeri Pasca Melahirkan, Simak Caranya, Bun!
Kenali 5 Penyebab Bunda Sering Berkeringat di Malam Hari Pascamelahirkan