Hipotensi merupakan kondisi saat tekanan darah kita berada di bawah 90/60 mmHg. Istilah awamnya adalah darah rendah.
Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk pada anak-anak. Umumnya, kondisi ini tidak berbahaya, kok, Parents. Namun, dalam beberapa kasus, tekanan darah rendah ini bisa menyeabkan seseorang pusing, lemas, sulit konsentrasi, menjadi gejala dari suatu penyakit, hingga bisa sebabkan syok.
Nah, tekanan darah rendah yang menimbulkan syok juga akan membuat tubuh kekurangan oksigen. Sehingga, jika tidak ditangani segera, ini bisa saja berbahaya bagi nyawa.
Selengkapnya, melansir berbagai sumber, yuk langsung saja simak ulasan terkait penyebab, gejala, serta cara mencegah hipotensi berikut ini!
Hipotensi – Penyebab, Gejala, Cara Mengobati dan Mencegahnya
Dalam keadaan normal, tekanan darah berada pada kisaran 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah di bawah itu, maka Anda bisa dikatakan mengalami hipotensi.
Penyebab dari kondisi ini beragam pada tiap orang dan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Pertambahan usia juga bisa saja memengaruhi.
Bahkan, tekanan darah pada manusia juga bervariasi sepanjang harinya, tergantung pada beberapa faktor seperti posisi tubuh, iriama pernapasan, level stres, kondisi fisik, serta apa yang dikonsumsi.
Beberapa faktor penyebab hipotensi di antaranya adalah:
- Kehamilan, tekanan darah ibu hamil bisa menurun seiring berkembangnya sirkulasi darah dalam tubuh
- Dehidrasi
- Infeksi dalam suatu jaringan yang memasuki aliran darah seperti sepsis
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping terkait terkanan darah seperti furosemide, propranolol, levodopa, furosemide, dan sejenisnya
- Ketidakseimbangan hormon
- Teganggunya fungsi jantung, sehingga sebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh yang berakibat pada tekanan darah menurun. Misalnya, syok kardiogenik.
- Terjadinya perdarahan dalam jumlah besar akibat cedera
- Reaksi aleri parah
- Kekurangan vitamin B12 dan asam folat juga bisa sebabkan anemia yang bisa menimbulkan tekanan darah menurun.
Tipe Hipotensi
Hipotensi dibagi menjadi beberapa tipe sesuai dengan penyebab dan kapan tekanan darah menurun, seperti:
- Hipotensi Ortostatik atau postural: Penurunan tekanan darah yang terjadi ketika mengubah posisi dari duduk atau berbaring menjadi berdiri. Biasanya terjadi pada orang segala usia.
- Neural mediated hypotension (NMH) dapat terjadi ketika berdiri terlalu lama yang bisa menyebabkan darah menumpuk di tungkai. Biasanya, kondisi ini kebanyakan dialami oleh anak-anak
- Postprandial: Penurunan tekanan darah yang terjadi setelah makan. Masih menjadi bagian dari jenis hipotensi ortostatik, biasanya dialami orang dewasa yang usianya lebih tua terutama mereka yang memiliki penyakit parkinson.
- Hipotensi berat atau eksrim yang berhubungan dengan syok. Terjadi ketika organ tidak mendapatkan darah dan oksigen yang dibutuhkan. Jika tidak ditangani segera, maka kondisi ini bisa saja mengancam kesehatan.
Gejala yang Timbul
Umumnya, kondisi tekanan darah rendah tidak menimbulkan gejala. Namun, beberapa gejala berikut ini bisa timbul pada sebagian orang, seperti:
- Sakit kepala atau pusing
- Pingsan
- Penglihatan kabur atau memudar
- Merasa mual
- Merasa lelah dan sesak napas
- Kurang konsentrasi
- Tubuh jadi tidak stabil
Mengutip Mayoclinic, pada hipotensi eksrim juga dapat mengakibatkan syok. Tanda dan gejalanya meliputi:
- Menjadi kebingungan, biasanya terjadi pada orang tua
- Keringat dingin, kulit terlihat lebih pucat
- Pernapasan menjadi cepat atau lebih pendek
- Denyut nadi menjadi melemah dan atau cepat
- Jantung berdebar
- Sesak napas
Saat mengalami gejala tersebut, Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penyebab tekanan darah menurun sehingga bisa segera diatasi.
Hubungi dokter atau rumah sakit segera terutama ketika Anda mengalami gejala syok. Pasalnya, tekanan darah ekstrim yang menimbulkan syok bisa saja membahayakan nyawa jika tidak ditangai segera. Kondisi ini juga bisa menimbulkan komplikasi yang bedampak pada fungsi organ seperti otak dan jantung.
Diagnosis dan Pengobatan
Sama seperti kondisi kesehatan lain, diagnosis ini juga dilakukan dengan wawancara riwayat kesehatan dan tentunya pemeriksaan tekanan darah menggunakan sfigmomanometer untuk mengukurnya.
Jika hasilnya rendah dan diiringi dengan gejala tertentu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kemungkikan penyakit lain yang menyebabkan hipotensi. Adapun pemeriksaan lanjutan yang biasanya dilakukan adalah:
- Tes darah
- Elektrokardiografi atau EKG untuk mendeteksi struktur jantung yang tidak normal dan detak jantung tak beraturan
- Ekokardiogram untuk memeriksa fungsi jantung dan mendeteksi apakah ada masalah pada jantung atau tidak
- Stress Test atau uji latih jantung untuk melihat fungsi jantung ketika melakukan aktivitas
- Manuver valsava untuk memeriksa kondisi saraf dan sistem pernapasan pasien
- Untuk pasien hipotensi ortostatik, biasanya dilakukan tes tilt table untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri.
Mengutip Alodokter, pengobatan pertama ketika tekanan darah menurun adalah duduk atau berbaring. Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan pertahankan posisi tersebut selama beberap saat. Kalau tidak juga reda, maka perlu penanganan dokter.
Pengobatan hipotensi juga biasanya dilakukan sesuai dengan penyebabnya, bertujuan untuk meningkatkan tekanan darah dan meredakan gejala yang muncul. Perawatan yang dilakukan berupa perubahan gaya hidup dan pola makan seperti:
- Memperbahnya konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi untuk meningkatkan tekanan darah
- Olahraga teratur
- Perbanyak cairan agar mencegah dehidrasi dan meningkatkan volume darah
- Mempelancar aliran darah dengan menggunakan stoking khusus pada tungkai
- Dokter juga bisa saja mengurangi dosis atau mengganti jenis obat yang Anda konsumsi apabila tekanan darah disebabkan oleh faktor obat-obatan
- Untuk tekanan darah rendah yang disertai syok, biasanya diberikan perawatan darurat dengan infus, obat, dan melakukan transfusi darah untuk bisa mencegah terjadinya keursakan fungsi organ.
Upaya Pencegahan
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Tekanan darah rendah juga bisa kita cegah agar tidak menimbulkan gejala kesehatan yang mengganggu. Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya:
- Saat malam, sebaiknya hindari konsumsi kafein dan batasi minuman beralkohol
- Tidak langsung berdiri saat makan
- Makan secara perlahan dan makanlah dalam porsi kecil tetapi sering
- Saat tidur, upayakan untuk berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi. Anda bisa menggunakan beberapa tumpukan bantal untuk menyangga
- Jangan terburu-buru atau terlalu cepat saat hendak berdiri setelah duduk atau berbaring
- Hindari terlalu lama berdiri atau duduk
- Tidak mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba
- Ubah pola makan dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan gizi seimbang, serta olahraga teratur
- Cukupi istirahat dan hindari stres
Parents, itulah penjelasan seputar gejala, penyebab, cara mengobati dan mencegah hipotensi atau tekanan darah rendah. Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami gejala, terutama gejala yang mengindikasi hipotensi ekstrim yang sebabkan syok. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Penyebab dan Gejala Eritema Multiformis, Infeksi Kulit yang Berisiko Terjadinya Komplikasi
4 Gejala Gula Darah Tinggi yang Patut Diwaspadai, Catat!
Jarang Disadari, Ternyata 5 Hal ini yang Sebabkan Gusi Turun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.