Buat Parents yang punya anak remaja, pernahkah mereka curhat dan merasa galau karena terjebak friendzone? Atau, Anda sendiri pernah mengalaminya?
Secara umum, memang banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya tengah terjebak dalam zona teman atau dalam bahasa slang disebut friendzone, lo. Meski bukan berarti negatif, tetapi ini punya arti bahwa hubungan anak dan gebetan tak bisa berlanjut ke hubungan yang lebih serius.
Segala perhatian dan rasa spesial seseorang bisa jadi hanya dianggap biasa oleh temannya dan ini bisa membuat individu lelah. Belum lagi, jika ‘si dia’ ternyata bertemu dengan sosok yang idaman, maka seseorang yang terjebak di zona pertemanan saja akan kalah bersaing dan harus menelan pil pahit karena hanya dianggap teman atau sahabat.
Nah, zona pertemanan ini memang bisa dialami oleh siapa pun, termasuk Parents sendiri. Namun, biasanya, fenomena zona pertemanan ini kerap dialami oleh remaja hingga orang dewasa muda.
Lalu, bagaimana sih sebenarnya mengetahui jika kita terjebak dalam hubungan yang tak lebih dari teman ini? Melansir berbagai sumber, berikut penjelasan selengkapnya!
Memahami Arti Friendzone
Friendzone dalam kamus Oxford didefinisikan sebagai hubungan lawan jenis yang salah satu di antaranya memiliki intensi atau ketertarikan secara romantis ataupun seksual.
Sementara Psychology Today menggambarkan perasaan teman atau orang kedua bisa sama sekali tidak menyadari atau malah sengaja menghindari maksud dari orang pertama.
Dilihat dari definisi tersebut jelas bahwa perasaan spesial datang dari satu pihak saja. Sementara, pihak lain bisa jadi tidak memiliki intensi atau belum memiliki intensi tersebut. Hal ini karena ia menganggap hubungan dekat ini murni hanya pertemanan saja dan tidak lebih.
Mengartikan status hubungan dalam zona teman ini memang tidak mudah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena jika salah paham, maka hubungan yang dijalin bisa rusak. Oleh sebab itu, sebaiknya seseorang tidak terburu-buru mendefinisikan hubungan ia dan seseorang yang dianggap spesial sebelum memahami penuh tentang zona teman ini.
Artikel terkait: 11 Arti Mimpi Teman Meninggal, Tanda Rasa Takut Hingga Kehilangan
Percakapan Bisa Menjadi Tanda
Merasa putus asa karena hubungan tidak berkembang dan hanya dianggap sebagai teman biasa memang bisa membuat seseorang terutama remaja frustasi. Seringkali seseorang membesarkan hati dan menganggap bahwa perilaku ini wajar karena gengsi atau jual mahal.
Melansir dari Science of People, ada beberapa tanda yang bisa dipahami jika ingin tahu apakah situasi yang tengah dihadapi ini baik atau tidak. Salah satunya, dengan mengingat percakapan yang sering dilakukan anak remaja Anda bersama gebetan.
Kalimat-kalimat seperti ini mungkin bisa Anda definisikan sebagai:
- “Wow, aku tidak percaya kamu belum punya pacar” berarti “Kamu baik, tapi bukan untukku”
- “Aku nggak mau merusak hubungan baik ini” berarti “Aku nyaman menjadi teman saja, tidak lebih”
- “Kamu seperti kakak/adik buatku” artinya “Aku menyayangimu tapi tidak secara romantis”
Artikel terkait: 3 Penyebab Utama Istri Marah Sepanjang Waktu, Suami Wajib Tahu!
Ciri-ciri Friendzone
Science of People juga menjelaskan beberapa ciri-ciri yang mungkin ditemui seseorang saat bersama gebetan. Ini bisa menjadi alarm agar seseorang tidak berharap lebih kepada teman yang disukainya:
- Selalu mengajak orang ketiga atau orang lain jika mengajak bertemu
- Pelaku friendzone tidak pernah mau berduaan dengan teman lawan jenisnya, dan kerap secara gamblang mengajak sosok yang ditaksir saat bertemu
- Sering menyia-nyiakan ketulusan
- Tidak jaim atau merasa tidak segan melakukan hal memalukan bersama
- Menolak hal-hal romantis, berupa pemberian atau aksi
- Tidak melakukan pengorbanan seperti yang dilakukan teman yang menaksirnya pada mereka
- Sering menjodoh-jodohkan teman yang menaksirnya dengan yang lain
- Tidak memberikan tanda adanya getaran cinta saat bertemu
Beberapa poin di atas nampaknya cukup jelas untuk menjelaskan jika perasaan dua orang yang terjebak zona pertemanan tidaklah sama. Seseorang akan merasa bahwa segala hal romantis hanya datang dari satu pihak tanpa ada respon atau balasan.
Namun biasanya, alih-alih menolak secara tegas, pelaku friendzone akan tetap bersikap ramah dan terus membuat temannya bimbang akan perasaannya. Inilah alasan yang membuat kebanyakan orang yang terjebak di zona pertemanan sering kali galau dan mempertanyakan perasaannya.
Artikel terkait: Suami, ternyata ini alasan para istri mudah emosi sepanjang hari
Berbagai Cara Mengatasi Friendzone
Merasakan cinta bertepuk sebelah tangan tentunya tidak mudah. Apalagi jika sudah lama berada di dekat mereka yang membuat hubungan menjadi tambah rumit. Namun, ada beberapa hal yang bisa diusahakan agar bisa keluar dari zona pertemanan ini. Bagi anak remaja atau Anda sendiri yang sedang terjebak di zona pertemanan, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Tunjukkan rasa kurang tertarik
Sadari jika hubungan ini tidak berjalan dengan seimbang. Tunjukkanlah rasa kurang tertarik secara halus jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Ini juga bisa membuat ekspektasi lebih berkurang dan hati tidak akan berharap lebih jika gebetan tidak bisa membalas cinta atau tak punya perasaan yang sama.
2. Menyibukkan diri
Jika selama ini Anda selalu ada untuknya dan mengorbankan kegiatan lain, maka kini lakukan sebaliknya. Buat diri jadi prioritas dan jangan hanya gunakan waktu luang untuk menemaninya.
Jika ia merasa kehilangan, maka ini adalah lampu hijau. Namun, jika ia cuek dan malah jalan dengan yang lain, Anda bisa segera move on.
3. Membuat kompetisi
Jika ia mudah dibuat cemburu, maka buatlah kompetisi. Alih-alih membuat ia jadi pilihan, sesekali bandingkan ia dengan teman lain yang Anda buat bagai sosok ideal.
Jika ia cemburu, kemungkinan gebetan Anda menyimpan sedikit rasa yang tidak disadari. Namun jika ia cuek, maka jelas bahwa ia tidak tertarik menjadi orang spesial untuk Anda.
4. Minta ia untuk lakukan sesuatu
Jika Anda kerap melakukan sesuatu untuknya, buatlah ia melakukan hal yang sama untuk Anda. Sebagai contoh, dengan memintanya untuk menemani Anda melakukan hobi atau sekadar meluangkan waktunya. Jika ia tidak bisa melakukannya maka ia tidak cukup berharga untuk Anda perjuangkan.
Selain cara di atas, salah satu cara untuk mengatasi atau keluar dari zona pertemanan adalah bersikap tegas. Apabila menyukai seorang teman atau teman tersebut punya indikasi ketertarikan pada kita, maka jangan ragu untuk membicarakan tentang hal ini pada mereka. Hal ini dilakukan agar hubungan kalian bisa memiliki status lebih jelas dan tidak ada kesalahpahaman yang terjalin.
Demikianlah penjelasan tentang friendzone. Semoga bisa membantu untuk Anda yang mengalami, atau pun bisa menjadi solusi bagi anak remaja Parents yang tengah galau akibat terjebak dalam zona ini, ya!
****
Baca juga:
7 Hal Ini Dipikirkan Suami Saat Lihat Istri Menangis, Cemas Hingga Merasa Dimanipulasi
10 Tanda Anda Memiliki Kecerdasan Emosi yang Tinggi
Sering Memendam Emosi? Hati-hati 4 Bahaya yang Mengintai Ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.