Flek atau perdarahan saat hamil tua, pasti akan membuat Bunda sangat khawatir.
Namun, apakah penyebab flek di trimester ketiga ini, dan apakah berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin?
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Artikel terkait: Muncul Flek Saat Hamil, Bisa Jadi Bunda Mengalami Hal Ini!
Flek Saat Hamil Tua, Apakah Berbahaya?
Dilansir dari Medilineplus, satu dari 10 wanita akan mengalami pendarahan vagina selama trimester ketiga kehamilan mereka.
Ketika kehamilan dimulai, serviks (mulut rahim) akan lebih terbuka atau melebar.
Hal inilah yang memungkinkan adanya sejumlah kecil darah bercampur dengan keputihan atau lendir selama kehamilan.
Namun, perdarahan atau flek juga bisa merupakan tanda masalah yang lebih serius.
Jadi, dalam beberapa bulan terakhir kehamilan, Anda harus selalu melaporkan apa yang terjadi pada bidan atau dokter langganan Bunda secepat mungkin.
Artikel terkait: Pengakuan Ibu Hamil yang Mengalami Flek, Bayiku Terlilit Tali Pusar 2 Kali
Apa Perbedaan antara Flek dan Perdarahan Saat Hamil?
Bercak atau flek adalah ketika terdapat beberapa tetes darah pada pakaian dalam Anda.
Flek ini biasanya tidak akan memenuhi panty liner.
Sementara itu, jika terdapat aliran darah yang lebih banyak, sampai Anda membutuhkan pembalut untuk menampungnya, kondisi itu disebut perdarahan.
Flek saat hamil bisa disebabkan hal berikut:
- Berhubungan seks (paling sering hanya bercak)
- Penyakit atau infeksi pada vagina atau leher rahim
- Fibroid uterus atau pertumbuhan atau polip serviks.
Penyebab pendarahan yang lebih serius mungkin termasuk:
- Placenta previa, yaitu masalah kehamilan di mana plasenta tumbuh di bagian bawah rahim, dan menutupi seluruh atau sebagian dari mulut rahim.
- Plasenta abruptio (abrupsi), yaitu masalah kehamilan ketika plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum bayi lahir.
Artikel terkait: Pendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta Previa
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Flek atau Perdarahan Saat Hamil?
Karena perdarahan vagina selama kehamilan dapat menjadi tanda masalah, segera hubungi dokter saat terjadi perdarahan.
Kenakan pembalut agar Anda dapat melacak seberapa banyak pendarahan tersebut, dan catat jenis darahnya (misalnya, merah muda, cokelat, atau merah, teksturnya cair atau penuh gumpalan).
Selain itu, hindari menggunakan tampon atau berhubungan seks saat Anda masih mengalami perdarahan.
Bunda juga baiknya meminta USG untuk mengidentifikasi apa penyebab pendarahan Anda.
Ultrasonografi vagina dan perut sering dilakukan bersamaan ketika pedarahan terjadi.
Yang paling penting, segeralah pergi ke rumah sakit jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:
- Nyeri hebat atau kram hebat di perut
- Perdarahan hebat, walaupun tidak ada rasa sakit
- Pusing atau pingsan
- Demam lebih dari 38 derajat Celcius dan, serta menggigil
***
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda!
Baca Juga:
Keluar Darah Saat Hamil Tua Apa Benar Tanda Mau Melahirkan? Ini Kata Ahli
7 Jenis Buah untuk Menghentikan Perdarahan Saat Hamil, Catat Bun!