Fibroadenoma adalah tumor jinak yang tumbuh di bagian payudara dan sering dijumpai pada perempuan berusia 15-35 tahun. Kondisi ini bersifat tidak berbahaya, tetapi tetap harus ditangani sesuai dengan gejala yang dirasakan.
Penanganan yang tepat akan mencegah tumor berkembang menjadi kanker yang dapat membahayakan pasien. Lalu, seperti apa gejala, penyebab, dan pengobatan fibroadenoma? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Kenali Gejala dan Penyebab Fibroadenoma
Sumber: iStockphoto
Perempuan berusia 15-35 tahun sangat rentan mengalami fibroadenoma, yakni kondisi adanya benjolan di payudara yang berukuran kecil dan bertekstur padat serta bisa digerakkan. Benjolan tersebut berada di jaringan ikat dan dapat ditemukan di salah satu atau kedua sisi payudara.
Dalam beberapa kasus, tumor jinak ini bisa hilang dengan sendirinya. Namun, ada juga yang tumbuh membesar dan harus dioperasi. Itulah sebabnya perlu ada pemantauan dari tenaga medis untuk melihat perkembangan dari tumor tersebut. Jadi, pasien tetap membutuhkan penanganan medis.
Adapun gejalanya ditandai dengan tumbuhnya benjolan dengan ukuran 1-5 cm bahkan hingga 15 cm di salah satu atau kedua bagian payudara. Benjolan tersebut umumnya tidak terasa sakit, terasa kenyal dan padat ketika disentuh, berbentuk bundar dengan tepi benjolan yang mudah dirasakan, serta mudah digerakkan.
Selain itu, pada saat menstruasi, biasanya benjolan yang semula tidak sakit menjadi sedikit nyeri apabila dipegang. Pada ibu hamil dan menyusui, benjolan juga bisa berubah ukuran menjadi besar, tetapi bisa mengecil ketika memasuki masa menopause.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab dari fibroadenoma. Namun, ada faktor risiko yang meningkatkan munculnya benjolan, yaitu berusia di bawah 30 tahun, menjalani terapi estrogen atau terapi hormon lainnya, menggunakan pil KB sebelum usia 20 tahun, riwayat tumor dalam keluarga, dan obesitas.
Artikel terkait: Selain muncul benjolan, ini 8 gejala awal kanker payudara yang wajib Bunda tahu!
Bagaimana Cara Mendiagnosis Fibroadenoma?
Sumber: iStockphoto
Deteksi fibroadenoma bisa dilakukan sendiri di rumah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Namun, untuk hasil yang lebih akurat biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pengecekan melalui tiga metode berikut:
- Mammografi, yakni metode pengecekan dengan menggunakan sinar-X.
- USG payudara, yakni metode pengecekan untuk mendeteksi apakah benjolan di payudara bersifat padat atau berisi cairan. Pasien akan diminta berbaring di atas meja, lalu dokter akan menempelkan alat bernama transducer di atas kulit payudara yang hasilnya dapat dilihat di layar.
- Biopsi, yakni metode pengecekan melalui pengambilan sampel jaringan. Dokter akan memasukkan jarum ke dalam payudara lalu mengambil potongan kecil dari tumor untuk dicek di laboratorium.
Artikel terkait: Perbedaan Mastitis dan Kanker Payudara
3 Cara Pengobatan Fibroadenoma untuk Menghilangkan Benjolan
Sumber: iStockphoto
Pada umumnya, fibroadenoma tidak membahayakan sehingga tidak memerlukan tindakan operasi. Namun, jika gejala semakin parah seperti nyeri hebat, puting mengeluarkan cairan tidak normal, bentuk payudara berubah, benjolan membesar dengan cepat, dan lain sebagainya maka dokter akan menyarankan operasi pengangkatan yang terdiri dari:
1. Lumpektomi
Lumpektomi adalah prosedur pengangkatan benjolan untuk mengetahui jenis sel dan jaringan yang tumbuh pada benjolan. Perlu diketahui bahwa ada beberapa jenis fibroadenoma yang bervariasi mulai dari yang tidak berbahaya hingga yang berpotensi menjadi kanker. Dokter akan meneliti sampel jaringan yang telah diangkat untuk mengetahui risikonya.
2. Cryotherapy
Berbeda dengan lumpektomi, cryotherapy adalah prosedur pengangkatan benjolan dengan cara membekukan dan menghancurkan jaringan fibroadenoma. Metode ini dilakukan dengan menggunakan nitrogen cair, carbon dioxide snow, serta dimethyl ether dan propane (DMEP).
Artikel terkait: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Mengatasi Kolera pada Anak dan Orang Dewasa
3. Pengobatan di Rumah
Pasien juga bisa menjalani pengobatan di rumah apabila benjolan tidak membutuhkan tindakan operasi. Namun, pasien harus menjalani pemeriksaan rutin secara berkala dan menjadwalkan mammogram secara teratur. Selain itu, juga perlu pro aktif melakukan pemeriksaan SADARI di rumah serta meningkatkan kekebalan tubuh dengan olahraga teratur dan diet sehat.
Nah, Parents, itulah penjelasan fibroadenoma beserta gejala, penyebab, metode diagnosis, dan cara pengobatan. Hampir sebagian besar benjolan ini dapat ditangani tanpa harus operasi karena tidak membahayakan bagi pasien. Namun, tetap perlu dipantau secara berkala, ya, Parents. Semoga informasi di atas bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Beda dengan Tumor! Kenali Gejala hingga Pengobatan Kista Payudara
Penjelasan Lengkap Seputar Biopsi Payudara: Jenis, Risiko, Prosedur, Hingga Hasilnya
Hati-hati Filler Payudara, Lebih Banyak Dampak Negatifnya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.